Friday, October 30, 2015

ULASAN : THE LITTLE PRINCE





Diadaptasi dari novel klasik karya Antoine de Saint-Exupery berjudul sama dari Prancis dengan judul aslinya “ Le Petit Prince “ yang pertama kali direlease pada tahun 1943, setahun sebelum penulisnya meninggal dunia. Novelnya sendiri sudah diterjemahkan kedalam lebih 250 bahasa ( termasuk braille ). Kesuksesan novel The Little Prince sendiri sudah beberapa kali diadaptasi dalam bentuk drama theater maupun dalam bentuk film televisi. Di tahun ini, siap tayang di bioskop adaptasi film animasinya di layar lebar lewat rumah produksi Onyx Films, Orange Studio,On Entertainment dan distribusikan oleh Paramount Pictures. Sedangkan filmnya disutradarai oleh Mark Osborne ( Kungfu Panda ).





The Little Prince mengisahkan tentang seorang gadis kecil ( sampai akhir film tidak diketahui namanya ) yang diisikan suaranya oleh Mackenzie Foy ( Breaking Dawn, Instertellar ) yang sudah disiapkan masa depannya oleh sang ibu ( Rachel McAdams ). Hari-harinya, sejak ia kecil sampai ia dewasa nanti sudah diatur dengan rapih oleh ibu tercinta. Sampai akhirnya sang gadis kecil bertemu dengan dengan tetangga barunya seorang kakek ( Jeff Bridges ) yang memperkenalkannya pada dunia baru dan kisah yang luar biasa. Pada akhirnya sang gadis kecil akan melakukan perjalanan ajaib ke dalam imajinasinya sendiri dimana ia akan belajar dan semua itu hanya bisa dilihat dengan hati.




Sebuah plot cerita yang sederhana tentang seorang gadis kecil dengan seorang kakek, tapi jauh lebih dari dari sekedar kata sederhana ketika sang kakek menceritakan sebuah cerita tentang seorang pangeran kecil dengan keseluruhan konten isi cerita dan visual lewat animasi stop motion yang ditampilkan. Mark Osborne otak diballik adaptasi ini berhasil memvisualisasikan isi novel yang jauh lebih sederhana dari pada isi novel tanpa kehilangan pesona atau kekuatan isi ceritanya yang masih sangat relevan sindiran-sindirannya terhadap konsep manusia dewasa pada saat ini meskipun novelnya sendiri sudah berumur lebih dar 70 tahun.





The Little Prince adalah salah satu film animasi terbaik tahun ini yang lebih dari sekedar dari menghibur, yang membawa penonton dewasa dalam sebuah perenungan seperti ketika menonton Inside Out yang kebetulan jika dibandingkan punya benang merah cerita yang sama. Berbeda dengan Inside Out dengan konten cerita yang rumit tetapi masih berhasil lebih menyederhanakannya dan bisa dinikmati oleh penonton dbawah umur 13 tahun, hal yang tidak ada dalam The Little Prince yang mungkin sedikit membosankan untuk penonton dibawah umur 13 tahun.

Wednesday, October 28, 2015

PERESMIAN MEDIA CENTER FFI 2015





Jakarta, 27 Oktober 2015 – Panitia festival Film Indonesia ( FFI )2015 bersama dengan Badan Perfilman Indonesia ( BPI ) dan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan meresmikan media center yang berlokasi di Gedung C, kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan


Ketua Panitia FFI 2015 Olga Lydia mengatakan bahwa media center ini disiapkan selain untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan FFI2015, juga untuk memfasilitasi rekan-rekan media yang ingin mencari informasi seputar kegiatan FFI 2015.

