Monday, October 15, 2018

ULASAN: GOOSEBUMPS 2



Para makhluk horor ciptaan R.L Stine kembali menghantui di halloween 2018 ini dengan film berjudul “Goosebumps 2: Haunted Halloween”. Film yang oleh IMDB dimasukkan ke dalam genre fantasy/adventure ini masih memiliki formula film sebelumnya maupun kisah-kisah Goosebumps di novelnya. Biarpun begitu, film ini masih menarik untuk ditonton.


Film ini mengisahkan tentang seorang remaja bernama Sonny Quinn (Jeremy Ray Taylor) yang menemukan buku berkekuatan mistis yang dapat membangunkan boneka ventriloquis (boneka yang dapat dibuat berbicara dengan suara perut, seperti boneka Susan-nya Ria Enes). Boneka bernama Slappy (diisi vokal oleh Rick Galinson) ini ternyata boneka jahat yang memiliki kekuatan mistis untuk menghidupkan ornamen Halloween, mulai dari labu Jack O Lantern, topeng-topeng monster hingga gummy bears.


Dengan hidupnya semua ornamen Halloween ini, maka keceriaan malam Halloween di kota Wardenclyffe (kota tempat Tesla mendirikan menara listriknya) berubah menjadi suasana yang mencekam. Monster, penyihir, mummy, hantu, dan manusia serigala menyerang kota. Semua warga berlari berhamburan menyelamatkan diri. 


Di tengah-tengah suasana horor ini, Sonny yang merasa bertanggung jawab menyebabkan Slappy menjadi hidup, juga harus menyelamatkan sang ibu, Kathy Quinn (Wendy McLendon-Covey). Slappy mengincar ibu Sonny karena terobsesi memiliki keluarga, terutama Ibu. Maka bersama sahabatnya, Sam Carter (Caleel Harris) dan kakaknya, Sarah Quinn (Madison Iseman), Sonny berusaha mengalahkan Slappy dan monster-monster Halloween. Petualangan para remaja ini pun dimulai.


Apakah ada hubungannya dengan film Goosebumps tahun 2015? Kehadiran kembali Jack Black sebagai pemeran R.L Stine tentunya menjadi jawaban. Silahkan saksikan sendiri film garapan Ari Sandel ini untuk menemukan jawaban lebih lanjutnya. Yang pasti, film produksi bersama Columbia Pictures, Sonny Pictures Animation dan Original Film ini tidak hanya dapat dinikmati remaja tahun 2018, tetapi juga remaja generasi 2000, 1990, bahkan 1980 yang menggemari cerita-cerita R.L Stine.

Terakhir, sebagai penulis ulasan ini, saya ingin membagi sedikit fenomena yang biasa dialami para penulis: writer’s block, suatu fenomena ketika penulis mengalami hambatan untuk menuliskan idenya karena pikirannya buntu, dan merasa tidak berdaya lagi untuk melanjutkan tulisannya. Untuk itu, Stine di film ini menyampaikan pesan kepada para penulis: “Write what you know!” Oh ya, untuk kalian penikmat kisah horor, jangan lewatkan kehadiran balon merah dan lelucon Stine mengenai hal tersebut. ;)

(By Aisyah Syihab)

Subscribe to this Blog via Email :