Saturday, August 3, 2019

ULASAN: HOBBS AND SHAW




Tidak ada yang menyangka bahwa film Fast & Furious yang awalnya hanya berpusat pada aksi kejar-kejaran balapan jalanan oleh polisi yang menyamar dapat menjadi mega franchise blockbuster yang masih terus menelurkan sekuel-sekuelnya. Film yang dimulai sejak 2001 ini akan memasuki babak baru dengan munculnya film spin-off pertama kalinya dalam sejarah franchise saga Fast & Furious pada tahun 2019. Spin-off ini memusatkan ceritanya pada karakter Luke Hobbs (Dwayne Johnson) dan Deckard Shaw (Jason Statham) dari seri utama filmnya dan diberi judul Hobbs & Shaw. Walau film ini sempat mengalami masalah dalam produksinya karena perselisihan antara Dwayne Johnson dengan Vin Diesel Dan Tyrese Gibson yang sempat ramai beberapa waktu lalu di sosial media tetapi Dwayne Johnson akhirnya mampu meloloskan film ini hingga mampu rilis dua tahun setelah film The Fate of The Furious. Gibson kesal dengan Dwayne Johnson karena menurutnya ia egois bermain film Lepas padahal Dwayne termasuk yang.belakangan baru bergabung dalam saga Fast and Furious. Nampaknya perselisihan tersebut sudah berhasil diatasi dan franchise ini tetap sukses dilanjutkan. Film ini disutradarai oleh David Leitch yang sudah kita kenal lewat Deadpool 2 dan Atomic Blonde serta John Wick (co-director bersama Chad Stahelsky), skenarionya ditulis oleh Chris Morgan dan Drew Pearce. Baik Jason Statham dan Dwayne Johnson juga bertindak sebagai produser selain sebagai pemain dalam film. Film ini dirilis di Indonesia pada hari Rabu, 31 Juli 2019 sedangkan di US sendiri dirilis pada 2 Agustus 2019, hingga artikel ini ditulis film ini sudah mendapat rating 71% di Rotten Tomatoes.



Dalam Hobbs & Shaw diceritakan bahwa Hattie Shaw (Vanessa Kirby) yang merupakan adik Deckard Shaw adalah anggota MI6 dan sedang dalam proses mengamankan virus pemusnah massal 'Snowflake' dari organisasi teroris Eteon. Tanpa diduga Eteon mengirimkan Brixton Lore (Idris Elba), seorang mantan tentara yang memiliki implan cybernetic yang canggih Yang memampukannya memiliki kekuatan super. Brixton membunuh semua rekan Hattie dalam upaya merebut virus tersebut dengan mudah. Melihat hal tersebut Hattie menginjeksikan virus 'Snowflake' yang dorman ke dalam dirinya dan berhasil kabur dari Brixton. Brixton lalu menjebak Hattie dengan menempatkannya sebagai agen MI6 yang berkhianat terhadapt timnya sehingga membuat Hattie harus terus lari dan bersembunyi. Deckard dan Hobbs masing-masing dihubungi oleh agen-agen yang bekerja untuk Mr. Nobody, yang sudah Kita kenal sejak Furious 7, untuk bekerja Sama mengambil kembali virus tersebut dan menyelamatkan Hattie. Deckard dan Hobbs yang awalnya enggan bekerja sama mengingat sejarah di antara mereka berdua perlahan mengesampingkan perbedaan mereka Karena ada bahaya global yang lebih besar jika mereka tidak bisa bekerja sama. Hobbs yang akhirnya menemukan Hattie, mendapatkan fakta bahwa virus 'Snowflake’ harus segera dikeluarkan dari tubuh Hattie sebelum terlepas dan membunuh Hattie dan menyebabkan bencana genosida massal. Akankah Hobbs dan Shaw berhasil menyelamatkan Hattie sebelum Eteon berhasil mewujudkan rencananya dan keadaan berbalik memburuk lalu bagaimana mereka harus menghadapi Brixton yang sangat tangguh dan sulit untuk dikalahkan?



