Sunday, May 7, 2017

ULASAN TV SERIES: BIG LITTLE LIES



Dunia sedang dimabukan pada hadirnya TV Series yang ditayangkan di saluran streaming Netflix. Toh hal tersebut tak lepas dari keberaniannya untuk mengambil resiko dengan cerita-cerita baru dan kadang nyeleneh atau dengan bintang muda yang tak pernah terdengar sebelumnya. Lalu bagaimana caranya saluran-saluran kabel ini memberi perlawanan? Mungkin salah satunya adalah menarik aktor-aktris kelas atas untuk membintangi serial TV di salurannya serta membiarkan mereka pamer kekuatannya masing-masing.



Tren yang juga sedang berkembang saat ini adalah dengan mengadaptasi buku-buku laris dan menjadikannya mini-series. Salah satunya adalah novel karangan Liane Moriarty berjudul Big Little Lies yang bercerita mengenai ibu-ibu dan bapak-bapak dari murid kelas 1 SD yang terlibat atas pembunuhan di kawasan Monterey, California. Adalah Jane Chapman (Shailene Woodley), ibu muda yang baru pindah ke Monterey, secara instan berteman dengan Madeline MacKenzie (Reese Witherspoon) dan Celeste Wright (Nicole Kidman).



Big Little Lies memiliki barisan pemain impian yang terdiri atas pemain-pemain kelas atas, selain yang telah disebutkan diatas, ada Laura Dern yang memerankan Renata Klein digambarkan berseteru dengan Jane dan Madeline. Serta Zoe Kravitz, Alexander Skarsgard, Adam Scott, Jeffrey Nordling, dan James Tupper



Big Little Lies punya cara bercerita yang unik dengan penyuguhan gambar yang saling loncat antara masa kini dan masa lalu dengan suguhan sinematorafi yang memanjakan mata ditambah pemilihan lagu pengiring yang memanjakan telinga juga mengaduk emosi di saat yang dibutuhkan. Big Little Lies mewakili penggambaran kompleksitas wanita. Tentang ketidakberdayaan wanita pada keadaan yang melingkupinya. Ketidakberdayaan ini bukan dituturkan sebagai kelemahan, namun sering dihadirkan ketika wanita-wanita ini sedang dalam posisi memegang kendali, dan hal ini sangat wajar hadir pada setiap wanita.



Nicole Kidman has remarkable performance as Celeste Wright, dikelilingi oleh hidup yang sempurna, kaya, memiliki suami yang lebih muda nan tampan yaitu Perry Wright (Alexander Skarsgard), dan dua anak kembar laki-laki. Bersama Skarsgard, mereka berdua adalah duet kombo menarik. Utamanya tiap kali dikonfrontasi oleh Dr. Amanda Reisman (Robin Weigert) dalam sesi terapinya menghadirkan adegan menakutkan dan tak nyaman untuk ditonton (dalam hal positif). Baik Kidman maupun Weigert saling memaksa satu sama lain mengeluarkan kehebatannya lewat akting subtilnya.



Laura Dern yang digambarkan paling memiliki kekuatan (secara finansial) di series ini pun nyatanya terlihat rapuh. Melihat anaknya sebagai korban bully dan tak memiliki kekuatan untuk menolongnya. Katakanlah karakter Renata Klein yang diperankan oleh Laura Dern ini sebagai villain dalam series ini, namun ada momen yang membuat penonton melihatnya dari perpektif lain. Zoe Kravitz yang memiliki porsi lebih sedikit, tak kalah bersinar. Dipasangkan dengan James Tupper sebagai istri dari mantan suami Madeline. Ia tak begitu banyak disebutkan sampai akhirnya pada episode terakhir ia memegang peranan penting.



Bukan hanya Nicole Kidman yang memberikan kekuatan terbaiknya, Reese Witherspoon juga tak kalah hebatnya. Dengan kehebatannya memberikan sisi komedi dalam gerakan tubuh dan ekspresi wajahnya. Namun di sisi lain ia memberi dimensi lain untuk karakter Madeline, ia memberikan kontradiksi antara komedi dan drama hanya dalam satu karakter dan karakter ini mampu memberikan tempo untuk keseluruhan series. Khususnya pada 4 episode terakhir kita ditampakkan pada jiwa Madeline yang tercabik demi mempertahankan ibu, istri dan seorang manusia yang baik.



Oh, tapi diantara semua, yang paling beruntung adalah Shailene Woodley. Ya, bintang muda ini bisa langsung menimba ilmu dari senior-seniornya ditambah lagi karakter yang ia perankan punya kualitas untuk dieksplor. Juga kerjasamanya dengan Iain Armitage yang memerankan Ziggy, anak Jane. Woodley punya nilai tambah dalam portfolionya.



Dan yang paling utama adalah David E. Kelley tahu dengan dihujani pemain kelas atas ini, tak ada satu pun bintang yang tak bersinar. Semua punya porsinya masing-masing tanpa harus saling tumpang tindih. David E. Kelley juga tahu caranya mengatur porsi antara aktor dewasa dengan aktor anak-anak. Aktor anak-anak ini bahkan dengan sedikitnya screentime sanggup menarik perhatian.



Big Little Lies adalah TV Series yang memiliki struktur bercerita, selama 6 episode digunakan untuk membangun hal utama yang memegang peranan penting dan akan meledak menjadi konklusi di episode ke 7 yang merupakan episode terakhir, yaitu EMPATI. Sebuah alasan yang mendorong kelima pemeran utama ini pada sebuah tragedi.


It’s artful but covered with comedy, hingga Big Little Lies bisa sangat menyenangkan untuk diikuti. Buat Saya, Big Little Lies mirip seperti pertemanan Celeste dan Madeline. It’s as heavy as Celeste and as light as Madeline. Ia bisa sesatir Celeste dengan sangat indah, anggun, namun menyakitkan. Tapi dengan hangatnya kehadiran Madeline sanggup meringankan tanpa menghilangkan esensi.
(By Annisa Anugra)



Subscribe to this Blog via Email :