Thursday, December 17, 2020

ULASAN: WONDER WOMAN 1984



Sebuah titik cerah di tahun 2020 ini. Setelah puasa menonton film-film box office selama hampir 9 bulan karena pandemic, akhirnya ada film besar lagi yang bisa kita tonton di bioskop. Wonder Woman 1984 (WW84) yang menjadi pelepas dahaga kita akan film-film berkategori blokbuster. Sempat diundur setahun dari jadwal awal tayang Juli 2019 menjadi Juli 2020, lalu diundur lagi karena pandemic menjadi 16 Desember 2020. Dan untuk kita yang di Indonesia patut bersyukur karena kita bisa menonton 9 hari lebih awal dibandingkan hollywood yang baru tayahg secara luas saat tanggal 25 Desember 2020 nanti.


WW84 sequel pertama film originnya yang rilis tahun 2017 lalu dan masih masih prequel dari kemunculan pertama dan keduanya lewat BvS: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Gal Gadot dan Cris Pine masih mengisi peran mereka masing-masing seperti film pertama. Dan dua pemeran villain utama diperankan oleh Pedro Pascal dan Kristen Wiig. Patty Jenkins juga kembali di kursi sutradara dengan skenario yang juga dia tulis dibantu oleh Geoff Johns dan david Callaham.


40 tahun setelah pasca perang dunia kedua, Diana Prince (Gal Gadot) sudah melebur dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Diana di tahun 1984 sudah bekerja sebagai antropologi di sebuah institut yang membawanya berkenalan dengan Barbara Ann Minerva (Kristen Wiig) sesama antropologi yang sangat cerdas tapi mempunyai masalah dengan kepercayaan diri. 40 tahun waktu yang cukup lama itu juga belum bisa untuk Diana bisa merelakan kekasihnya Steve Trevor (Chris Pine) yang sudah meninggal dan membuat Diana tidak pernah menjalin hubungan dengan pria lain.


Namun semua keadaan berubah ketika sebuah batu kecubung yang mempunyai legenda mengabulkan permintaan dan tidak dketahui asalnya muncul ke permukaan. Diana dan Barbara yang tidak menyadari kekuatan batu tersebut membuat permintaan masing-masing yang tidak mereka sangka terkabul. Namun segala permintaan yang terkabul itu mempunyai konsekuensi pada sesuatu dalam diri mereka sebagai penggantinya. Situasi makin runyam ketika pengusaha minyak yang di ujung kebangkrutan Max Lord (Pedro Pascal) mengetahui kekuatan batu tersebut dan menggunakannya untuk sesuatu yang jauh lebih besar untuk dirinya sendiri. Dan konsekuensi dari permintaan demi permintaan yang dikabulkan sekarang bisa mengancam kehancuran dunia lebih cepat.


WW84 mengeksplorasi karakter Diana Prince lebih jauh lagi. Jika pada tiga film kemunculan Diana Prince/Wonder Woman sebelumnya (BvS, Justice League dan Wonder Woman) kita hanya melihat sosok seorang superhero tangguh, lewat WW84 kita akan dibawa mengenali sisi Diana yang lain. Yaitu sosoknya sebagai wanita yang rapuh yang belum bisa merelakan kematian kekasihnya. Sampai akhirnya keinginannya terkabul dengan konsekuensi hilangnya sesatu dari dirinya yang bisa menyelamatkan dunia. Tema "want vs need" inilah yang di bawa pada WW84 yang membuatnya jauh lebih menarik dari film pertamanya. Seorang superhero tangguh dan kuat sekalipun sangat sulit mengalahkan dirinya sendiri.


Dua villain utama yang diperankan oleh Pedro Pascal dan Kirsten Wiig juga berhasil memberi warna pada WW84 ini. Masing-masing villain juga yang harus bertarung dengan "want vs need"-nya sendiri yang sangat merepotkanWonder Woman kita. Terlebih untuk Kristen Wiig yang sebelumnya lebih banyak kita lihat memainkan peran komedi dapat memberikan performa yang cukup kuat untuk karakternya.


WW84 mempunyai skenario yang sangat kuat yang mampu di interpretasikan dengan baik oleh pemian-pemainnya. Kalaupun ada merasakan kekurangan itu ada  porsi actionnya yang tidak semassive film pertamanya. Lagi-lagi WW84 lebih memfokuskan dengan plot "want vs need"pada karakternya, yang menjadikan kita tidak lagi terllau fokus pada actionnya, tetapi pada karakter-karakternya. Hal ini langsung mengingatkan saya dengan Spider-man 2 yang disutradarai oleh Sam Raimi yang sangat terasa humanis. Buat saya yang tidak terllau terkesan dengan film pertama Wondr Woman, WW84 adalah sebuah kejutan yang membuat saya memasukan film ini sebagai salah satu film superhero terbaik versi saya. 

Overall: 8,5/10

Subscribe to this Blog via Email :