Olga Lydia mengungkapkan “ Wartawan dapat memperoleh update berita. Selain itu uga media center akan diadakan diskusi-diskusi dengan narasumber seperti Pantia FFI 2015, aktor, aktris, sutradara, dan kritikus film,”. Sampai saat ini, Festival sudah memasuki tahap penjurian. Sampai dengan ditutupnya pendaftaran pada 15 Oktober 2015, sudah ada lebih dari 200 film yang masuk sebagai peserta FFI 2015. “ Sudah ada 18 film animasi, 63 film bioskop, 11 film dokumenter panjang, 53 film dokumenter, 116 film pendek fiksi dan 19 film televisi yang masuk menjadi peserta FFI 2015,” ujar Olga.



“ Penjurian dilakukan oleh 100 dewan juri yang memberikan penilaian lewat online voting, tanpa saling bertemu,” lanjut Olga. Selain itu, Olga Lydia juga menjelaskan bahwa hasil dari online voting akan diserahkan kepada pihak ke-3, yaitu Deloitte. Deleoitte adalah salah satu akuntan publik independen dan bertaraf internasional. Lebih lanjut Olga menjelaskan, yang bisa menjadi juri adalah mereka yang pernah mendapatkan Piala Citra atau yang berprestasi di bidangnya dan diutamakan yang tidak memiliki film di tahun ini.



Tak hanya mengubah sistim penjurian, kedepannya FFI juga akan mengambil tema khusus yang berbeda setiap tahunnya. Tema ini merupakan atribusi pada dunia perfilman, baik insannya maupun karyanya. Tahun ini ada sesi khusus untuk Teguh Karya, yang kebetulan juga kelahiran Pandeglang, Banten, provinsi yang menjadi tuan rumah FFI2015. Teguh Karya sendiri dikenal sebagai sineas film yang mengawali karier dari teater. Maka dari itu, tema yang akan diambil untuk tahun ini adalah “ Film dan Teater “.

Terkait dengan FFI 2015, akan ada penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pemerintah Daerah Banten yang akan diselenggarakan pada 30 Oktober 2015 di Pendopo Serang, Banten. Kemudian pada tanggal 12 November 2015 akan diumumkan nominasi FFI 2015 di La Moda Cafe, Plaza Indonesia. Lalu malam puncak FFI 2015 akan diselenggarakan pada tanggal 23 November 20155 di Indonesia Convention Extibition, Tangerang.



Kita lihat bagaimana hasil perombakan panitia FFI tahun ini. Semoga hasil negatif di beberapa sektor dipenyelenggaraan tahun FFI tahun lalu tidak kembali terulang dan dapat ditutupi tahun ini.









Saturday, October 24, 2015

ULASAN : BRIDGE OF SPIES




Waktu sudah membuktikan, jika Tom Hanks dan Steven Spielberg disatukan dalam satu film, maka dapat dipastikan, film tersebt akan menjadi luar biasa. Lihat Saving Private Ryan, Catch Me If You Can dan terakhir The Terminal, itupun belum termasuk dengan kerja sama mereka sebagai produser lewat mini seri “ Band Of Brothers “. Jika 2 nama itu saja bisa menjadikan sebuah film terasa menjanjikan, lalu bagaimana jika duet Tom Hanks dan Steven Spielberg ditambah dengan 2 orang paling luar biasa sebagai penulis naskahnya yaitu Ethan Coen dan Joel Coen yang ditemani juga oleh Matt Charman. Hasilnya ? Sebuah film yang luar biasa pula yang bisa kita tonton dalam “ Bridge Of Spies “.







Bridge Of Spies sendiri adalah fim bergenre drama-thiller yang diangkata dari kisah nyata yang mengambil seting pada masa perang dingin anatara Amerika serikat dan Uni Soviet tahun 60an yang mana pada masa itu issue mata-mata sangat sensitif dan pernag bisa terjadi kapan saja. Dibintangi oleh Tom Hanks sebagai James B. Donovan, seorang pengacara asuransi yang diminta oleh partner di firma tempat dia bekerja untuk membela seorang mata-mata Uni Soviet yang tertangkap Rudolf Abel ( Mark Rylance ). Hal ini sendiri dilakukan hanya sebagai basa-basi agar Amerika Serikat terlihat fair di mata dunia dalam memberikan hak seorang tawanan mata-mata. Tetap tanpa diduga James Donovan melakukan hal dari sekedar basa-basi dalam pembelaannya pada Rudolf Abel. Salah satu hasil pembelaannya adalah dapat menyelamatkan Abel dari hukuman mati. Hal yang membuat James Donovan menjadi orang paling dibenci di negerinya sendiri.



