Thursday, July 10, 2014

ULASAN : Dawn of The Planet of The Apes

Rise of The Planet of The Apes, film pendahulunya yang menjadi surprise hit pada 2011 lalu, tentu diharapkan akan diikuti oleh sekuel yang digarap lebih baik lagi, atau paling tidak sama bagusnya. Mengingat film yang sejatinya merupakn prekuel  tersebut dapat dikatakan sukses me-reboot kisah klasik yang perlahan dianggap sudah usang. Sutradara Rupert Wyatt direncanakan kembali untuk menggarap sekuel, namun dalam perkembangannya ia harus mundur kemudian proyek ini diserahkan kepada Matt Reeves. Meskipun perubahan ini cukup disayangkan karena penasaran bagaimana Wyatt akan melakukan follow up namun direkrutnya Reeves sebagai penerus juga menarik. Melihat track record sang sutradara, saya sangat menggemari Cloverfield, dan melalui Let Me In ia juga membuktikan film remake tidak selalu nyampah. Sutradara berganti, penyesuaian kerjapun tentu dilakukan. Naskah yang sebelumnya sudah rampung ditulis oleh Rick Jaffa dan Amanda Silver kini sedikit dirombak demi menyesuaikan visi sutradara oleh Mark Bomback (Life Free or Die Hard, The Wolverine). Dimana improvisasi pada naskah lebih menekankan perubahan pada cara pendekatan emosional film sehingga menjadi lebih memikat. Apakah itu berjalan dengan baik? Ya, dapat saya katakan, baik sekali!

10 tahun semenjak kejadian dalam Rise, wabah Simian Flu yang muncul dari percobaan ilmiah pada kera telah menyebar di seluruh penjuru dunia dan menekan jumlah populasi manusia menuju kepunahan, hanya menyisakan mereka yang kebal dari virus namun tetap harus berjuang hidup dalam tatanan sosial dunia yang runtuh. Dalam menjabarkan kondisi seperti ini, saya begitu menikmati bagaimana mereka menarasikannya pada segmen pembuka film dengan cara yang hening menghanyutkan, membangun suasana hopeless. Sementara itu, kini si kera pintar Caesar sudah semakin berwibawa sebagai pemimpin. Ia telah berkeluarga dan hidup bersahaja dengan koloninya di hutan sebrang kota San Fransisco yang sudah mati. Apa yang diimprovisasi oleh Reeves pada pengeksekusiannya menunjukkan bahwa ia menyadari keunggulan yang terdapat dalam universe cerita, yaitu bagaimana para kera ini akan menata kehidupan sosialnya, membangun peradaban di bawah kepemimpinan Caesar. Itulah yang membuat saya begitu terpikat kepada film ini, terutama  dengan cara mereka menunjukkan penonton seperti apa sebuah peradaban muda yang baru merangkak, bagaimana mereka saling berkomunikasi, tunduk dalam aturan dan fromasi, menegakkan hukumnya sendiri, hingga adanya jalian kasih-sayang yang terkait dalam lingkaran keluarga, dimana yang membuatnya semakin menarik adalah itu semua dilakukan oleh makhluk primata yang selama ini kita kenal bergelantungan dari pohon ke pohon! Antara mengagumkan, sekaligus ngeri jika menyadari apa yang telah terjadi pada hewan-hewan ini, belum lagi dengan membayangkan bagaimana apabila mereka bertemu dengan manusia. Dan ketika momen itu sudah tiba, maka pada saat itulah gejolak perselisihan terjadi. 
 
James Franco tidak kembali, namun Andy Serkis adalah mutlak harus melanjutkan kesuksesannya menghidupkan karakter Caesar melalui teknologi grafis motion-capture yang sekarang sudah semakin mutakhir saja. Satu lagi yang membuat saya ngeri dengan film ini adalah betapa nyatanya wujud dan ekspresi para kera di sini. Sementara itu, Gary Oldman dan Jason Clarke juga tampil dengan mempesona, tentu mereka jangan sampai kalah akting dengan wajah-wajah buatan komputer tersebut. Oldman dan Clarke memerankan pemimpin koloni manusia di San Fransisco yang harus berhadapan dengan berbagai pilihan sulit dalam situasi yang semakin mendesak, menariknya, Caesar sebagai pemimpin kera, juga ditempatkan dalam posisi yang rumit dan dilematis. Film ini memperlakukian kedua ras dengan adil alias tidak rasis, sama-sama dibikin susah dan tidak memberatkan kesalahan pada salahsatunya.

Dawn of The Planet of The Apes tidak hanya menggantungkan daya tarik pada efek visual saja, film ini memadukannya dengan seni peran aktor unggul sehingga memancarkan emosi yang lebih bermakna, jarang-jarang ada film blockbuster yang bisa sukses melakukan itu.
Aneh mengatakannya, para kera dan manusia di sini dua-duanya sunguh berakting dengan baik!

*Film ini akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai Jum'at 11 July 2014 
 
-ipan

Subscribe to this Blog via Email :