Thursday, August 1, 2019

ULASAN: BRIDEZILLA




“Marriage is a love celebration between both of you as a couple but Wedding is what you want others to see”. Ungkapan ini sangat pas untuk menggambarkan pola pernikahan para pasangan di Indonesia yang masih sangat kuat menganut Budaya Timur ketimbang pasangan di negara-negara Barat yang cenderung lebih simpel. Pasangan yang sedang menuju jenjang pernikahan kerap menghadapi berbagai tekanan seperti tekanan sosial dari keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar. Mereka ada yang terbagi antara menyelenggarakan pernikahan secara jor-joran demi usaha mencapai status sosial yang lebih tinggi dan prestise namun ada juga yang lebih suka mengadakan pesta pernikahan yang lebih sederhana dan intim. Pola didikan orang tua dan tradisi dalam keluarga lah yang menyumbang andil terbesar untuk pernikahan anak-anaknya yang menjadi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan. Hal inilah yang menjadi latar belakang kisah film Bridezilla yang akan tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2019. Film produksi Visinema Pictures ini bergenre komedi romantis dan kembali disutradarai oleh Andibachtiar Yusuf yang tahun lalu menggebrak lewat film Love for Sale yang masih sulit lepas dari ingatan kita.



Cerita film Bridezilla mengangkat kisah Dara (Jessica Milla) yang sebetulnya memiliki obsesi pernikahan impian sejak kecil dari film-film romantis yang gemar ia tonton sejak kanak-kanak dan ia tuangkan dalam diarynya. Obsesi tersebut jugalah yang menghantarkannya berkecimpung dalam bisnis Wedding Organizer (WO) profesional yang sudah banyak menangani para klien termasuk yang memiliki keinginan selangit bahkan sampai tahap membuat dongkol atau kerap disebut Bridezilla. Bisnis WO yang dibangunnya bersama teman akrab masa kecilnya Key (Sheila Dara) memang cukup punya nama namun reputasi WO yang dimilikinya terancam bangkrut akibat insiden tidak mengenakkan dalam salah satu pernikahan yang ditanganinya. Pernikahan yang dimaksud adalah pernikahan antara Queen Lucinta (diperankan Lucinta Luna sebagai dirinya sendiri) dan Lord Bobby (Adriano Qalbi) berakhir berantakan akibat Lucinta tersandung kabel yang menyebabkan dirinya terguling dan menjadi pergunjingan di media sosial. Akibat insiden tersebut Lucinta menuntut ganti rugi dan banyak klien juga menarik kembali perjanjian mereka dengan WO milik Dara. Di tengah-tengah suasana duka tersebut, Alvin (Rio Dewanto), pacar Dara, melamarnya. Sontak keadaan ini memberi ide bagi Dara untuk menjadikannya Wedding of The Year dengan harapan reputasi WO nya bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Untuk mencapai tujuan tersebut Dara mendatangi kantor majalah Wedding Star untuk bertemu Tante Ana (Widyawati), pimpinan Redaksi Wedding Star, agar bersedia meliputnya sebagai Wedding of The Year. Dari sini konflik dimulai di mana syarat yang diajukan oleh Majalah Wedding Star cukup berat selain itu tanggal pernikahan yang bentrok dengan Lucinta juga menambah permasalahan yang ada. Dalam perjalanan mewujudkan pernikahan impiannya, Dara dihadapkan pada berbagai masalah yang membuat dia harus memilih harus mengutamakan antara karir atau kehidupan cintanya. Akankah Dara berhasil mewujudkan impiannya dan membawa reputasi WO-nya kembali bersinar tanpa mengorbankan cinta dan persahabatannya atau Dara juga menjadi Bridezilla seperti para kliennya?



Premis cerita Bridezilla terbilang dibawakan dengan alur yang mulus dan sangat enak diikuti. Konflik dibukakan satu demi satu seiring cerita berjalan. Di awal cerita Kita diberi waktu yang cukup untuk mengenal Dara dan orang-orang dalam kehidupan Dara, seperti sahabatnya Key, sang stylist Aang, dan sampai orang terpenting dalam hidup Dara, yaitu kekasihnya Alvin. Babak selanjutnya kita mulai merasakan perubahan karakter Dara yang perlahan menjadi egois karena lebih mengutamakan bisnis WO-nya ketimbang cinta dan persahabatan. Dinamika konflik terasa natural dan mengena bagi penonton berkat suasana emosional yang dibangun. Berkat adanya selipan adegan komedi dengan proporsi yang pas dan ditempatkan pada momen yang tepat membuat film ini menjadi lebih kaya dan hidup. Dalam bagian klimaks film diperlihatkan bahwa situasi konflik memuncak di mana Dara dihadapkan pada pilihan yang krusial dalam hidupnya, penonton juga akan ikut merasakan tensi yang tinggi dan dibuat penasaran terhadap konklusi cerita ini, khususnya penyelesaian konflik dan masalah yang ada. Kehadiran subplot usaha Dara untuk menjadikan pernikahannya sebagai Wedding of The Year diramu dengan baik dan sanggup menunjang plot cerita utamanya hanya di bagian penutup untuk pemberian Wedding of The Year kurang mendalam soal mengapa akhirnya Dara yang mendapatkannya.



