Friday, November 22, 2013

ULASAN THE HUNGER GAMES: CATCHING FIRE



Menjadi anak kedua berada diantara dua bersaudara memang susah. Apalagi yang terjadi dalam sebuah film. Memberikan kesempatan untuk dicintai atau dibenci.

Trilogi. Dalam hal ini novel karangan Suzanne Collins, The Hunger Games. Catching Fire yang menjadi posisi ditengah-tengah dari sebuah cerita pemberontakan menjadi pusat segala perhatian. Sedangkan yang pertama memperkenalkan kita pada karakter, dan situasi. serta untuk akhir dari trilogi menjadi sebuah final menjawab semua pertanyaan, menggabungkan semua kesalahan dan membungkus semuanya.

Tapi menjadi yang ‘ditengah’? Catching Fire adalah tentang komplikasi menjadi cerita yang ambiguitas. Mulai dengan cerita yang tengah berjalan, dan kemudian membuat segalanya lebih buruk. Dan kemudian, setelah itu membuat pahlawan kita mengatasi segala tantangan yang berkesinambungan.

Gaun pengantin Katniss bukan Made in Cinna, tetapi buatan orang Indonesia.
#OhTernyata: Gaun pengantin Katniss bukan Made in Cinna, tetapi buatan orang Indonesia.
Catching Fire diolah dengan baik oleh penulis naskah adapatasi Simon Beaufoy dan Michael Arndt sehingga menghormati originalitas novelnya. Segala hal penting tertuang dalam 146 menit. Menjadikan sekuel The Hunger Games bisa disetarakan dengan The Dark Knight dan Star Wars: The Empire Strikes Back ditinjau dari pusat dari cerita yang akan menjadi favorit dari penggemarnya.

Yang menjadi pusat perhatian juga sutradara Francis Lawrence yang tau betul akan dibawa kemana franchise ini. Berbekal I Am Legend dan Constantine membawa perjuangan Katniss Everdeen semakin berat. Tone yang semakin ‘gelap’ walaupun novelnya memang demikan tetapi gaya yang dibawakan oleh Francis dalam mengarahkan Jennifer Lawrance dan kawan-kawan mementaskan bahaya baru dalam arena.
Jennifer Lawrence memang telah melekat dengan franchise ini, tembakan panah terakhir dalam film, diarahkan oleh Francis – dicloseup indah di mana terlihat berbagai emosi, dari kebingungan dengan penentuan nasib Katniss kedepan. Tak hanya itu Donald Sutherland terus memainkan penguasa fasis dengan bai. Serta Jena Malone menambah sentakan energi dalam franchise ini.

Namun! Ada tetapinya. Permainan dalam arena itu sendiri merasa samar dan tergesa-gesa, sebagian besar kontestan lainnya tetap praktis tidak dikenal. Dan sementara itu kegagalan romantis Katniss seharusnya penuh kebingungan dan keributan antara cinta segitiga ini, apakah dia mencintai Gale, atau Peeta si anak tukang roti yang mengikutinya pada petualangan ini? Karena ini bagian dari cerita berlangsung, hubungan seperti ini harus lebih diperjelas. Tetapi tentu saja jangan terlalu kebablasan seperti cerita vampir yang berkilauan itu. Terlalu melodrama.

The Hunger Games: Catching Fire telah tayang dibioskop-bioskop tanah air mulai 21 November 2013. Jangan sampai terlewatkan

[Salam Tiga Jari]

Ditulis oleh Pasko

Subscribe to this Blog via Email :