Premis tersebut dituangkan dalam film berdurasi 2 jam 16 menit ini dengan sangat baik, David Leitch tahu bagaimana memanjakan penonton lewat aksi perkelahian yang memukau dan ia juga sanggup menginkorporasikan aksi kejar-kejaran kendaraan ke dalam cerita dengan spektakuler. Adegan kejar-kejaran menggunakan kendaraan bisa dikatakan adegan terbaik dalam film ini. Walau ceritanya menggunakan formula yang mudah tertebak, dua jagoan yang awalnya berselisih paham namun akhirnya sepakat bekerjasama untuk menyelamatkan dunia dan orang yang mereka sayangi Dari organisasi jahat yang memiliki teknologi dan berbagai kelebihan. Untungnya aksi penuh adrenalin tinggi yang membuat penonton serasa berolahraga sanggup membuat penonton terjaga untuk tetap antusias menyaksikan film ini hingga usai. Adegan klimaks yang terletak Di bagian akhir film merupakan adegan Yang tidak boleh dilewatkan karena semua Yang penonton inginkan dari film Fast n Furious terwakili Di sana. Penggunaan banyak lokasi dalam film seperti LA, London, Rusia, dan Samoa turut menambah semarak dan dinamika film ini. Eteon sebagai organisasi teroris yang berpengaruh sayangnya kurang diceritakan lebih mendalam soal sejarah dan latar belakang mereka padahal organisasi ini adalah dalang utama dari semua masalah yang terjadi dalam film, kemungkinan hal ini sengaja disimpan dan baru akan dibahas dalam sekuelnya. Walau ada beberapa adegan dalam film yang menentang logika penonton seperti karakter jagoan yang tidak terluka parah walau terlibat kecelakaan hebat dan sesekali ledakan yang cukup ekstrim tetapi hal ini nampaknya sudah jamak dalam film-film Fast and Furious dan mega action sejenis. Dari sisi komedi film ini sudah berusaha cukup baik, menyaksikan perselisihan duo Hobbs dan Shaw yang saling mengejek merupakan hiburan tersendiri apalagi ditambah Kehadiran dua secret character yang semakin menambah dinamika humor dalam film. Sayangnya baik Dwayne maupun Statham Masih terlihat kaku dalam beradegan komedi terlihat dari dialog mereka yang cukup panjang dan kadang agak dipaksakan namun Chemistry di antara mereka terlihat cukup berhasil. Hal ini wajar mengingat keduanya adalah bintang aksi bukan spesialis komedi kecuali Dwayne Yang sudah berpengalaman dalam film komedi-aksi. David Leitch merupakan Sutradara yang sangat tepat dikarenakan pengalaman dan kemahirannya dalam menyutradarai film aksi bertempo cepat dan memiliki ciri komedi yang unik.



Duo Dwayne Johnson dan Jason Statham terbilang kompak dan mampu menampilkan ciri khas karakter mereka dengan baik di sepanjang film. Hobbs tampil sebagai sosok yang mengandalkan kekuatan dan sanggup berkelahi dengan tanpa kesulitan demkian pula Shaw tampil sebagai sosok yang memiliki kecepatan dan kecerdikan dibanding lawan-lawannya. Baik Dwayne maupun Statham mampu menampilkan adegan aksi dengan lancar karena keduanya memiliki Latar belakang Bela diri. Duo tersebut juga berhasil membuat penonton lupa bahwa karakter mereka pernah berada dalam kubu yang berseberangan dan jangan lupa Shaw adalah karakter yang menewaskan Han dalam timeline seri Fast and Furious. Vanessa Kirby pun tampil dengan sangat baik sebagai sosok wanita tangguh dan agen MI6 yang juga pandai bela diri, ia sanggup memberikan citra partner yang sepadan dengan Hobbs dan Shaw. Hal ini turut menjadikannya karakter favorit Yang baru Dalam seri Fast and Furious. Helen Mirren sebagai Queenie Shaw ibu dari Deckard dan Hattie juga tampil baik dan memberi warna tersendiri hanya minim penjelasan mengapa dirinya berada di balik jeruji. Dari pihak karakter antagonis, karakter ini diperankan dengan baik oleh Idris Elba lewat karakternya Brixton. Elba mampu menampilkan sosok penjahat super yang sukar dihentikan yang sanggup memberikan kesulitan untuk Hobbs dan Shaw. Elba sanggup memperlihatkan karakternya sebagai teroris yang sanggup melakukan segala cara demi mencapai tujuan Eteon. Latar belakang Muay Thai juga membantu Elba dalam melakukan aksi perkelahian melawan Dwayne dan Statham. Brixton merupakan karakter antagonis terfavorit sejauh ini dalam saga Fast dan Furious.



