Sunday, August 12, 2018

ULASAN: SLENDER MAN




Mengangkat tema cerita urban legend ke dalam sebuah film adalah sebuah modal yang cukup menguntungkan. Karena tema cerita yang cukup dekat dengan penonton. Terlebih urban legend yang diangkat menjadi film itu berbau mistis. Sudah dipastikan cukup membuat penonton penasaran. Sudah banyak film-film horor yang diangkat ke layar lebar berdasarkan urban legend seperti Candy Man, The Blair Witch Project, I Know What YoU Did Last Summer. Dan sekarang Slender Man urban legend yang untuk pertama kalinya diangkat ke layar lebar yang mitosnya beredar secara luas dari creepypasta.



Didasari rasa iseng empat sahabat gadis SMA Hallie (Julia Goldani Telles), Wren (Joey King0, Chloe (Jaz Sinclair) dan Katie (Analise Basso) melakukan ritual untuk membuktikan mitos dari makhluk ramping bernama Slender Man. Setelah salah satu  diantara meraka hilang, ketiganya pun mulai curiga bahwa keberadaan makhluk ini adalah nyata ketika mereka satu persatupun dilanda teror dari makhluk itu.


Film yang sangat sepi improvisasi dari penceritaan, itulah yang sangat terasa pada Slender man. Plot cerita tipikal mengenai remaja ceroboh mencoba sesuatu yang tidak mereka ketahui. Hanya sebatas itu. Belum termasuk plot hole untuk 30 menit terakhir yang makin membuat filmnya menjadi aneh. Baru kali ini menonton sebuah film horor yang penuh penonton tapi sangat terasa sepi ekspresi penonton seperti teriakan efek jump scare scene pun sama sekali tidak ada.


Slender man mempunyai modal yang cukup untuk membuat cerita yang menarik seperti Candy Man yang ditonton sampai sekarangpun masih menyeramkan. Tapi sayang tim kreatif dalam penulisan cerita sama sekali tidak kreatif yang membuat film sangat monoton. Jika diminta pendapat mengenai satu kelebihan film ini saya juga tidak bisa menjawabnya. Film dokumenter yang Slender Man yang pernah diproduksi HBO masih jauh lebih menyeramkan dari pada versi fiksi ini.

Subscribe to this Blog via Email :