Friday, January 6, 2023

ULASAN: M3GAN



Keunikan film horor adalah bentuknya beragam dan genrenya bisa digabungkan dengan berbagai genre. Killer Doll movies adalah salah satu genre yang mengambil wujud boneka yang dirasuki roh jahat yang sanggup meneror dan membunuh para korbannya. Child’s Play (1988-2017) adalah salah satu contoh franchise Killer Doll movies terkenal yang sudah dibuat menjadi beberapa film dengan Chucky sebagai karakter boneka pembunuh paling dikenal. Annabelle (2014-2019) dan The Boy (2016 - 2020) adalah Killer Doll Movies di era modern. Berangkat dari ide bahwa belum banyak Killer Doll movies di luar sana timbul ide untuk menggabungkan teror killer doll dengan AI. Rata-rata film James Wan tidak menampilkan boneka yang bergerak tapi hanya sebagai medium horor maka di M3GAN ia mau mengeksplorasi hal tersebut. Anggapannya ini adalah Child’s Play digabungkan dengan Terminator. Film M3GAN bergenre horor fiksi ilmiah / Sci-fi horor yang disutradarai oleh Gerard Johnstone dengan skenario oleh Akela Cooper dan cerita oleh Cooper bersama James Wan. M3GAN dibintangi oleh Allison Williams (Girls – HBO Series), Violet McGraw (The Haunting of Hill House – Netflix Series), Ronny Chieng (Shang-Chi and The Legend of Ten RIngs), dan Brian Jordan Alvarez (Will and Grace – NBC Series). M3GAN diproduksi oleh Jason Blum dan James Wan di bawah bendera Blumhouse Productions dan Atomic Monster Productions, bersama Divide/Conquer. M3GAN ditayangkan perdana di Los Angeles pada 7 Desember 2022, dan akan dirilis secara teatrikal di Amerika Serikat pada 6 Januari 2023 oleh Universal Pictures bersamaan dengan Indonesia. Film ini sudah mendapat ulasan positif dari para kritikus, dengan pujian yang ditujukan pada humor dan satir sosial tentang AI.



M3GAN merupakan kepanjangan dari Model 3 Generative Android yang berupa boneka anak perempuan dilengkapi AI canggih yang diprogram untuk menjadi “pendamping” seorang anak dan “sekutu terhebat” orang tua. Dirancang oleh Gemma (Allison Williams), ahli robot perusahaan mainan yang brilian, FUNKI (Allison Williams kita kenal dari Get Out), M3GAN dapat mendengarkan, menonton, dan belajar. Dia dapat menjadi teman bermain, pelindung, dan guru untuk anak yang terikat dengannya. Gemma secara mendadak menjadi pengasuh keponakan yatim piatu berusia 8 tahun, Cady (Violet McGraw), Gemma tidak yakin dan belum siap menjadi orang tua asuh Cady. Di bawah tekanan yang kuat oleh David bosnya (Ronny Chieng) di tempat kerja untuk menghasilkan prototipe mainan baru, Gemma memutuskan untuk memasangkan prototipe M3GAN dengan Cady dalam upaya menyelesaikan kedua masalah tersebut—keputusan yang memiliki konsekuensi fatal yang tak terbayangkan. Saat M3GAN dan Cady mengembangkan ikatan yang sangat erat, Gemma semakin takut bahwa ciptaan yang dia ciptakan berubah menjadi berbahaya.



