Tuesday, February 27, 2018

ULASAN: LADY BIRD




'Suprising', itulah satu kata yang mewakili 'Lady Bird' jika ditanyakan kepada saya. Sempat mencatatkan rekor di situs rottentomatoes.com dengan status 100% fresh review terlama sebelum akhirnya sekarang menjadi 99% dari total 291 review dari kritikus yang masuk. Sebuah data yang membuat kamu tidak mengetahui apapun mengenai film ini sekalipun akan menjadi tertarik untuk menontonnya. Dibintangi oleh Saoirse Ronan, aktor remaja yang belakangan kariernya makin meningkat pesat karena peran demi peran yang dimainkannya. Lalu ada Laurie Metcalf, Tracy Letts, Lucas Hedges dan Timothee Chalamet yang namanya juga sedang meroket karena perannya di 'Call By Your Name'. Sementara naskah dan sutradara ditangani oleh Greta Gerwig. Lady Bird merupakan film perdana Greta Gerwig sebagai sutradara yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemain film.



Christine (Saoirse Ronan) siswa sekolah Katolik di Sacramento, Christine yang lebih suka dipanggil Lady Bird ini sangat ingin keluar dari Sacramento mempunyai keinginan keluar dari kota kecil itu dan kuliah di New York. Sebuah keinginan yang selalu membuatnya selalu berdebat dengan Ibunya (Laurie Matcalf) yang tidak pernah setuju dengan keinginannya dan membuat hubungan tidak harmonis antara Lady Bird dan ibunya. Disisi lain ayah Lady Bird (Tracy Letts) baru saja kehilangan pekerjaannya. Berbagai konflik keluarga, peersahabatan hingga asmara kini membawa Lady Bird pada pelajaran untuk memaknai kehidupan.


Cerita yang ditawarkan oleh Lady Bird bukanlah sebuah cerita yang baru lagi, sudah sangat banyak film-film tentang remaja yang sedang dalam pencarian jati diri ini. Tapi nilai plus yang ada dalam film Lady Bird kejujuran yang disampaikan oleh Greta Gerwig dari awal sampai akhir yang sangat terasa apa adanya selama menontonnya. 



Cerita yang diangkat dari kisah hidup Greta Gerwig sendiri yang diwakili oleh Lady Bird ini terbagi dalam tiga tanpa terasa tumpang tindih dimulai dari keluarga, persahabatan dan asmara yang smua 3 unsur itu akan sangat terasa sangat relevan dengan kondisi pergaulan remaja saat ini atau bahkan kita sendiri, seperti perdebatan dengan orang tua, memlih sahabat yang menerima kita apa adanya atau teman baru yang lebih populer dan mendapatkan pacar pertama. Semua hal itu divisualisasikan alih didramatisir yang berlebihan dengan film sejenis. Sekali lagi, semuanya ditampilkan terasa apa adanya yang membuat film ini menjadi istimewa.



Tentunya sebuah film bagus tidak akan bisa berjalan maksimal jika karakter-karakternya tidak mampu diperankan dengan baik oleh pemain-pemainnya. Dan hal itu juga menjadi kekuatan dari film ini. Saoirse Ronan dan Laurie Metcalf adalah pemikat utamanya. Chemistri mereka yang memerankan Ibu dan anak terasa sangat kuat. Itu semua belum termasuk karakter-karakter pembantu lainnya yang tidak ada terasa sia-sia.



Total 148 nominasi penghargaan dari 34 ajang penghargaan film memang ternyata bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Keberhasilan debut Greta Gerwig di karya perdananya ini sangat sayang untuk dilewatkan, terlebih 'Lady Bird' juga akan menjadi salah satu calon kuat di ajang Oscars nanti yang tinggal menghitung hari.

Saturday, February 24, 2018

AIB #CYBERBULLY, FILM THILLER-HOROR INDONESIA BERTEMA BULLY




Sociologist telah mempelajari bullying sejak lama. Mereka tidak mengenal istilah 'bullying', mereka lebih akrab dengan istilah 'perilaku mendominasi'. Dan inilah yang terjadi di kalangan masyarakat sekarang. Seseorang menunjukan kekuatannya dan berusaha menjadi lebih kuat atau lebih hebat dari orang lain dengan cara mengantimidasi dengan menunjukan dominasinya.

