Thursday, September 26, 2019

ULASAN: GOOD BOYS












Mengamati filmografi seorang Jacob Tremblay paska peran kontroversialnya di Room, cukup mengesankan. Sejak saat itu, ia tidak pernah absen bermain film setiap tahunnya. Tidak semuanya sukses, namun masih bisa dikatakan berhasil khusus untuk penampilannya yang selalu dipuji kritikus. Terakhir Tremblay mendapat siraman pujian saat menjadi bocah cacat di Wonder. Sayang sekali, peran di film yang diprediksi akan banjir award karena ditangani oleh Xavier Dolan, hilang tanpa arti karena The Death & Life of John F. Donovan seakan mati tepat saat filmnya diputar perdana di Cannes 2 tahun lalu. Sebelum munculnya Doctor Sleep bersama Ewan McGregor yang kabarnya mendapat sambutan meriah, Tremblay juga bermain di komedi dewasa yang didanai oleh Seth Rogen salah satunya, di tajuk Good Boys.



Tremblay adalah satu dari 3 tokoh utama anak SD yang beranjak remaja. Mulai penasaran dengan hal-hal yang berbau seks dan kenakalan lainnya. Menguber cinta monyetnya dengan segala cara, hingga pada suatu masa ketiga anak tengil ini berada di tengah kasus yang harus melibatkan diri mereka ke segala penjuru kota, termasuk harus berhubungan dengan penjaja narkoba dan polisi setempat. Sekilas cerita tersebut masih lumrah di pikiran bahwa anak SD mampu mengocok perut, sekali lagi bila cerita tadi masih tertuang di atas kertas. Setelah ditransfer ke arah audiovisual, cerita tadi menjadi semakin brutal dan vulgar, mengingat segala bentuk keonaran tadi dilakukan oleh anak kecil seumuran sekolah dasar. Naskahnya menjadi domino bagi filmnya sendiri. Bila dimainkan oleh para remaja atau pra dewasa, film ini akan menjadi biasa saja karena sudah banyak tema serupa yang diangkat, dan bila dipraktekkan oleh anak berusia di bawah 15 tahun menjadi sangat aneh seperti yang digambarkan di Good Boys.



Saya tidak bohong, film ini sangat lucu. Tapi, apakah saya bisa menerima lelucon mereka? Tidak. Ya, karena semakin kuat ketawa saya, semakin besar pula perasaan aneh dan ketidaknyamanan saya terhadap filmnya. Hal ini akan menjadi beda bila, seperti yang saya katakan tadi, perkataan dan perbuatan bodoh dan kotor di film ini dilakukan oleh minimal anak SMP menjelang SMA. Lalu saya kembali mengingat siapa dalang di belakang layar Good Boys. Tertera nama Seth Rogen yang memang sudah ahlinya di komedi jorok seperti ini. Cuci tangan film ini seolah kejadian-kejadian ekstrim di Good Boys masih di dalam taraf wajar lah yang membuat saya semakin tidak bisa menerima filmnya. Good Boys sampai akhir detik tidak berusaha memperbaiki kejanggalan-kejanggalan yang ada. Sehingga, drama bocah yang menyelimuti film hanya menjadi kamuflase agar ada tambahan durasi.



Jacob Trembay dan para aktor cilik lainnya berhasil bermain bagus. Trio tokoh utama kita (saya menyingkirkan rasa ketidaknyamanan pribadi), 'mampu' menelan mentah-mentah adegan per adegan dewasa di film ini. Semoga mereka pada kenyataannya juga paham apa yang mereka lakukan di sini. Sepertinya dan seharusnya mereka paham. Saya mengharapkan porsi Will Forte cukup banyak dan penting seperti Owen Wilson menjadi bapaknya Tremblay di Wonder, sayang sekali Forte di sini tak lebih hanya seorang kameo yang kehadirannya bisa digantikan oleh aktor tak terkenal sekalipun. Saya berada di titik yang tidak begitu peduli debut penyutradaraan Gene Stupnitsky, karena tidak ada yang begitu menonjol dari film ini yang bisa dibanggakan selain para pemain bersama joke cabulnya.



Saat Knocked-Up hadir, saya tidak menyangka akan selucu itu. Ada unsur tanggung jawab di dalam kotornya lawakan dan karakter utama di film itu. Nama Seth Rogen menjadi tinggi, diikuti dengan keberhasilan Pineapple Express dan Sausage Party. Namun, pada akhirnya dia mengiyakan saat ada cerita seperti Good Boys untuk didanai, saya kembali meragukan tanggung jawab tadi. Apakah ia memang ingin menyampaikan bahwa memang begini kehidupan anak SD di sana sekarang ini, atau seperti yang saya bilang tadi bahwa hal ini dilakukan karena mereka bosan cerita semacam ini dibawakan oleh kaum remaja? Bila saja film ini fokus ke cinta monyetnya, melebarkan hubungan para bocah dengan kedua orang tuanya (apalagi Good Boys menyerempet sedikit masalah perceraian dan dampak bagi sang anak), tanpa disisipi hal-hal berbau sex toys dan narkotik, saya yakin sekali Good Boys bisa menjadi sajian yang memikat. Selamat menonton.

Overall: 6/10

(By: ruttastratus)

Subscribe to this Blog via Email :