Film dibuka dengan iklan chessy menampilkan mainan Purrpetual Pet buatan pabrik fiktif bernama Funki (yes seabsurd itu Namanya) yang berkeinginan mengalahkan Barbie dan Hasbro. David (Ronny Chieng) sang Bos meminta Gemma (Allison Williams) membuat mainan baru namun dengan biaya produksi yang lebih murah karena banyak competitor yang meniru mainan mereka. Gemma memiliki rencana mengembangkan boneka canggih M3GAN yang digadang-gadang bakal merajai pasar karena menggunakan AI yang belum pernah ada sebelumnya di pasar. Premis tersebut walau sedikit absurd but it works very well. Sebagai penonton kita sudah di-tease bagaimana film ini akan mengarah ke bencana tapi tetap kita dibuat penasaran akan ceritanya dan endingnya. Pada bagian pembukaan kita dikenalkan dengan karakter Cady (Violet McGraw) dan Gemma. Cerita bagaimana akhirnya Gemma harus mengasuh Cady dibuka dengan cukup baik walau sebetulnya backstory Cady bisa dibuat lebih dalam lewat flashback sepanjang film. Pengembangan cerita bagaimana M3GAN yang awalnya menunjukkan pengaruh ‘positif’ berjalan mulus seakan memberikan kita petunjuk tidak mungkin semua akan berjalan semulus dan seharmonis ini. Kejutan ketika M3GAN bertindak lewat algoritma AI nya untuk melindungi Cady dengan segala cara tidak kita sangka dan dari sini film mulai menarik dan membuat penonton berpikir teror segila apa yang bisa dilakukan M3GAN. Unsur Pop culture dan komedi diselipkan dengan pas di adegan film sejalan dengan isu parenting yang ingin diangkat (masalah screen time pemakaian gawai, bagaimana pola asuh orang tua seharusnya, tantangan orang tua di abad 21). Bahaya AI walau imajinatif namun memberikan gambaran bagaimana jika teknologi disalahgunakan. Penyelesaian film juga memuaskan untuk ukuran film seperti ini karena cukup reasonable. James Wan dan Cooper berhasil membuat naskah cerita yang fresh namun tetap memiliki horor signature khas James Wan.



Keistimewaan film ini tentu ada pada karakter boneka android M3GAN yang Nampak realistis sekaligus creepy. M3GAN adalah kombinasi dari aktor manusia, VFX, animatronik dan boneka yang bersinergi menampilkan ikon horor baru. Dengan cekatan Johnstone mampu berkolaborasi dengan para pakar yang sudah memiliki nama di tiap disiplin tersebut sehingga membuat M3GAN bagai karakter manusia yang hidup bukan hanya sekedar boneka. Yang membuat film ini lebih menarik ada beberapa shot yang menggunakan aktor manusia (Amie Donald). Perusahaan Animatronic Morot juga berkontribusi membuat versi M3GAN untuk close-up shot. Setting lokasi untuk M3GAN tidak banyak memiliki keistimewaan namun yang paling menarik adalah bagaimana perusahaan mainan FUNKI direalisasikan mulai dari perusahaan, karyawan-karyawannya, bahkan iklan komersial yang memang sengaja dibuat cringe namun believeable. Lobi perusahaan Funki mengambil lokasi di Auckland University of Technology. Dari sisi akting, Allison dan Violet mampu menampilkan peran mereka dengan baik dan berimbang sesuai porsi mereka serta membawa dinamika yang baik sepanjang film. Karakter lain sebagai karakter pendukung tidak terlalu menonjol ataupun istimewa.



M3GAN merupakan contoh film yang dieksekusi dengan baik mulai dari ide hingga dituangkan ke dalam adegan film. Satir sosial yang ingin disampaikan dapat ditampilkan dengan pas dan mengena. Film ini akan sangat baik ditonton oleh para orang tua yang memiliki anak yang dibesarkan di era digital sekarang ini karena menggambarkan dengan cukup akurat bagaimana parenting di abad 21 yang berkutat dengan gawai dan tablet. Gerard Johnstone adalah sutradara yang dalam situasi real-life sangat memahami buruknya teknologi dan media sosial bila tidak digunakan dengan efektif karena istrinya adalah konsultan teknologi. Bahaya sisi gelap AI digambarkan Johnstone dengan proporsi yang wajar dan sangat relate dengan isu di masyarakat sekarang ini. Dari perspektif keluarga dan parenting, Johnstone mampu mengangkat isu bahwa membesarkan anak itu tidak mudah dan butuh tanggung jawab besar yang dia tunjukkan lewat penggambaran jika kita membiarkan anak terlalu terikat pada teknologi.



Overall: 7.5/10

(By Camy Surjadi)












Subscribe to this Blog via Email :