Friday, November 25, 2022

ULASAN: SHE SAID



Beberapa dari kita sering berpikir bagaimana suatu skandal besar bisa dikupas secara mendalam pada suatu media. Cukup banyak judul-judul film bertema investigative journalism seperti Spotlight (2015), The Post (2017), State of Play (2009) yang bertujuan memberikan gambaran bagaimana suatu skandal terkuak dan proses yang terjadi di belakangnya. Gerakan #MeToo adalah gerakan sosial yang menentang kekerasan seksual dan pelecehan seksual yang viral pada akhir 2017 yang dipicu oleh skandal Harvey Weinstein. Awal kebangkitan Gerakan #MeToo inilah yang menjadi latar cerita dalam film She Said. She Said adalah sebuah film drama biografi bertema investigative journalism tahun 2022 yang disutradarai oleh Maria Schrader dan ditulis oleh Rebecca Lenkiewicz, berdasarkan buku She Said: Breaking the Sexual Harassment Story That Helped Ignite a Movement oleh reporter Jodi Kantor dan Megan Twohey. Film ini dibintangi oleh Carey Mulligan dan Zoe Kazan. Patricia Clarkson, Andre Braugher, Jennifer Ehle, dan Samantha Morton, dengan Ashley Judd tampil sebagai dirinya sendiri turut meramaikan jajaran cast film ini. She Said diputar perdana di Festival Film New York ke-60 pada 13 Oktober 2022. Film ini secara umum mendapat ulasan positif dari para kritikus, yang memuji skenario dan penampilan Kazan dan Mulligan tetapi secara box office film ini tidak terlalu sukses.



Megan Twohey (Carey Mulligan) dan Jodi Kantor (Zoe Kazan), dua jurnalis perempuan New York Times bekerja sama mengungkap sejarah pelecehan dan pelanggaran seksual Harvey Weinstein terhadap wanita. Awalnya Mereka hanya berusaha menulis artikel yang membahas praktik kasus kekerasan dan pelecehan seksual di tempat kerja sampai akhirnya mereka memutuskan menggali lebih banyak bagaimana praktik itu terjadi di industri perfilman Hollywood. Hasil investigasi mereka membawa pada nama besar Harvey Weinstein dan muncul sebagai salah satu pemberitaan terpenting yang menginisiasi gerakan #MeToo di akhir 2017. Gerakan #MeToo hadir sebagai gerakan yang melawan segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual yang menyuarakan para korban yang selama ini terbungkam dan mendapat ketidakadilan.



Durasi 129 menit dipergunakan film ini dengan baik walaupun memang film ini tipikal yang slow burning dan butuh fokus untuk menontonnya. She Said menggambarkan pentingnya investigation jurnalism dalam mengungkap fakta sebuah kasus bahkan memicu sebuah Gerakan Social. She Said merinci dengan baik perjalanan jurnalis dan editor yang terlibat dalam pencarian kebenaran dan mengurai peristiwa mulai dari pemilihan topik hingga proses wawancara para subjek dan kita diperlihatkan realita yang dihadapi para jurnalis Ketika ditolak atau mengalami kebuntuan hingga akhirnya mereka dengan cerdik bisa mencari cara untuk mendapat bukti-bukti. Kisah ini menjadi kuat dan relate dengan kita karena ini kisah nyata para wanita, banyak dari mereka adalah ibu, yang mengumpulkan keberanian untuk berbicara dan mencari keadilan, tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi untuk mereka di masa depan, baik di AS dan di seluruh dunia. Sepanjang film tidak ada adegan explisit (yang bisa saja ditampilkan lewat adegan flashback) namun ini tidak terlalu mengganggu karena ini masalah demografi penonton yang ingin ditargetkan dan bobot edukasi yang lebih diutamakan.



Dede Gardner dan Jeremy Kleiner yang duduk di bangku produser memang sudah berpengalaman menggarap film-film bertema serupa seperti 12 Years a Slave, Moonlight, Minari, Selma, dan The Big Short Zero sehingga mereka tahu bagaimana menampilkan visualisasi cerita yang menarik dengan berfokus pada dua karakter Megan dan Jodi. Seperti umumnya film tentang surat kabar, yang menjadi tantangan adalah membuat pekerjaan wartawan biasa terlihat menjadi menarik. Cara film ini menampilkan Megan dan Jodi berbicara dengan orang-orang di ponsel sambil berjalan melalui jalan-jalan Manhattan yang sibuk bergantian dengan adegan keseharian mereka duduk di meja kantor sambil menulis sangat menarik. Pendekatan realistik ini membuat kita serasa terbawa ke dunia mereka. Carey Mulligan dan Zoe Kazan memerankan karakter Megan dan Jodi dengan sangat baik sebagai dua perempuan pekerja di abad 21 yang tetap harus bergulat dengan kehidupan rumah tangga, motherhood, kelelahan dan stress baik di keluarga maupun pekerjaan. Karakter pendukung lainnya Samantha Morton (Zelda) mantan Asisten Harvey dan Jennifer Ehle (Laura Madden) mantan karyawan Harvey, dan Ashley Judd menambah dinamika film menjadi lebih berbobot. Patricia Clarkson dan Andre Braugher tampil meyakinkan dan memberi kita gambaran dunia kerja wartawan investigasi di salah satu media nomor satu di AS. Dari pihak pengacara Weinstein, Peter Friedman juga menggambarkan dengan jelas bagaimana cara kerja pengacara untuk para tokoh terkemuka di sana.




She Said memberikan kita gambaran bahwa tema investigative journalism sangat menarik untuk diangkat ke film karena selain berfungsi memberi info rekam jejak pihak yang terlibat juga memberi fakta-fakta di seputar kejadian yang diangkat. Tema ini memang tidak untuk semua kalangan tetapi kualitas cerita yang diberikan tidak kalah baik dengan cerita fiksi dan kelebihannya ini akan relate jika memang ada isu atau kejadian serupa di negara lain. Di Indonesia sendiri tema ini tidak popular karena kondisi politik dan keamanan di negara kita yang masih rentan dengan isu-isu sensitif dan ada pembatasan liputan hal-hal semacam ini. Padahal banyak kasus pelanggaran HAM, Korupsi, Skandal Seksual yang mewarnai negara ini seperti tragedi 1998, kasus Munir, Kejatuhan Rezim Soeharto, dan lainnya. Kita cuma bisa berharap tema seperti ini suatu saat juga bisa dikembangkan di ranah perfilman Indonesia.




Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)














Subscribe to this Blog via Email :