Friday, April 19, 2019

ULASAN: HOTEL MUMBAI




Peristiwa terorisme Yang terjadi pada 26 - 29 November 2008 Di beberapa pusat kegiatan Di India
Yang dikenal sebagai Mumbai Attack merupakan peristiwa kelam dalam sejarah India. Salah Satu bangunan historis yang terkena dampak adalah The Taj Mahal Palace Hotel, sebuah hotel prestisius bintang 5 di jantung kota Mumbai. Kisah terorisme dan penyelamatan yang terjadi pada waktu serangan inilah yang dijadikan tema film ini. Hotel Mumbai merupakan film bergenre biopic-thriller yang dibuat berdasarkan film dokumenter Surviving Mumbai yang dirilis tahun 2009 karya sutradara Victoria Midwinter Pitt. Cerita film ini berfokus pada sudut pandang 5 protagonis utama yang semuanya bersinggungan ketika mereka sama-sama berada pada hotel Taj Mahal di mana nasib
mereka mempertemukan satu sama lain ketika hotel mereka diinvasi oleh sekelompok teroris
sebagai bagian dari serangan jihad terencana dari dalang teroris, Laskhar-e-Taibaa, yang dipimpin
oleh seseorang bernama The Bull.



Film ini dibintangi oleh banyak bintang terkenal dan semua memainkan karakternya dengan sangat baik. Penampilan gemilang di film ini layak diberikan untuk Arjun (Dev Patel) dan Kepala Chef Hermant Oberoi (Anupam Kher) yang benar-benar tampil meyakinkan sebagai pegawai hotel yang berani dan memegang filosofi bahwa tamu adalah raja, Armie Hammer tampil cukup mengesankan sebagai David, ayah yang pemberani yang berani mengambil risiko demi keselamatan keluarganya. Zahra (Nazanin Boniadi) berperan sebagai istri David yang membuat kita bersimpati terhadap karakternya yang berada dalam tekanan karena memikirkan keselamatan anak, suami, dan asistennya Sally. Kalaupun ada karakter yang underdeveloped di film ini yaitu Jason Isaacs, yang berperan sebagai mantan agen Spetznaz, Vasili, seperti dibuat berkharisma di awal tapi seiring berjalannya film seperti kurang dieksplorasi karakternya. Sementara dari sisi karakter antagonis, semua pemeran teroris tampil meyakinkan sebagai karakter yang brutal dan di saat yang sama berada dalam keadaan frustrasi dan kebingungan dalam menjalankan aksinya.



Walau awalnya terlihat tenang tapi film ini secara perlahan membangun ketegangan dengan terstruktur dan rapi, ketika adegan sudah berubah menjadi tegang dan masuk dalam situasi penyanderaan kita sebagai penonton seperti tidak diberikan waktu untuk bernafas lega.



Menyaksikan film yang berdurasi 2 jam ini seperti berada dalam situasi teror itu sendiri di mana kita pun bertanya-tanya kapan akan berakhir dan bagaimana berakhirnya. Kita merasakan simpati terhadap para korban-korban yang disandera dan emosi kita terhadap para pelaku teroris juga benar-benar bergejolak. Terlihat film ini benar-benar memaksimalkan penggunaan setting tempat di hotel Taj Mahal, baik dari kamar, dapur, Lobi hotel, maupun Lounge rahasia hotel. Film ini juga ingin memberikan garis bawah terhadap humanisme yang diciptakan sangat baik oleh sang sutradara, Anthony Maras, terlihat lewat keteguhan para pelayan Hotel yang tetap tinggal untuk melindungi para tamu mereka.



Sinematografi film ini juga turut memberikan andil menciptakan suasana mencekam dan penuh ketegangan. Situasi dramatis pun terasa di film ini pada adegan klimaks di mana teroris mulai menghabisi nyawa para sandera sementara bantuan kepolisian terhambat akibat sulitnya akses dan kurangnya sumber daya keamanan di kota tersebut. Yang menjadi kunci suksesnya film biopik selain dari para aktor pemerannya juga adalah seberapa akurat situasi yang digambarkan dengan kejadian sebenarnya. Film ini menggambarkan aksi terorisme dengan cukup detil dan terkadang brutal. Walau ada beberapa selipan humor tapi cenderung kurang tepat sasaran dan bisa dihilangkan sebenarnya, film ini bisa tetap serius dan tidak memerlukan humor seperti demikian.



Menurut berita, film ini dibuat berdasarkan dokumenter, semua berita dan rekaman yang terjadi di waktu peristiwa ini terjadi dan melihat hasil akhirnya di film yang kita tonton, kita patut mengacungkan jempol terhadap penulis cerita, sutradara dan semua cast Yang terlibat. Film ini jelas akan selalu berada di ingatan saya sebagai film biopik yang berkesan. Namun perlu diingat menonton film biopik seperti ini kita perlu menelaah lebih dalam mengenai fakta terhadap kejadian sebenarnya karena apa yang digambarkan dalam film tidak mencakup seluruh aspek secara menyeluruh.



Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)

Subscribe to this Blog via Email :