Saturday, July 6, 2019

ULASAN: SPIDER-MAN 'FAR FROM HOME'



Sehabis perhelatan akbar para superhero dalam Avengers: Endgame yang masih sangat berbekas di ingatan kita film yang paling dinantikan sebagai penutup Marvel Cinematic Universe fase 3 di tahun ini adalah Spiderman: Far From Home, kembali disutradarai oleh Jon Watts dengan cast lama yang sebagian besar kembali bermain ditambah dengan beberapa pemain baru seperti Jake Gyllenhaal, JB Smoove, Angourie Rice, dan Colbie Smulders. Film ini dirilis di US pada 2 Juli 2019 disusul Indonesia pada 4 Juli 2019. Dengan jadwal rilis Film Marvel yang menargetkan 3 judul film dalam setahun maka film ini sekaligus merupakan film Marvel terakhir di tahun 2019 ini sebelum kita mulai memasuki MCU fase 4 yang sepertinya merupakan era baru yang akan berbeda. Hingga artikel ini ditulis, film ini mendapat rating 92% di Rotten Tomatoes sama dengan film pertamanya. Jika di film pertama kita lebih dikenalkan pada dinamika kehidupan Peter Parker dan peran barunya sebagai Spiderman, maka di film kedua semua dibuat lebih meningkat dari segi masalah yang dihadapi dan tanggung jawab Peter Parker sebagai superhero terkait dengan posisinya sebagai bagian dari Avenger.





Spiderman: Far From Home bercerita tentang adanya gangguan di sejumlah lokasi di Eropa oleh makhluk yang dinamakan The Elementals hasil penyelidikan Nick Fury (Samuel L Jackson) dan Maria Hill (Cobie Smulders) dan kemunculan Superhero misterius, Quentin Beck/ Mysterio (Jake Gyllenhall) yang tampaknya berada di pihak yang baik karena membantu melawan The Elementals. Melihat hal tersebut Nick Fury meminta bantuan Spiderman/ Peter Parker agar dapat membantu mengatasi masalah tersebut bersama Mysterio. Peter (Tom Holland) sendiri sebetulnya sedang ingin lepas sejenak dari tugas superhero karena ia dan teman-temannya Ned (Jacob Batalon), MJ (Zendaya), serta gengnya sedang menjalani liburan ke Eropa, tetapi akhirnya setuju untuk membantu Nick Fury dalam melawan The Elementals karena keberadaan The Elementals juga turut mengancam keselamatan teman-temannya dan penduduk sekitar. Akankah Peter berhasil mengatasi ancaman The Elementals, siapa dan apakah motif Mysterio dalam melawan The Elementals, serta berhasilkah Peter dalam menjalani dualisme hidupnya di antara teman-temannya dan sebagai superhero? Poin-poin inilah yang menjadi inti dari cerita sekuel film Spider-Man: Far From Home.





Jika di film pertama, hubungan Peter dan MJ tidak terlalu disorot tapi di film kali ini cukup mendapat porsi lebih banyak dan berhasil ditampilkan dengan baik dan tidak mengganggu keseluruhan cerita. Plot utamanya tetap terjaga dengan baik, selingan-selingan komedi khas remaja disematkan pada momen yang tepat dan membuat kita terhibur. Interaksi Peter dengan teman-temannya menjadi salah satu kelebihan film ini selain dari aksi utama Spider-Man dalam melawan karakter antagonis. Seperti film pertamanya, film ini juga menyimpan twist yang sebenarnya sudah bisa ditebak sejak dari trailer yang ditampilkan dan buat para pembaca setia Komik Spider-Man karena terkait dengan karakter Mysterio yang ternyata adalah dalang dari semuanya. Baru pada pertengahan film kita dibukakan pada masalah sesungguhnya dan fakta bahwa Mysterio adalah mantan pegawai Tony Stark yang sakit hati yang punya obsesi menjadi superhero sekaligus membalas dendam. Klimaks film ini adalah pertarungan antara Spider-Man dan Mysterio yang merupakan momen paling keren di film ini karena menyajikan trik Mysterio yang membuat Spider-Man cukup kewalahan, persis seperti di komiknya. CGI yang digunakan secara keseluruhan mampu menampilkan visualisasi aksi Spider-Man dan pertarungan antara Mysterio dan Spider-Man dengan sempurna dan sangat baik. Bukan Marvel namanya jika tidak memberikan kejutan, bagian akhir film ini memberikan kita kejutan yang sangat besar terhadap nasib Spider-Man yang harus kita tunggu setelah memasuki MCU fase 4 nanti.



