Wednesday, April 26, 2017

ULASAN TV SERIES: 13 REASONS WHY




Creator : Brian Yorkey
Cast : Dylan Minnett; Katherine Langford; Khristian Navarro; Miles Heizer; Brandon Flynn


Liberty High dihebohkan oleh peristiwa bunuh diri salah satu siswinya, Hannah Baker. Sepeninggalannya, diam-diam ia meninggalkan hal rahasia yang tersimpan dalam rekaman berbentuk kaset sebanyak 7 buah untuk orang-orang tertentu yang dianggapnya memiliki andil dalam alasannya untuk bunuh diri. Dengan aturan bahwa mereka hanya boleh mendengarkan sampai habis dan tidak boleh berhenti di tengah jalan lalu menyerahkan rekaman itu pada orang setelah namanya dalam daftar tersebut.




13 Reasons Why punya beban yang berat untuk disampaikan pada anak muda dan orang dewasa untuk lebih sadar dan memperhatikan orang di sekitarnya. Namun Series ini tak lebih hanya sekadar anak muda yang point-finger atas rusaknya hidup dia dan anak-anak muda yang merengek demi popularitas. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penggambaran karakter yang masih satu dimensi, hingga penonton tidak memiliki empati sedikitpun pada karakter-karakter yang ada.



Khususnya pada dua karakter utama, Hannah Baker sang korban, dan Clay Jensen yang dijadikan penggerak cerita. Mereka berdua sama-sama melankolis-drama. Entah apa yang mendorong amarah Clay, hingga ia membalaskan amarah itu pada orang yang berada dalam daftar. Untuk apa? Apakah ia ingin menjadi semacam pahlawan untuk Hannah? Oh, sayangnya itu sudah terlambat, Clay, Hannah sudah meninggal.



Penonton tak dijelaskan motif utama Hannah Baker membuat dan mengirimkan kaset rekaman itu pada orang-orang yang dianggapnya bersalah dalam membuat hidupnya semakin menderita dan implikasi signifikan yang dihadirkan. Mungkinkah untuk meneror mereka secara psikologis? Tapi untuk apa? Toh ia sudah meninggal. Balasan apa yang ia inginkan? Ditambah lagi aturan yang ia buat dalam rekaman itu tak punya hukuman yang jelas. Contohnya ada salah satu anak yang masuk dalam daftar, namun ia berhenti di tengah jalan untuk tidak mendengarkan kelanjutan isi kaset tersebut, dan ia tak mendapatkan hukuman. Aneh bukan? Belum lagi hadirnya Tony sebagai penjaga keberlangsungan eksistensi rekaman itu yang seakan berpihak pada satu orang.



13 Reasons Why tak punya konklusi yang sayangnya berkontradiksi pada pesan yang ingin disampaikan. Pelaku tak benar-benar mendapat konsekuensi atas perbuatannya. Mungkin karena kreatornya mengincar season 2.



Mungkin karena target dalam film ini adalah generasi muda, hingga pemilihan dialog disesuaikan. Mungkin juga hal tersebut adalah sindiran halus bahwa anak muda jaman sekarang sering berbicara berputar-putar tanpa tahu intinya. Ya, dialog dalam Series ini cukup menyiksa untuk didengarkan.

(By Anissa Anugra)









Subscribe to this Blog via Email :