Ditempat lain, seorang pilot muda Francis Garry Powers ( Austin Stowell ) tertangkap oleh Uni Soviet, setelah pesawatnya yang sedang memata-matai Uni Soviet berhasil dijatuhkan. Lalu seorang mahasiswa ekonomi Amerika Serikat Frederic Pryor yang sedang kuliah di Jerman, ingin membawa kekasihnya berada di Jerman Timur untuk segera pindah ke Jerman Barat pada saat tembok Berlin sedng dibangun. Tetapi sayang, ketika ingin kembali ke Jerman Barat, mereka dihentikan oleh militer dan Frederic Pryor ditangkap karena diduga adalah mata-mata.



Situasi ini membuat kondisi Amerika Serikat menjadi limbung, dan prediksi James D. Donovan benar-benar terjadi, keputusannya membela Rudolf Abel agar tidak dihukum mati agar nantinya bisa dijadikan pertukaran tawanan jika mata-mata Amerika tertangkap terbukti tepat. Dalam situasi inilah peran James D. Donovan dibutuhkan oleh pemerintah untuk bisa menjadi negosiator pertukaran tawanan yang dibantu oleh CIA. Negosiasi yang alot dengan bumbu humor dengan sedikit ironi khas Coen bersauadara menjadikan durasinya 141 menit jadi tidak terasa.



Dengan durasi 141 menit ini, mesikipun film ini bertema mata-mata, jangan pernah sama sekali ada balutan adegan action didalamnya. Bridge Of Spies adalah sebuah film drama-thiller yang sangat menonjol dan kuat dengan dialognya ( Terima kasih pada Matt Charman, Ethan dan Joel Coen ) antar karakternya. Rudolf Abel yang diperankan Mark Rylance cukup menarik perhatian tersendiri dengan bisa membangun chemistry yang unik dengan Tom Hanks. Penggambaran negosiasi yang alot bisa tiba-tiba menjadi menegangkan bagi penonton seperti halnya ketika menonton “ 12 Angry Men “. Visual Uni Soviet di tahun 1960an dengan musim dinginnya Janusz Kaminski membuat tempo film ini makin menarik.



Bridge Of Spies sebuah drama thiller yang sangat menghibur dan akan menjadi topik pembicaraan ketika keluar dari dalam bioskop. Melihat hasil Brdige Of Spies, kita akan sangat menunggu Spielberg, Tom Hanks Ethan dan Joel Coen untuk kembali bekerja sama di dalam film dengan posisi mereka masing-masing. The Winning Team....

Wednesday, October 21, 2015

KOREA INDONESIA FILM FESTIVAL HADIR KEMBALI





Setelah sukses di tahun-tahun sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Korea Selatan kembali mengadakan  Korea Indonesia Film Festival 2015, kegiatan yang sudah diselenggrakan sejak tahun 2009 ini merupakan bagian dari Korea Fstival yang diadakan oleh Korea Cultural Center tiap tahunnya.




Bekerjasama dengan CGV Blitz, Korea Indonesia Film Festival 2015 nantinya akan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Korea untuk Indonesia, Mr. Cho Tai-Young pada hari Rabu, 28 Okober 2015 di CGV Blitz Grand Indonesia, dengan film pembuka dari sutradara. Kwon Oh-Kwang " Collective Invetion " yang nantinya juga akan dihadiri oleh pemain utama dari film tersebut Park Bo-Young yang sebelumnya sudah penggila film di Indonesia kenal lewat film drama-fantasy A Werewolf Boy.




