Friday, September 21, 2018

ULASAN: ALPHA



Terkadang, sebuah pertemanan bisa terjadi karena situasi. Meskipun pada dasarnya mempunyai dua karakter yang jauh berbeda, yang bahkan yang awalnya adalah lawan dan musuh, karena keadaan situasi tertentu bisa menjadi teman dan sahabat. Itulah premis cerita yang ingin disampaikan oleh 'Alpha'. Film dengan mengambil setting pada masa akhir zaman es sekitar 20.000 tahun yang lalu dimana manusia-manusia yang hidup pada masa itu selain bertahan dari dinginnya permukaan bumi juga harus bertahan dari hewan-hewan liar yang buas pada masa itu.



Disutradarai oleh Albert Hughes (Broken City, The Book Of Eli) film yang menciptakan bahasa fiksi sendiri untuk dialog sepanjang filmnya ini dibintangi oleh mantan aktor cilik yang beranjak dewasa Kodi Smit-McPhee (Let Me In, X-men: Apocalypse) yang berperan sebagai Keda, seorang putra pemimpin sebuah suku yang menjalin persahabatan dengan serigala yang ingin memangsanya.


Di akhir jaman es sekitar 20.000 tahun yang lalu, Keda (Kodi Smit-McPhee) gagal melakukan perburuan pertamanya dengan kelompok sukunya yang dipimpin oleh Ayah-nya, yang menyebabkan dirinya jatuh dari tebing dan terluka. Ia yang dianggap telah mati dan ditinggalkan kelompoknya, sehingga harus bertahan hidup sendirian di padang gurun yang ganas dan liar. Keda lalu berusaha menjinakkan seekor serigala yang tertinggal dari kawanannya yang awalnya mencoba ingin memangsa dirinya. Mereka berdua menjadi pasangan yang saling bergantung menghadapi berbagai bahaya dan rintangan hingga menemukan jalan pulang sebelum musim dingin yang mematikan tiba.



Hal pertama kali yang menjadi perhatian ketika menonton film dengan setting waktu atau  di masa waktu yang sangat jauh dari posisi waktu kita sekarang tentu saja adalah keotentikan atau sedekat apakah film ini dengan faktanya ? Terutama untuk bahasa yang digunakan. Untungnya Alpha tidak melakukan kesalahan yang dilakukan Roland Emmerich dalam film '10,000 BC' yang menggunakan bahasa Inggris yang sangat terasa sangat aneh. Dan 'Alpha' alih-alih menggunakan bahasa Inggris, mereka lebih memilih menciptakan bahasa fiksi baru khusus untuk film ini. Bahasa yang diciptakan oleh Christine Schreyer, seorang professor anthropologi yang membuat filmnya lebih terasa otentik. Salah satu nilai plus dari 'Alpha'.



Tugas terberat ada pada Kodi Smit-Mcphee tentunya, karena hampir keseluruhan durasi film adalah interaksi karakter Keda yang tidak hanya dengan hewan, tetapi juga alam. Untungnya Kodi dapat mengemban tugas itu dengan baik. Banyak sekali momen adegan-adegan thrilling ataupun menyentuh yang mengandalkan ekspresi emosi dari karakter Keda. Seperti contoh transisi hubungan Keda dari serigala yang diberi nama Alpha yang awalnya dari musuh menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Jikapun ada yang teerasa meganggu ada bagian-bagian CGI yang masih terasa kasar. Lalu selebihnya ? Kamu akan menikmati film ini sampai tersadar jika film dengan tema persahabatan seorang manusia dan hewan 'Alpha' adalah kesekian film lainnya yang sudah kamu tonton.



Alpha bukanlah film pertama Kodi Smit-McPhee yang sangat mengandalkan ekspresi emosi, kita pernah melihatnya sebelumnya lewat Let Me In dan The Road sehingga memilih Kodi memerankan Keda adalah keputusan yang tepat. Dengan tema cerita yang terasa sangat familiar 'Alpha' masih mampu memancing emosi penonton untuk keluar. Jika sebuah film dengan tema yang sudah mainstream tetapi masih bisa membuat menyukai film tersebut, tentulah film itu bukan sekedar film yang biasa.

Overall: 8/10

(By Zul Guci)

Subscribe to this Blog via Email :