Jajaran cast yang tampil dalam film ini sudah tampil dengan sangat baik dan sanggup menghidupi karakter mereka dengan total. Karakter Dara yang ambisius, perfeksionis, dan dominan sangat berhasil diperankan Jessica Milla, penonton juga turut merasakan perkembangan karakternya sepanjang film dan dijamin sebagian mungkin akan ikut sebal melihat keegoisannya dalam mencapai ambisinya mewujudkan Dream Wedding-nya. Sheila Dara sebagai Key sanggup menjelma menjadi sahabat dekat Dara yang selalu rasional dan dapat diandalkan, Sheila Dara sebagai pendatang baru cukup mencuri perhatian di sini karena sanggup menampilkan chemistry yang baik dengan Jessica Milla. Karakter Tante Ana sepertinya memang untuk Widyawati, mengingatkan Kita pada Meryl Streep dalam The Devil Wears Prada, Widyawati sanggup menampilkan karakter yang tegas dan mengintimidasi yang benar-benar mahir di industri yang digelutinya. Rafael Tan tampil sangat menghibur dan benar- benar keluar dari comfort zonenya dengan gaya kemayu yang khas dan konyol. Lucinta Luna tidak disangka sanggup menampilkan akting yang baik dan memancing tawa di film ini. Untuk Rio sendiri sudah berperan sesuai karakternya sebagai tipe lelaki idaman Yang romantis, gentleman, dan sabar. Chemistry antara Rio dan Jessica terbangun cukup baik mengingat screen time Rio yang lumayan terbatas di film ini. Rukman Rosadi walau hanya tampil di beberapa scene namun dapat menunjukkan perannya sebagai ayah yang dapat diandalkan dan memberi petuah yang mengena soal arti penting dari pernikahan. Aimee Saras sebagai pemimpin gang sosialita The Fabulous tampil meyakinkan namun anggota-anggotanya terkesan sebagai 'tempelan' dan kurang berkarakter. Momen ketika Key bertengkar dengan Dara ataupun ketika Dara berselisih dengan Alvin adalah dua momen yang tidak boleh dilewatkan Karena benar-benar menampilkan kualitas akting para aktor dan aktris yang terlibat.



Bridezilla merupakan film keempat produksi Visinema Pictures Di tahun 2019 yang bertema sangat kuat tentang feminisme. Meski penulis skenario (Lucky Kuswandi, Fai Tirtha) dan sutradaranya (Andibachtiar Yusuf) adalah pria tetapi mereka mampu menangkap esensi dan problematika yang biasa dialami para wanita dalam situasi mempersiapkan pernikahan. Film ini berhasil mengangkat isu pernikahan dan segala kerepotannya yang direfleksikan dengan sangat baik dalam cerita film. Detil seperti cincin kawin dan bridesmaid (pengiring/pendamping wanita/ pagar ayu) pun tidak luput dibahas karena memang dua hal tersebut simbol yang memiliki nilai sentimentil dan sensitif buat pasangan yang menikah terlebih buat Keluarga masing-masing pihak. Isu pernikahan mewah vs pernikahan sederhana pun terwakilkan dalam cerita film ini yang memang sedang menjadi perdebatan dalam tiap generasi khususnya generasi milenial. Sutradara Andibachtiar Yusuf mampu meramu unsur komedi dan drama dengan karakter yang lekat dalam ingatan sehingga tetap memiliki kekuatan dalam cerita seperti dalam film sebelumnya, Love for Sale. Dalam film ini sutradara Andibachtiar juga tidak lupa memasukkan adegan signature khasnya yang selalu melibatkan sepakbola, satu hal yang pasti tidak luput dari pengamat setia film-filmnya.



Dalam Film Bridezilla terkandung pesan bahwa dalam hidup kita harus tahu kapan saatnya menuruti ambisi dan kapan memilih hal yang terpenting dalam hidup ini karena dalam hidup Kita akan senantiasa dihadapkan dengan situasi dan pilihan sulit. Film ini sangat cocok ditonton bagi para pasangan maupun untuk mereka yang sedang mempersiapkan pernikahan karena ada banyak nilai-nilai dan hal yang bisa dipelajari mengingat menikah adalah komitmen dan kerjasama kedua belah pihak untuk mengatasi berbagai perbedaan yang ada.



Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)



Subscribe to this Blog via Email :