Korea Indonesia Film Festival 2015 akan diselenggarakan dari mulai tanggal 28 Oktober- 1 November 2015 yang terbagi dalam 6 lokasi CGV Blitz, yaitu Grand Indonesia, Pacific Place Jakarta, Teras Kota Tangerang, BEC Mall Bandung, Sahid J Walk Yogyakarta dan Balikpapan Mall. Dalam waktu 5 hari itu, penggila film akan bsa menyaksikan 20 flm yang diputar yang dianataranya ada 4 film Indonesia dan 16 film Korea.





Beberapa film Korea yang bisa disaksikan Di KIFF 2015 diantaranya ada Ode To My Father, Set Me Free, Twenty, Assassination, Mourning Grave, The Piper, Accidental Deetective, Love Forecast dan Prefect Proposal. Lalu untuk 4 film dari Indonesia yang tayang di KIFF 2015 ada Filosofi Kopi, 3, Surga Yang Tak Dirindukan dan film dokumenter Biji Kopi Indonesia. Dan terakhir, di tahun ini KIFF 2015 kembali menghadirkan  1 kategori " Suprise Movie " yang harus ditonton oleh para penggila film. Apakah judul film yang menjadi " Suprise Movie " tahun ini ?. Cari tahu sendiri nanti.




Semua film yang tayang di KIFF 2015 ini bisa penggila film senua saksikan htm Rp 10.000 d 6 lokasi KIFF 2015 diselenggarakan yang mana hasil penjualan tike akan didonasikan untuk organisasi sosial. Tetapi khusus untuk film Into Thin Air dan Magic Flute, penggila film dapat menontonnya secara gratis. Tiket untuk semua film KIFF 2015 sudah bisa penggila film dapatkan dengan melakukan pembelian secara online di www,cgvblitz.com maupun melalui tiket box di lokasi mulai dari tanggal 23 Oktober 2015. Informasi lengkap mengenai KIFF 2015 bisa didapatkan di website www.cgvblitz.com atau melalui twitter @FestFilmKorea @CGVBlitz

Tuesday, October 20, 2015

#KOBAR ( KOLABORASI NONBAR ) BAIT SURAU DI 8 KOTA

Halooo penggila film..., punya acara apa weekend ini ? nonton film ke bioskop ? Bagaimana kalau gabung ama teman-teman komunitas aja buat nontonnya ?. Yuk gabung bareng kita di acara " Kobar ", Kolaborasi Nonbar. Kali ini Komunitas Gila Film bekerja sama dengan Komunitas Muter Film, Nontoners, Movie Mania Cilego dan media partner kita LayarTancep.com  nonbar akan mengadakan acara nonton bareng " Bait Surau " di 8 kota berbeda. Mulai dari Jakarta, Depok, Bogor, Cilegon Bekasi, Solo, Manado dan Pontianak.


Bait Surau adalah film drama religi yang dibintangi oleh Rio Dewanto, Ihsan Tarore, Nadia Vela, Cok Simbara dan Astri Nurdin. Perlu diketahui, 2,5% dari hasil penjualan tiket Bait Surau akan disumbangkan untuk pembangunan Surau/Mushola di beberapa daerah di Indonesia. Kapan lagi bisa nonton sambil beramal. Bukan hanya itu saja, untuk acara nonton bareng kali ini, ada paket menarik tiket nonton dan novel Bait Surau yang sangat ekonomis. Tertarik untuk ikutan nonton bareng ?. Langsung cek jadwal acaranya dimasing-masing kota pada poster dibawah ini










Sudah jelas info di posternya ? yuk..jangan mikir lama-lama lagi, langsung daftar lewat nomor contact yan di masing-masing kota dan gabung dalam keseruan dalam acara nonton bareng kali ini.

