Wednesday, November 1, 2017

ULASAN: THOR RAGNAROK




Belum pernah dalam sejarah perfilman ada yang memiliki kesinambungan yang begitu besar seperti dalam raksasa Marvel Cinematic Universe (MCU) ini. Banyak keuntungan dan kemudahan yang sudah diraih oleh Marvel Studio setiap kali hendak melanjutkan seri film, pun demikian dengan tantangan yang dihadapi. Thor Ragnarok merupakan film ke-17 dalam MCU dan merupakan film solo ke-3 bagi karakter Thor, sang dewa petir yang juga merupakan salah satu anggota 'senior' Avengers. Studio sudah mendapatkan jaminan audiens dengan fanbase yang solid, namun seiring dengan berlanjutnya seri film yang dirilis semakin menunjukkan bahwa MCU sudah kepalang nyaman dengan formula yang serupa disetiap filmnya, tidak terkecuali dengan Thor Ragnarok ini.



Sebagai sutradara yang dikenal nyentrik dan humoris (baik itu secara personal maupun karya-karyanya), Taika Watiti merupakan pilihan yang sangat tepat untuk bergabung memberikan kontribusinya dalam MCU. Para pemeran karakter penting dalam petualangan Thor sebelumnya juga kembali bermain selain Chris Hemsworth sendiri sebagai Thor, kemudian Tom Hiddleston sebagai Loki - frienemies favorit banyak penonton, Idris Elba sebagai Hemidal, hingga Anthony Hopkins kembali sebagai Odin walau hanya tampil sebentar. Tidak hanya itu, sejumlah bintang kenamaan Hollywood juga ikut bergabung dalam jajaran cast. Ya, semuanya ingin tergabung dalam seri jagad film favorit berjuta umat ini. Mulai dari Jeff Goldlum, Tesa Thompson, Karl Urban, hingga Cate Blanchett ikut bergabung memerankan karakter Hela, yang sekaligus menjadi musuh perumpuan utama dalam MCU. Terakhir tapi tidak kalah penting, Mark Ruffalo kembali untuk ikut bergabung memeriahkan panggung sebagai Bruce Banne/Hulk, hingga Benedict Cumberbatch sempat ikut tampil sebagai Doctor Strange. Marvel sedang memiliki waktu yang menyenangkan lainnya dengan para karakter-karakternya yang kini semakin ramai. Soal performan para pemain ini tentu sudah tidak perlu diragukan lagi dengan para bintang papas atas Hollywood tersebut, semua bermain bagus dan santai dan sungguh telah bekerja dengan senang hati untuk peran masing-masing.



Film ini adalah bentuk sebuah pesta, sebuah perayaan, bagaikan quality time bagi semua yang terlibat. Meskipun sebetulnya definisi Ragnarok itu sendiri merupakan kisah kelam yang membawa Argard pada kehancuran besar, namun dengan suatu cara film ini tetap bisa mengatur semua menjadi begitu terang dan bahkan cenderung mengarah pada film komedi, it's kind of MCU at its finest, mostly at comedy. Setelah peristiwa dalam Avengers Age of Ultron, Thor melanjutkan kisah dalam arc nya sendiri menelusuri keberdaan invinity stone. Dalam penacriannya, ia mendapati ramalan tentang peristiwa Ragnarok yang semakin mendekati kenyataan pada kehancuran bagi Asgard. Tidak lama ketika film berlangsung, jalan cerita pun kemudian membuka paralel pada karakter utama Avengers lainnya, yaitu The Hulk, dipertemukan dengan Thor pada sebuah planet asing bernama Sakaar. Ada semacam referensi kisah "Planet Hulk" terbayangkan di sini tapi Marvel nampaknya melakukan kombinasi ini hanya untuk menambah daya tarik film saja, karena sebetulnya kisah petualangan Thor (dan juga Hulk) itu sendiri dianggap yang kurang sukses dibanding dengan film solo anggota para Avengers di fase pertama,



Petualangan seru, lelucon berlimpah, aksi yang bergaya dan set dekorasi mewah hingga efek visual yang megah semua tetap terjaga. Untuk hal-hal tersebut dalam setiap produksi film Marvel Studio sudah tidak perlu diragukan lagi, toh mereka sudah melakukan trik yang agaknya serupa hingga belasan kali, dan lagipula itu masih sukses menyedot banyak penonton. Nampaknya para penonton masih akan terus disuguhkan film dengan resep yang sama hingga mereka yang sudah tidak terkesan lagi dengan resep yang sama jumlahnya menjadi sekin banyak, barulah MCU melakukan perubahan yang benar-benar berani. Semoga itu terjadi pada fase keempat nanti.

( By Arieffandi)

Subscribe to this Blog via Email :