Monday, September 22, 2014

ULASAN : TABULA RASA, FILM KULINER RASA KELUARGA




Setelah 2 film sebelumnya memproduksi film bergenre thiller ( Pintu Terlarang dan Modus Anomali ), Life Like Pictures merelease film ketiga produksi mereka dengan tema kuliner berjudul Tabula Rasa. Sama halnya Pintu Terlarang dan Modus Anomali, untuk Tabula Rasa,nama Sheila Timothy kembali sebagai produser. Sedangkan kursi sutradara diberikan kepada sutradara muda berbakat Adriyanto Dewo yang sebelumnya lebih banyak aktif menyutradarai film pendek yang bisa kita saksikan disalah satu omnibus Hi5teria dan Sanubari Jakarta. Tabula Rasa sendiri merupan film panjang pertama yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo. Dan perlu diketahui, Tabula Rasa juga merupakan film bertema kuliner pertama yang diproduksi oleh sineas kita.

Tabula Rasa sendiri bercerita Hans ( Jimmy Kobagau ) pemuda asal Serui ( Papua ) yang menerima tawaran seorang pencari bakat pemain sepakbola untuk merantau ke Ibu Kota Jakarta agar bisa menyalurkan bakatnya dalam mengolah si kulit bundar dan menjadi pemain profesional. Namun peruntungan Hans berkata lain, Hans mengalami cedera parah yang membuat mimpinya menjadi pemain sepakbola profesional juga musnah. Terkatung-katung dan menjadi gelandangan, disaat Hans sudah kehilangan semangat hidup, Hans bertemu Mak ( Dewi Irawan ), seorang pemilik rumah makan Minang sederhana. Di banyaknya perbedaan mereka, Hans dan Mak ternyata juga mempunyai banyak menemukan kesamaan yang membuat semangat hidup kembali terbentuk lewat makanan dan masakan yang disimbolkan melalui " Gulai Kepala Ikan Kakap " dengan rasa keluarga.

Tabula Rasa bisa dikatakan film yang cukup ambisius, semua proses riset, penggodokan naskah, shooting, post produksi memakan waktu 2 tahun. Detail masakan, makanan dan budaya didukung oleh Chef Adzan, penulis Rendang Traveller Reno Andam Sari. Jadi film kuliner pertama Indonesia ini sudah dipersiapkan dengan sangat sesempurna mungkin agar bisa menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik untuk semua penonton Indonesia.

Hasilnya, 2 tahun kerja keras tim produksi Tabula Rasa menyajikan sebuah tontonan yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai positif dalam banyaknya segala hal perbedaan. Skenario buatan Tumpal Tampubolon berhasil diaplikasikan dengan sangat baik oleh 4 karakter utama film ini. Bukti betapa detailnya dan lebih meyakinkan karakter yang dimainkan oleh Dewi Irawan, Yayu Unru dan Ozzol Ramdan sebagai orang minang, pihak produksi memakai jasa maestro tari dan budaya Minang untuk melatih dialek minang bagi para pemain, yang hasilnya apa yang kita dengar dan lihat dilayar, penonton akan mengira mereka bertiga adalah memang berasal dari Minang.


Tabula Rasa sebuah film yang makin memberikan sebuah tema baru pada penonton Indonesia yang belum pernah ada sebelumnya. Menyisipkan nilai-nilai budaya dan keluarga dalam jalinan ceritanya yang cocok untuk segala umur, dan juga perlu diketahui, bisa dibilang Tabula Rasa film pertama Lifelike Pictures yang bisa ditonton dengan anggota keluarga lainnya.

Subscribe to this Blog via Email :

1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
October 29, 2014 at 11:12 AM delete

Paling enak memang jalan-jalan sambil kuliner...
Jika ada siapa saja di sini yang merupakan pengusaha makanan dan kebanyakan usaha Agan tersebut banyak menerima pesanan 'bungkus' atau take away. Maka ane saranin untuk menggunakan Kemasan Makanan

Reply
avatar