Friday, October 16, 2015

THE KNICK MUSIM KEDUA TAYANG PERDANA MULAI TANGGAL 17 DI CINEMAX




Kamis, 15 Oktober 2015 yang bertempat di Hospitalis Resto, Jakarta Selatan. Dengan konsep bertema medis, tema yang sama dengan serial The Knicks, penggilafilm.com mendapat kesempatan untuk menyaksikan episode perdana The Knicks musim kedua yang diadakan oleh Cinemax yang masih dalam naungan HBO. Dihadiri juga oleh Karen Lai yang merupakan Director Communications dari HBO Asia yang menjelaskan keunggulan dari serial The Knick yang tidak ada dalam serial lainnya yang bertema sejenis.





Pada musim kedua kali ini, melanjuti apad episode akhir musim pertamanya, di tahun 1901 The Knick menghadapi masalah dengan absennya Dr. John Thackery ( Clive Owen ) yang harus menjalani rawat inap karena kecanduan kokain , dan semakin berkurangnya pasien dari keluarga berkecukupan dan msalah keuangan yang dihadapi, menyebabkan dewan mmemutuskan untuk menutup rumah sakit Knickerbocker dan memindahkannya ke sebuah bangunan baru di pinggir kota. Dengan rencana relokasi, seseorang Dokter Bedah yang berbakat namun kurang di hargai, Dr. Algernon Edwarrds ( Andre Holland ) menjadi penerus Dr. Thackery sebagai kepala divisi bedah.




Seperti yang sudah diketahui, musim pertama dari The Knick mendapat respon positif dari penonton maupun dari kritikus yang selain menawarkan cerita yang menarik, juga menunjukan detil yang kaya. The Knick menggambarkan era zeitgest, ketika langkah dalm teknologi mengubah perawatan dan obat-obatan yang pernah dianggap berhasil menjadi biasa. Selain itu, serial ini juga membahas perubahan norma sosial yang terjadi secara pelan-pelan seiring makin menajamnya jurang antara yang kaya dan miskin dan ide persamaan ras hanyalah sebuah impian belaka.



Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh The Knick adalah penggambaran New York tahun 1901 dalam bentuk visual yang sangat terlihat detail yang dipegang oleh Howard Cummings, yang baru-baru ini menerima Emmy keduanya untuk musim pertama The Knick. Kostum yang menarik sejak di musim pertamanya diciptakan oleh costum designer pemenang Emmy, Ellen Mojnick.



Sama halnya seperti musim pertamanya, yang terdiri dari 10 episode yang disutradarai sendiri oleh Steven Soderbergh ( Traffic, Ocean Eleven’s, Erin Brokovich ). Untuk musim kedua ini Soderbergh sendiri kembali menyutradarai The Knick, salah satu yang menjadi poin lebih dari The Knick. Dengan penampilan yang optimal dari Clive Owen yang juga bertindak sebagai executive produser pada serial ini makin menambah daya tarik tersendiri.





Episode terbaru The Knick akan tayang setiap hari Sabtu mulai tanggal 17 Oktober 2015 jam 21.00 WIB eksklusif di Cinemax. Bagi yang belum sempat mengikuti musim pertamanya, penonton bisa menontonnya dimanapun dan kapanpun di HBO On Demand. Dan, untuk yang belum berlangganan dapat menonton episode pertamanya secara gratis di cinemaxasia.com dan youtube.com/HBOAsia mulai 21 Oktober sampai 4 November.

