Thursday, January 19, 2023

ULASAN: SAKRA



Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali, Golok Pembunuh Naga, dan Pendekar Harum adalah beberapa judul film silat terkenal era 90an yang pasti membekas di benak penonton. Film-film silat tersebut biasanya berasal dari novel Wuxia (Wuxia sendiri memiliki arti pendekar silat). Bagi yang mengikuti karir film Donnie Yen pasti menyadari kalau di era 90an ada beberapa judul film genre Kungfu yang pernah dibintanginya seperti Once Upon A Time in China, New Dragon Gate Inn (di tahun 1992), Iron Monkey, Butterfly and Sword (di tahun 1993). Kali ini Donnie Yen hadir dalam Sakra yang diadaptasi dari novel Wuxia Demi-Gods and Semi-Devils yang ditulis oleh Louis Cha/Jin Yong (yang juga mengarang novel Return of Condor Heroes). Donnie Yen memproduseri film tersebut bersama Wong Jing dan menjadi sutradara untuk film ini. Sakra dibintangi oleh Donnie Yen, Chen Yuqi, dan Cya Liu. Film ini akan dirilis di platform OTT di Tiongkok pada Tahun Baru Imlek 2023.



Sakra mengambil cerita dari novel Demi-Gods and Semi-Devils yang berfokus pada tokoh protagonist Qiao Feng (Donnie Yen). Qiao Feng– kepala Sekte Pengemis yang karismatik, sebuah faksi seni bela diri yang sering ditampilkan secara menonjol dalam karya fiksi wuxia-- menemukan dirinya diusir setelah dia dinyatakan sebagai seorang suku Khitan dan dituduh membunuh orang tua angkatnya, bersama beberapa tokoh bela diri lainnya. Perselisihan politik yang sedang berlangsung antara Kekaisaran Song yang didominasi oleh suku Han dan Kekaisaran Liao yang dipimpin suku Khitan, yang berperang satu sama lain, semakin memperburuk posisinya di dunia wulin (komunitas seni bela diri). Hubungannya dengan tokoh bela diri suku Han memburuk, dan dia dipandang sebagai pembunuh dan ancaman bagi Wulin. Menyadari statusnya sebagai orang buangan, Qiao Feng memulai pencarian untuk memverifikasi klaim identitasnya dan menyelidiki pembunuhan yang dituduhkan kepadanya bersama A Zhu (Chen Yuqi) di sisinya.


Berdurasi 130 menit Sakra memberikan suguhan aksi bela diri yang mendebarkan dan memanjakan mata tetapi masalah keterbatasan waktu membuat film ini tidak cukup menampilkan nuansa dan kedalaman cerita yang sama dengan karya sastranya/ novel wuxia aslinya. Sumber cerita aslinya menampilkan alur cerita yang terpisah dan terjalin berputar di sekitar tiga protagonis, Qiao Feng, Duan Yu, dan Xuzhu nah di film ini hanya berfokus pada satu karakter sentral – Qiao Feng (Donnie Yen), memang suatu tantangan tersendiri bagi siapapun yang berusaha membuat adaptasi baik dalam versi TV series atau filmnya yang menurut saya mungkin tidak akan ada versi adaptasi paling baik atau sempurna. Untuk alur cerita sendiri pacingnya cukup enak untuk diikuti dan masih memiliki ciri layaknya genre film silat. Awalnya tenang lalu konflik silih berganti mendera Qiao Feng. Penonton juga tidak dibiarkan menunggu terlalu lama menunggu adegan perkelahian karena dari awal hingga akhir sangat banyak dan cukup dieskalasi skala pertarungannya. Adegan paling memorable adalah pertarungan Qiao Feng dengan para pendekar dan saudaranya di sekte pengemis di Heroes Gathering Manor ketika ia mencoba membawa A Zhu untuk disembuhkan oleh Xue Muhua (Cheung-Yan Yuen). Pertarungan finalnya dengan Murong Fu (Yue Wu) juga tidak boleh dilewatkan. Di bagian akhir dibuat seperti akan ada sekuel karena masih ada bagian yang belum selesai diceritakan di film ini terkait identitas Qiao Feng dan sosok ayahnya yang misterius.



Poin istimewa dari Sakra adalah bagaimana Donnie Yen mampu menampilkan karakter Qiao Feng yang memiliki sisi realisme dan tidak terlalu fantasi sifatnya karena kebanyakan karakter Wuxia Ketika difilmkan terlalu OP (overpowered) dan kartun. Menonton film ini saya yakin penonton setuju bawa penonton serasa tenggelam dalam cerita dan ikut dalam petualangan Qiao Feng di Cina zaman dahulu. Hal ini dikarenakan Donnie Yen berusaha untuk kembali ke sejarah dan akar budaya Cina di era persilatan dengan tetap memasukkan unsur realisme. Dari wardrobe, tata rambut dan desain set. Untuk adegan dan koreografi aksi, Donnie menggunakan apa yang dia sebut "Donnie Yen Classic Style" di mana penonton bisa merasakan sakit, kekuatan, dan substansi dari pertarungan dan ini benar adanya. Bagi Donnie Yen dalam salah satu wawancara Bersama media bagian yang paling menantang dari semuanya adalah bagaimana ia dapat memerankan Qiao Feng, yang telah diperankan oleh banyak aktor Tiongkok sebelumnya, antara lain Tony Yang, Wallace Chung, dan Felix Wong. Walau dari sisi emosi belum 100% berhasil tapi dia berhasil menciptakan impresi yang bagus untuk karakter ini. Dia tetap tampil karismatik seperti biasa untuk tokoh yang dalam cerita aslinya memang bernasib tragis. Kekurangan yang saya notice adalah bagian eksplorasi karakternya dengan love interestnya A Zhu (Chen Yuqi) yang terlalu singkat dan progressingnya tidak terlalu kelihatan, performa Chen padahal bagus dan chemistry mereka juga oke. Tapi medium film yang punya durasi terbatas membuat kesempatan eksplorasi juga tidak dapat diwujudkan. Karakter lainnya tidak terlalu menonjol karena memang tidak terlalu difokuskan sepertinya dan Kembali ke durasi yang terbatas tadi.


Kisah fiksi sejarah yang tertuang dalam novel Wuxia walau biasanya berputar di sekitar ahli bela diri dan petualangan mereka di Cina kuno (berkisar pada masa Dinasti Qing 1644-1911 tetapi popularitasnya sudah melahirkan adaptasi yang beragam seperti opera Cina, novel, manhua (komik), televisi, drama, video game, dan film. Sakra menurut saya sukses mentranslasi cerita yang ada di novelnya ke dalam media film dengan baik terutama pada adegan perkelahiannya yang sangat keren. Untuk penonton yang rindu aksi bela diri Donnie Yen dengan setting waktu jaman persilatan, film ini bisa menjadi obat pelepas rindu yang efektif. Donnie Yen memang terlihat sudah terbiasa menyutradarai film dengan genre seperti ini mengingat pengalamannya di masa lalu. Kepiawaiannya memadukan koreografi bela diri dengan special effect membuat visual adegan perkelahian sangat spektakuler yang mampu memacu adrenalin sekaligus sangat memanjakan mata.




Overall Score : 8/10


(By Camy Surjadi)


Subscribe to this Blog via Email :