Wednesday, May 10, 2017

ULASAN: KING ARTHUR LEGEND OF SWORD



Bagaimana caranya menyajikan sesuatu yang baru dalam sebuah film yang diadaptasi dari cerita legenda yang sudah sangat sering diadaptasi ke layar lebar ataupun layar kaca ?. Jawabannya adalah Guy Ritchie. Yup, sutaradara ini seakan mendobrak pintu jalur zona aman standard tipikal-tipikal film legenda King Arthur sebelumnya.


Arthur (Charlie Hunnam) yang sejak kecil sudah terpisah dari orang tuanya yang seorang raja bernama Uther Pendragon (Eric Bana) setelah terjadi kudeta yang dilakukan oleh paman-nya sendiri Vortigern (Jude Law). Tumbuh dilingkungan keras yang selalu dihantui mimpi hari terakhir pertemuan dengan orang tuanya menjadikan Arthur dewasa yang melakukan tindakan diluar hukum. Hingga akhirnya dengan secara tidak sengaja Arthur bisa mencabut sebuah pedang bernama Excalibur yang selama bertahun-tahun tertancap pada sebuah batu dan tidak ada seorangpun bisa mencabutnya kecuali keturunan raja Uther Pendragon. Hal ini mengungkap jati diri Arthur sebenarnya. Dimulai lah petualangan Arthur 'from nothing comes a king'.


Untuk plot cerita, King Arthur masih memakai konsep asli ceritanya meskipun ada beberapa karakter penting yang harusnya muncul tetapi tidak dimunculkan. Ya, mungkin ingin disimpan untuk sequel. Yang sangat membedakan King Arthur versi Guy Ritchie dengan versi sebelumnya ada pada cara penyampaian filmnya pada penonton. Memasukan unsur-unsur kental film-film Ritchie sebelumnya seperti Snatch ataupun Lock, Stock and Two Smoking Barrels. 


Dengan pengenalan karakter secara montage scene yang sangat luar biasa, Guy Ritchie tidak mau berlama-lama dalam pengenalan background karakter dari Arthur. Terobosan yang dilakukan Guy Ritchie pada King Arthur versi terbaru ini tidak menempatkan porsi drama ditempat teratas. Jadi jangan berharap ada adegan-adegan yang melodramatis. Karena Guy Ritchie tidak memberi kesempatan penonton terlalu lama diam karena hampir setiap adegannya diisi dengan dialog komedi sarkastik yang akan membuat penonton tertawa.


Untuk beberapa adegan, spesial efeknya yang sedikit berlebihan terasa meganggu. Terutama pada adegan puncak pertarungan Arthur dengan Vortigern. Masih banyak hal yang tidak terjelaskan pada film pertama ini yang sepertinya memang sengaj disimpan untuk sequel nanti. Yang pasti, terobosan yang dilakukan Guy Ritchie pada film ini, sangat sayang berhenti pada film pertama yang sangat menghibur ini.

Subscribe to this Blog via Email :