Saturday, October 10, 2015

TERTUNDA 3 TAHUN, AKHRNYA " BAIT SURAU SIAP TAYANG DALAM MOMEN TAHUN BARU ISLAM




Setelah tertunda selama 3 tahun akhirnya " Bait Surau " bisa tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 22 Oktober 2015 ini dalam momen yang pas dengan tahun baru Islam yang sangat cocok kolerasi film " Bait Surau " yang bertema drama-religi. Tertundanya " Bait Surau " selama 3 tahun yang sudah sebagian penggila film ketahui bahwa rumah produksi dari Bait Surau yaitu " Synergy Pictures " mengalami kebakaran yang ikut menghaguskan master film Bait Surau. Tapi untungnya menurut yang diutarakan produser film " Bait Surau " Anita Aulia kepada penggilafilm.com untungnya masih banyak materi dari film ini yang masih bisa diselamatkan dan melalui perbaikan sana-sini akhirnya " Bait Surau " bisa diselamatkan tanpa harus melalui syuting ulang.


Film "Bait Surau" sendiri menceritakan tentang karakter Romy ang diperankan oleh Rio Dewanto yang tak pernah puas dengan hidupnya. Kehidupannya berubah ketika sang istri, Nadia (Nadia Vella), mengalami kecelakaan dan meninggal. Ia pun menyadari kesalahannya dan menyepi ke sebuah desa hingga bertemu dengan seorang gadis buta bernama Siti (Asti Nurdin). Dari sanalah pencarian jati diri Rommy dimulai sampai keinginannya membangun sebuah Surau.


Komunitas Gila Film sendiri dan komunitas-komunitas film lainnya di beberapa kota  akan bekerja sama akan mengadakan nonton bareng film " Bait Surau " dengan hari yang hampir sama. Acara nonton bareng yang kita namakan #Kobar " Kolaborasi Nonton Bareng ".  Seperti apa event #Kobar nanti dan bagaimana caranya untuk bisa ikut berpatisipasi ? tunggu info selanjutnya dari penggilafilm.com .

ULASAN : MAY WHO ?








Plot cerita yang menceritakan “ Cinta Monyet “ dalam sebuah film sudah terhitung lagi banyaknya. Konten cerita yang ringan dan membuat penonton bernostalgia menjadi daya tarik utamanya. Kali film terbaru dari Thailand berjudul “ May Who “ produksi dari GTH yang sudah sukses dengan film-fim romance-comedy seperti Bangkok Traffic Love Story, Hello Stranger, ATM, Seven Something, I Fine Thank You Love You. Dan untuk “ May Who “ disutradarai oleh Chayanop Boonprakob dan mepasang Punpun Suttata Bank Thiti, 2 aktor remaja yang paling digandrungi bukan hanya di Thailand, tetapi juga di Indonesia.



“ May Who “ sendiri menceritakan cinta pertama Pong ( Bak Thiti ) salah satu siswa yang tidak populer di sekolah yang menyukai gadis idamannya yang bernama Mink dan tidak mempunyai keberanian untuk mengajaknya kencan karena Mink adalah salah satu wanita populer di sekolahnya. Lewat rasa suka yang terpendam Pong melampiaskan perasaannya dalam imajinasi melalui ilustrasi gambar yang menceritakan Pong bersama dengan Mink. Lewat ilustrasi gambarnya itulah Pong dipertemukan dengan May ( Punpun Suttata ) lewat kejadian yang memalukan Pong. May sendiri juga adalah gadis yang juga tidak populer di sekolah, atau lebih tepatnya tidak ingin terlihat populer karena sebuah alasan yang tidak diceritakan pada siapa-siapa, padahal May sendiri diam-diam juga menyukai seorang pria yang populer di sekolahnya bernama Fame ( Tor- Thanapob Leeratanakachorn ). Dan lanjut cerita , dengan plot cerita yang sudah bisa ditebak pertemanan Pong dan May yang awalnya untuk saling membantu dalam merebut hati pujaan mereka masing-masing berubah menjadi lebih dari sekedar itu.




