Thursday, September 13, 2018

ULASAN: THE PREDATOR




Melepaskan sebuah franchise sebuah film yang sebenarnya masih memiliki potensi memang sangat disayangkan. Hal itu yang terjadi pada franchise Predator yang pertama kali muncul di layar bioskop tahun 1987 dibintangi Arnold Schwarzenegger  yang sukses besar yang tidak bisa diikuti oleh dua sequelnya di tahun 1990 dan 2010. Sempat bernafas dengan crossover-nya dengan Alien franchise di tahun 2004 lewat Alien vs Predator tapi hancur lebur lewat sequelnya AvP: Requiem (2007). Dan sekarang, sang kembali Predator kembali hadir ke bumi untuk berburu. Tapi untuk kali ini dengan sutradara Shane Black (Kiss Kiss Bang Bang, Iron Man 3) seri terbaru franchise ini, sang sutradara membawanya dengan perubahan drastis yang tidak pernah kita temui di film-film Predator sebelumnya. Perubahan drasti seperti apakah yang dimaksud ?


Dari bagian terjauh di luar angkasa hingga ke jalan-jalan kecil di sebuah kota kecil. Sekarang, Predator (pemburu paling mematikan di alam semesta) menjadi lebih kuat, lebih pintar dan lebih mematikan daripada sebelumnya, setelah secara genetis menggunakan DNA spesies lain untuk meningkatkan diri mereka. Quinn McKenna (Boyd Holbrook) berada pada tempat dan waktu yang salah ketika sebuah pesawat asing jatuh ditempat dia bertugas. Menjadi satu-satunya orang selamat dan saksi hidup melihat makhluk asing, Quinn ditangkap oleh militer yang ingin menutup rapat kejadian itu dan mendianogsis Quinn mengalami gangguan mental yang mempertemukannya dengan anggota militer lainnya yang juga yang juga didiagnosis mengalami gangguan mental.


Di tempat lainnya seorang anak pengidap austis Rory McKenna (Jacob Trambelay) yang merupakan putra dari Quinn secara tidak sengaja mengaktifkan alat komunikasi sang predator yang disembunyikan Quinn dan membuat situasi makin kacau dan berbahaya. Quinn dikejar waktu, dengan teman-teman baru yang dikenalnya (mereka menyebutnya The Loonies) dalam bus tawanan Quinn bahu-membahu untuk bisa membunuh sang predator ditengah-tengah kejaran agen pemerintah yang juga mempunyai misi tertentu.


Perubahan drastis apa yang ada pada seri Predator ini ? Jawabannya adalah tone cerita yang paling terasa sangat kontras perbedaan dengan film-film Predator sebelumnya. Jika di film-film sebelumnya film lebih menekan-kan thriller-action, untuk versi Shane Black posisi thriller jauh sangat terasa berkurang menjadi action-komedi. Ya benar, kita menonton sebuah film action-komedi karena kentalnya unsur humor yang ada dalam film ini. Sesuatu yang sangat beresiko, tetapi suatu keputusan yang harus diambil karena tidak ingin mengulang kegagalan dua sequel sbelumnya.


Untungnya sangat kentalnya unsur humor dalam The Predator dapat diaplikasikan dengan baik oleh pemain-pemainnya. Anggota The Loonies dimulai dari Gaylord "Nebraska" Williams (Trevante Rhoodes), Baxley (Thomas Jane), Coyle (Keegan Michael-Key), Linch (Alfie Allen) dan Nettles (Augusto Aguilera) mempunyai chemistri cukup kuat yang membuat setiap joke-joke terkesan receh sekalipun mampu membuat penonton tertawa. Sepertinya Shane Black terpengaruh dengan gaya penceritaan film-film Marvel Cinematic Universe. 


Tetapi jangan mengira film ini menjadi kehilangan unsur brutalnya karena banyaknya unsur komedi, Shane Black pernah bermain dalam film pertamanya sangat tahu itu. Kebrutalan dalam The Predator masih diberi porsi tersendiri, hanya kita menontonnya tidak dalam posisi terpacu adrenalin seperti film pertamanya. Semacam tumbal dari kentalnya komedi dalam film ini menyebabkan thrilling film jadi jauh berkurang.

Keputusan berani Shane Black merubah drastis cara penceritaannya akan membuat penonton terpecah dua pendapat yang berbeda. Pertama yang benar-benar suka film ini terhibur atau pendapat kedua yang akan membenci The Predator karena menghilangkan unsur thrilling yang kental. Sepertinya Shane Black tidak terlalu masalah dengan hal itu, karena sang sutradara pernah mengalami hal yang saat menyutradarai Iron Man 3 ketika memberikan sebuah twist pada karakter penting yang membuat penonton terpecah menjadi dua kubu juga. 

Subscribe to this Blog via Email :