Pilihan Marvel terhadap Tom Holland untuk menjadi karakter Peter Parker/ Spider-Man tidak mengecewakan, Tom merupakan representasi Spider-Man versi remaja yang kadang canggung dalam menyeimbangkan tanggung jawabnya sebagai siswa yang masih bersekolah dan superhero namun selalu punya harapan positif terhadap setiap masalah yang dihadapi. Tom Holland memerankan karakter Peter dengan sangat baik, emosinya sebagai remaja yang terkadang bingung dalam menempatkan prioritas diaktualisasikan dengan sangat baik dan membuat penonton sangat terhubung dengan karakternya. Hal tersebut terlihat setiap kali Peter dihadapkan pada posisi sulit antara memilih menjalani hidup normal dan menjalankan tugasnya sebagai superhero dalam beberapa kejadian dalam film seperti dipanggil tiba-tiba saat sedang dalam momen bersama MJ dan berbagai momen lain. Sebagai love interest Peter, Zendaya mampu menampilkan pesona yang unik dibanding karakter-karakter MJ di film Spider-Man sebelumnya dan itu terlihat dari interaksi dan chemistry mereka yang cukup membekas di pikiran dan hati kita. Ned dan Betty (Angourie Rice) juga sukses mencuri perhatian lewat interaksi mereka yang lucu sebagai sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Di sini kita juga diberikan interaksi lebih jauh antara Peter dan Bibi May (Marisa Tomei) dan Happy (Jon Favreau). Marisa Tomei benar-benar memberikan penampilan yang fresh dan hubungannya dengan Happy memberi warna tersendiri dalam dinamika film ini. Dari segi karakter antagonis, Mysterio yang diperankan Jake Gyllenhall tidak mengecewakan namun berada sedikit di bawah Michael Keaton dalam hal intimidasi. Jake Gyllenhall tampil meyakinkan sebagai con-artist yang membuat penonton awalnya percaya sampai momen yang menguak siapa sebenarnya Mysterio.





Jon Watts berhasil membawakan konsep Teen action-comedy ke dalam film sekuel Spider-Man ini dengan sangat baik. Dia tetap bisa membawa tone film remaja secara konsisten seperti di film pertamanya dan di film keduanya dia meningkatkannya dengan konflik khas remaja yang dialami oleh Peter Yang notabene juga adalah superhero. Aspek interaksi Peter dan teman-temannya digarap dengan detail dan mengena selayaknya remaja pada umumnya. Formula Yang digunakan Watts hampir mirip seperti di film pertama namun naskah Yang baik dan eksekusinya yang sempurna membuat film ini sukses dan berkesan bagi penonton. Watts menyajikan isu khas remaja seperti keegoisan terhadap diri sendiri dan apa artinya memikul tanggung jawab yang besar. Kita tahu jargon dibalik kekuatan Yang besar tersimpan tanggung jawab Yang besar selalu terngiang dalam tiap Film Spider-Man dan versi Spider-Man Yang baru pun melanjutkan pesan tersebut dengan impresif. Lewat film ini Jon Watts sekali lagi membuktikan kepada Kita kenapa Spider-Man adalah karakter Marvel yang paling digemari..

Overall : 8,5/10

(By Camy Surjadi)



Subscribe to this Blog via Email :