Untuk membuat film spin-off sukses dibutuhkan formulasi yang tepat karena di satu sisi film spin off harus memiliki signaturenya (ciri khasnya) sendiri namun tetap memiliki benang merah dengan film utamanya. David Leitch termasuk sukses dalam menggarap spin off ini karena ia berhasil memberikan nuansa yang fresh lewat paduan aksi-komedi antara dua karakter Yang sudah dikenal dengan tipikal buddy cop Action. Benang merahnya terletak pada tema core yang selalu ada dalam film Fast and Furious yaitu ikatan keluarga. Dalam film baik Hobbs maupun Shaw dieksplor lebih mendalam dari sisi keluarga mereka masing-masing seperti hubungan Hobbs dengan putrinya dan masa lalunya sementara Shaw lebih kepada apa yang menyebabkan hubungannya dengan adiknya Hattie renggang dan juga masa lalunya. Kelebihan lain film ini adalah masa lalu Hobbs yang berhubungan dengan latar belakang keluarganya yang berasal dari suku Samoa betul-betul mendapat spotlight. Hal ini terasa istimewa terlebih untuk Dwayne Johnson yang aslinya memang berlatar suku Samoa. Semua unsur etnik dan setting di rumah dan garasi Custom Shop milik keluarga Hobbs betul-betul digarap dengan sangat baik dan detil. Keputusan David Leitch dan Dwayne Johnson untuk meletakkan adegan klimaks sekaligus babak penutup di Samoa sangatlah tepat. Banyak adegan khas Fast and Furious disematkan di bagian klimaks ini seperti adegan kejar-kejaran Mobil dan penggunaan nitro yang memang disengaja dan bersifat fan service namun dijamin bakal membekas dan berkesan bagi penonton. Penggunaan soundtrack musik hip hop khas Fast and Furious turut menambah semarak film ini ketika adegan kejar-kejaran maupun ketika adegan klimaks Di Samoa. Hal ini semakin membuat David Leitch sebagai Sutradara film aksi yang semakin diperhitungkan di Hollywood.



Dalam Film Hobbs and Shaw, isu teknologi yang akan menggantikan kehidupan manusia menjadi suatu refleksi yang cukup mengena terhadap situasi zaman yang semakin canggih dan bergantung pada mesin dan AI (artificial intelligence). Mengingatkan manusia agar jangan sampai menjadi korban dari teknologi yang diciptakannya sendiri. Ciri khas film Fast and Furious yang berpusat pada keluarga kembali ditampilkan sebagai kekuatan film yang merupakan Spin off ini. Hal ini senada dengan pesan Yang ingin disampaikan bahwa pada dasarnya kita berasal dari Keluarga dan dalam keluarga terkandung identitas dan nama baik yang mencirikan karakter kita sebagai individu. Menyaksikan film ini dijamin akan memenuhi ekspektasi anda sekaligus membuktikan bahwa banyak hal yang dapat digali dari saga Fast n Furious asalkan level aksinya bisa semakin ditingkatkan dan ditunjang dengan ceritanya yang juga berkualitas. Melihat hal tersebut, saga Fast and Furious masih jauh dari kata usai.

Overall: 8,5/10

(By Camy Surjadi)



Subscribe to this Blog via Email :