Saturday, January 7, 2017

ULASAN: ARRIVAL




Young Ellie Arroway: Dad, do you think there's people on other planets?
Ted Arroway: I don't know, Sparks. But I guess I'd say if it is just us... seems like an awful waste of space.



Ingat salah satu quote yang sangat membekas dalam film Contact (1997). Quote tersebut merupakan quote yang selalu menjadi bahan perbincangan para pakar sains yang berhubungan dengan outer space. Dengan sebuah pertanyaan dan masih belum memiliki jawaban yang meyakin yaitu, apakah bumi satu-satunya planet di alam semesta yang memiliki penghuni? Jika iya, maka bisa dibilang sangat mubazir kalau hanya ada makhluk yang hidup di bumi.




Tidak salah kalau teori ini dapat dijadikan materi yang menarik untuk dieskplorasi dalam sebuah film.Manusia terus mencari tahu apakah terdapat bentuk kehidupan lain di alam semesta selain di bumi. Dengan pendekatan yang mirip Close Encounters of the Third Kind, membentuk sebuah pertanyaan “why are they here?” sutradara Denis Villeneuve mencoba kembali mengeksplorasi isu "we are not alone in the universe" dalam bentuk sebuah thriller science fiction berjudul ‘Arrival’. Sebuah film yang menyatukan antara alien, waktu, cinta dan proses kehidupan yang harus diterima.



Seorang Professor (ahli) bahasa ternama, Dr. Louise Banks (Amy Adams) diminta oleh Kolonel Weber (Forest Whitaker) untuk menerjemahkan dan menyambung lidah antara manusia dan mahkluk terestrial telah mendarat di bumi.Sebanyak 12 alienshells kini telah "menetap" di berbagai lokasi yang ada di penjuru bumi. Louise kemudian dibantu oleh scientist bernama Dr. Ian Donnelly(Jeremy Renner) dan tim yang sudah menetap di dekat salah satu alien shell yang ada di Montana. Ada waktu-waktu tertentu agar tim Dr. Louise dapat mendekati dan masuk ke dalam alien shell tersebut. Mampukah Dr. Louise menerjemahkan bahasa aliens tersebut? Jika iya, apakah maksud tujuan alien tersebut datang ke bumi?Apakah alien tersebut membahayakan bumi? Interaksi yang ada di film ini tidak hanya antara tim Dr. Louise dan alien yang datang, tetapi juga dengan pihak militer dari berbagai macam negara yang didatangi oleh alien shells ini. Sehingga besar kemungkinan manusia yang tidak bisa menerima adanya ‘makhluk asing’ atau ‘makhluk yang berbeda’ akan berseru perang, tanpa tau apa maksud dan tujuan alien tersebut datang ke bumi.





In Denis Villeneuve we trust! Alien? Premisnya hanya seperti itu? Sudah jadi jaminan bahwa sutradara Denis Villeneuve mampu menjadikan film dengan premis sederhana menjadi sebuah jalinan kompleks yang mendalam dan memorable.Mampu menghentak kedalam alam pikiran manusia.Lihat saja sinopsisdi atas, sangat sederhana dengan dasar yang dapat dikatakan mirip dengan berbagai film yang telah terlebih dahulu mencoba mengangkat tema yang sama (Close Encounters of the Third Kind, Contact). Tapi ‘Arrival’ milik Denis Villeneuve (Incendies, Enemy, Prisoners dan Sicario) akan memberikan sentuhan yang aneh, berani, menyentuh hati tetapi juga menghibur.Di sini kisah yang berdasarkan dari short story berjudul "Story of Your Life" karya Ted Chiang tidak lagi mencoba mempertanyakan apakah alien itu ada atau tidak, tetapi dampak dari ketidaktahuan manusia terhadap makhluk asing dan menganggapnya sebagai makhluk yang berbahaya. Padahal 12 “kapal” alien tersebut mendarat dengan aman dan tentram tanpa menimbulkan kerusakan disekitarnya. Sehingga hanya Dr. Louise dan Dr. Ian– lah harapan untuk menyambung bahasa antara manusia dengan alien.

What to expect? Jika menginginkan film invasi alien ke Bumi berharap akan muncul adegan aksi yang menonjolkan visual yang mendebarkan, pasti akan sedikit kecewa.Penonton tidak akan dimanjakan cerita sci-fi dengan perang rudal atau meriam yang akan menghantam kapal alien, atau semacam perang galaksi antara manusia dengan alien. Namun penonton akan disajikan dengan "interaksi" antara manusia dan alien dan sebuah twist akhir yang spectacular.



Fokus awal film adalah bagaimana manusia akan berkomunikasi dengan alien, setiap 18 jam “kapal” mereka “terbuka” terhadap manusia, lalu penonton akan dibuat sumringah mengenai hasil pendekatan Dr. Louise dan Dr. Ian terhadap alien. Kemudian kita akan mengetahui bahwa alien tersebut merupakan jenis makhluk heptapods, karena memiliki 7 kaki (tentakel) yang simetris. Seiring dengan berjalannya waktu, film ini mulai menceritakan kisah Dr. Louise Banks yang ternyata menyimpan misteri sebuah momen yang tak terlupakan.Disinilah keahlian Villenueve dalam menyajikan sebuah film yang kompleks, keahliannya dalam memutar-mutar masalah sederhana dari awal hingga akhir dan ternyata kembali lagi bertemu di awal.Seperti halnya film-film Christopher Nolan, semua adalah lingkaran, sebuah pertemuan yang tiada akhir.Tetapi lingkaran Arrival lebih sederhana bahkan lebih menyentuh walaupun tidak se-sophisticated film-film Nolan.Sang sutradaramenggunakan sense of wonder untuk menghadirkan sajian yang challenging, thought-provoking, dan juga thoughtful.