May Who hadir dengan plot cerita yang tidak baru, keunggulan dari film ini adalah pengemasan ceritanya yang cukup menarik, memasukan animasi dengan unsur manga-nya yang cukup mempengaruhi tone film ini bagi penonton. Komedi yang ditampilkan sebanyak 85% dari durasi film secara keseluruhan memang seperti sangat berlebihan seperti halnya yang bisa temui dalam romcom Thailand lainnya seperti ATM, Hello Stranger atau I Fine, Thank You, Love You. Tetapi untungnya semua itu akan terlupakan karena penonton akan terbawa cerita yang memang dikemas sangat ringan. Tidak ada istimewa dari penampilan ketiga cast utamanya, karakter yang mereka mainkan sudah sering kita lihat di film lain, disinilah peran utama dari sutradara Chayanop Boonprakob yang berhasil meramu cerita yang biasa menjadi menarik.




“ May Who “ sebuah romcom yang masih sangat menghibur yang bagi penonton diatas umur 20 tahun akan merasa bernstalgia. Jika kamu memang tidak bisa menikmati film-film romcom Thailand sejenis ATM, Hello Stranger ataupun I Fine, Thank You, Love You, saya sarankan tidak usah repot-repot untuk mencoba menonton film ini. Karena ramuan dalam 3 film itu masih kita temui di film ini.



Wednesday, October 7, 2015

NONTON BARENG " PAN " BERSAMA GILA FILM DAN FANTASIOUS





Holaaaaaa penggila film semuanya....., gak bosen-bosennya mimin mewakili temen-temen Komunitas Gila Film dan Fantasious lainnya untuk gabung dan kopdar ama kita-kita di event nonton bareng. Dan kali ini film yang akan diadakan weekend ini adalah " Pan ", sebuah film terbaru dari Joe Wright ( Pride & Prejudice, Atonement ). yang dibintangi oleh Hugh Jackman, Garrett Hedlund, Rooney Mara, Amanda Seyfried, Cara Delivigne dan Levi Miller si aktor cilik pemeran Peter Pan. Dan untuk  Untuk detail acaranya sebagai berikut :


Waktu Acara : Minggu, 11 Oktober 2015 , mulai jam 14.00 - Selesai


Lokasi : Cinemaxx Plaza Semanggi, Jakarta


HTM :  35rb untuk tiket ( Paket Blackbeard ), 55rb untuk tiket+merchandise ( Paket Captain Hook ) dan 90rb untuk tiket+merchandise+novel ( Paket Peter Pan )



Untuk pendaftaran silahkan hubungi Pin BB 54616802 ( Zul Guci ) or Whassaap and SMS 081280919945

KEEP CALM AND PROUD TO BE PENGGILA FILM !!!


Info lebih lanjut silahkan follow lewat twitter dan instagram di @penggilafilm

Thursday, October 1, 2015

KALAM-KALAM LANGIT, FILM PERTAMA INDONESIA YANG MENGANKAT TEMA MTQ NASIONAL



Bertempat di Cafe Pisa, Menteng tanggal 30 September 2015. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ketiga brand custom cloting “ Iwearzule “ yang juga menjadi salah satu sponsor film ini, diadakan launching perkenalan para cast dari film “ Kalam-Kalam Langit. “ Kalam-Kalam Langit “ sendiri adalah merupakan film produksi “ Putar Film “ yang sudah lebih dulu kita kenal lewat Kun Fa Ya Kun ( 2008 ), Pengejar Angin ( 2011 ), Gending Sriwijaya ( 2012 ), Tak Sempurna ( 2013 ) dan Garuda Superhero ( 2014 ).



Kalam-Kalam Langit sendiri menceritakan seorang perjuangan Qori/Tahfidz bernama Jafar ( Dimas Seto ) sepeninggal sang ayah untuk menjadi juara di ajang MTQ nasional asal Lombok. Cast lainnya antara lain Mathias Muchus sebagai Ayah Jafar, Henidar Amroe sebagai Ibu Jafar, Ibnu Jamil sebagai SyatoriMerin Febriziani sebagai Azizah dan pendatang baru di ranah perfilman kita Elyzia Mulachela yang kebetuan juga berasal dari Lombok berperan sebagai Anissa.