Film ini penuh banyak simbol, terutama simbol bahasa dari Heptapods yang berbentuk lingkaran (tidak penuh) atau banyak simbol yang menunjukan ujian mengenai cinta, dan proses kehidupan yang dijalani Dr. Louise. Simbol mengebai global war, yang mengajak penonton untuk interospeksi diri mengenai manusia dengan datangnya alien ke Bumi, apakah manusia se-egois itu?Cerita dalam Arrival sempat disinggung dengan teori Sapir–Whorf hypothesis, bahwa kondisi bahasa pola budaya suatu masyarakat dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari (Kramsch, Claire 1998)1.Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia yang skeptis dan egois tidak dapat terbuka dan berkomunikasi dengan baik dengan berbagai pihak. Mereka akan menyimpulkan sendiri dan bertindak demi keamanan mereka.



Naskah yang ditulis oleh Eric Heissererpatut diberikan 2 jempol karena mampu membuat penonton terkagum-kagum dengan eksekusi dari hal yang serius dan rumit ke hal yang bias membuat penonton sedikit tertawa. Ada beberapa kisah mengenai penamaan Kanguru bahkan sampai penamaan 2 Heptapods yang selalu ditemui oleh Dr. Louise dan Dr. Ian serta tim. Dr. Ian secara reflek memberikan mereka nickname Abbot dan Costello (bagi pecinta bisbol, pasti mengetahui duo posisi ini). Naskah yang terbaik dieksekusi dengan ala Denis Villeneuve membuat ‘Arrival’ sangat menawan.Ditambah dengan scoring yang sangat mengintimidasi dari Jóhann Jóhannsson menjadi Arrival sebagai salah satu pembuka tahun 2017 yang paling ciamik.



Unsur teknis juga menunjang film ini menjadi lebih baik,special effects menampilkan tone yang sesuai tidak berlebihan, bahkan sedikit terkesan kaku dengan dengan pengambilan gambar yang memang terasa lambat tetapi hasilnya mempu memberikan rasa suspenseful.Dari segi sinematographi, Villeneuve kali ini banyak menampilkan hasil gambar dengan tembakan-tembakan jauh yang terasa adem dilihat,dan beberapa kali close up ke karakter yang menunjukan emosi terdalam mereka.



Amy Adams adalah frontwoman yang memang sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam membentuk karakter.Dia karakter yang kuat, mengintimidasi dengan kerapuhannya, mampu membodohi penonton karena kecerdasannya dan mampu menarik perhatian Dr. Ian yang sama-sama jomblo.Amy Adams mampu memperlihatkan betapa stress-nya dia ketika memakai jubah lengkap untuk masuk ke “kapal” Heptapods tersebut. Suatu bentuk claustrophobic yang sangat mengintimidasi, tetapi di satu sisi, dia begitu berani bahkan nekat menghadapi Abbot dan Costello sendirian. Jeremy Renner sebagai Dr. Ian juga berperan cukup menarik, sebagai pendamping tetapi juga sebagai penyemangat dari sebuah proses yang melelahkan yang harus dijalani oleh Dr. Louise. Sudah tidak diragukan lagi, kalau Dr. Ian tertarik terhadap Dr. Louise dan Jeremy Renner mampu memberikan nuansa romantisme “kesempatan dalam kesempitan” yang cukup menggelitik.Forest Whitaker seperti biasa, mampu berperan baik, sebagai Kolonel Weber yang tegas, lugas dan jelas keinginannya walaupun banyak menghadapi konflik yang tidak pasti.



Kecerdasan dari film ini adalah sebuah film yang menyajikan eksplorasi dari rasa frustasi dan antisipasi ke dalam tensi yang makin lama makin tinggi.Villeneuve berhasil menyembunyikan rahasia yang membuat penonton terkejut, terpongah dengan pendalaman cerita yang perlahan mampu diterima penonton.Membuat kisah yang agak sedikit fantasi menjadi kisah seperti nyata dengan bantuan pendekatan emosi di masing-masing karakter.



Begitu ciamiknya Denis Villeneuve bermain dengan science fiction di film Arrival membuat ekspektasi pada Blade Runner 2049 menjadi meningkat.Denis Villeneuve sendiri pernah berkata “I've dreamed of doing science fiction since I was ten years old, It’s a genre that I feel has a lot of power and the tools to explore our reality in a very dynamic way.” Jadi memang sudah tidak diragukan lagi apakah Blade Runner 2049 akan mampu sekompleks Arrival?Sebuah kisah krisis global perdamaian dunia, komunikasi, love and life process, yang disandingkan dengan manis dengan proses komunikasi antara manusia dan alien di dalam sebuah cerita. After all, once again, In Denis Villeneuve we trust!






Arrival harus diakui terasa sedikit segmented seperti halnya film-film Denis Villeneuve, yang mampu memberikan pertanyaan fantastis namun jawabannya belum tentu sama untuk semua orang. Tetapi Arrival memberikan sebuah simbol yang pasti, sebuah persatuan (unity) yang harus dijalankan prosesnya untuk semua pihak (bahkan termasuk alien).Kesatuan dengan simbol lingkaran, lingkaran non linear yang dinyatakan oleh Heptapods bahwa waktu tidak berjalan lurus. Benarkah waktu tidak berjalan lurus?

(By Ibnu Akbar)

Subscribe to this Blog via Email :