Kalam-Kalam Langit disutradarai oeh Faozan Rizal yang juga dalam film ini bertindak sebagai penullis skenario sekaligus yang namanya lebih kita kenal terlebih dahulu sebagai Director Of Photography senior yang bisa kita lihat hasilnya dalam film Ayat-Ayat Cinta dan Habibie Ainun. Menarik kita tunggu bagaimana hasil eksekusi akhir dari Faozan Rizal lewat film Kalam-Kalam Langit ini dari kursi sutradara.





Kalam-Kalam Langit akan memasuki proses syuting mulai pekan depan dan film ini dipersiapkan untuk release di Lebaran tahun 2016. Untuk saat ini kita hanya bisa menunggu filmnya sampai tahun depan.

ULASAN : VETERAN






Tema cerita yang konflik utamanya adalah perseteruan tentang 2 karakter utamanya adalah bukan hal yang baru lagi untuk perfilman Korea Selatan. Beberapa yang sangat kita kenal ada Oldboy, I Saw The Devil atau The Chaser ( Ketiga film itu kecuali Oldboy, akan dibuat versi remakenya oleh Hollywod ). Dan tema perseteruan 2 karakter utama itu jugalah yang coba ditawarkan oleh “ Vateran “ dengan bumbu komedi yang disutradarai oleh Ryoo Seung-Wan yang kita kenal lewat The City Of Violence dan The Berlin File dan dibintangi oleh Hwang Jung-min ( A Man Who Was Superman, New World, Ode To My Father ) dan lawan mainnya Yoo Ah-in ( Punch, Though As Iron ).




Dengan sebuah opening yang sudah mengocok perut penonton, Veteran menceritakan seorang polisi detective bernama Do-Cheol yang sangat memegang teguh prinsipnya sebagai penegak keadilan yang tidak pandang bulu, sampai akhirnya Do-Cheol ditawari oleh stasiun tv swasta untuk menjadi konsultan sebuah program baru yang mengangkat tema detectivesebagai konsep ceritanya. Disanalah Do-Cheol diperkenalkan dengan Jo Tae-Oh ( Yoo Ah-In ). Pewaris generasi ketiga konglomerasi yang sangat berpengaruh, Sinjin Corp. Dari perkenalan pertama yang sangat berkesan buruk, dimulai lah perseteruan panjang Do-Cheol dan Jo Tae-Oh, ketika Do-Cheol menyelidiki kasus percobaan bunuh diri seorang temannya yang ternyata mengarahan Jo Tae-Oh sebagai tersangka utamanya. Menggunakan kekuasaan dan koneksinya sebagai seorang milyuner, Jo Tae-Oh terus mencoba menjegal usaha keras Do-Cheol mengungkapkan kasus percobaan bunuh diri tersebut yang ditutup dengan adegan final yang akan membuat penonton memberiakn aplause puas untuk 2 jam lebih yang sudah ditampilkan fim ini.



Jika kamu sangat menyukai dan rindu dengan film-film polisi seperti Bad Boys dan Baverly Hills Cop, rasanya Veteran bisa dijadikan acuan utama sebagai tontonan selanjutnya. Mengkombinasikan action dan komedi dengan plot cerita yang sangat menarik yang ada dalam 2 film hollywood juga bisa ditemui dalam Veteran . Hwang Jung-Min adalah bintang pertunjukan dalam film ini dan juga sekaligus nyawanya, seakan karakter Do-Cheol memang tercipta untuknya.



Dengan tema film sejenis, nyaris tidak ada sesuatu yang baru dari “ Veteran “. Film ini seakan hadir untuk pengobat rindu bagi penggemar film tahun 80-90an yang saat itu hadir dengan Lethal Weapon, Die Hard, Baverly Hills Cop atau Bad Boys. Polisi jujur yang haru menempuh jalur diluar hukum untuk memerangi kejahatan.