Tema seperti itulah yang coba diangkat oleh Surya Films selaku rumah produksi dalam film terbaru mereka berjudul 'Aib #Cyberbully'. Dengan kejadian yang relevan dengan kejadian-kejadian yang sering terjadi, seperti yang sudah disinggung pada judulnya, aksi bullying yang diangkat lewat film ini adalah bullying yang terjadi di dunia maya.



Berdasarkan fenomena ini, Surya Films mempersembahkan sebuah film dengan judul AIB #Cyberbully yang menceritakan tentang pembullyan seorang teman melalui media sosial yang mencapai titik terekstrim, yaitu hilangnya nyawa seseorang. Lewat film ini, Surya Films berharapa para penonton bisa menyadari bahaya dari bullying itu sendiri. Dibintangi oleh pemain-pemain remaja seperti Damita Argoebi, Adeayu Sudrajat, Wendy Wilson, Baron Yusuf Siregar dan masih banyak lagi. Aib #Cyberbully sudah selesai menyelesaikan proses syuting dan akan segera tayang di bioskop-bioskop



Sinopsis:

8 sahabat yang terjebak dalam sebuah game berujung kematian, saling menteror sesama teman sendiri agar bisa terlepas dari jerat games sadis. Kamtian yang tidak wajar membuat mereka stress dan bertindak semaunya, saling menjatuhkan dan membuka aib teman sendiri.

Berawal dari sebuah postingan hingga menjadi sesuatuyang berujung maut, Bianca yang menjadi korban yang disebabkan 7 temannya Angel, Donna, Siska, Sarah, Antoni, Bondan dan Cupi. Apa yang mereka hadapi adalah balasan dari apa yang mereka perbuat, tak mungkin bisa dicegah, tak mungkin bisa dilawan, mereka terkurung dalam satu masalah ditempat berbeda, bagaimana akhir dari ini semua ?.

FORMASI FILM-FILM MVP PICTURES DI TAHUN 2018




Di bawah pimpinan produser senior Raam Punjabi yang telah berpuluh tahun aktif di kancah perfilman dan televisi sejak tahun 1970’an, MVP Pictures siap menyambut tahun 2018 dengan berbagai judul baru. Tahun ini MVP Pictures sudah siap paling tidak dengan 5 (lima) film baru dengan genre bervariasi dan sutradara-sutradara papan atas.



Judul yang siap meramaikan tahun 2018 adalah ‘EL’, adaptasi novel Luluk HF dengan bintang Aurelie Moeremans dan Achmad Megantara, garapan sutradara Findo Purwono HW. Lalu dalam tahap produksi dua film horror ‘Kuntilanak’ karya Rizal Mantovani dan ‘Kaki Langit’ karya Sridhar Jetty. Judul selanjutnya dalam proses persiapan adalah ‘Almost Is Never Enough’, adaptasi novel Sefryana Khairil serta ‘Tersanjung’, keduanya garapan sutradara Hanung Bramantyo. Puncaknya adalah ‘Catatan Si Boy 6’, garapan sutradara Rizal Mantovani, kisah dari tokoh layar lebar legendaris yang tenar di tahun 80 dan 90an. Dan itu belum termasuk 2 film lainnya yang belum mendapatkan judul.


Pada acara presentasi itu, untuk pertama kalinya MVP merilis 3 teaser film terbaru mereka yang juga dihadiri oleh pemain-pemain dan sutradara filmnya. Film-film yang dipertunjukan teaser trailernya adalah El, Gentayangan dan puncaknya Kuntilanak yang paling menarik perhatian awak media. Berikut daftar-daftar film MVP yang akan rilis dan produksi tahun ini:

1. Catatan Si Boy 6
2. Kuntilanak
3. Tersanjung
4. El
5. Gentayangan
6. Kaki Langit
7. Almost Is Never

Wednesday, February 21, 2018

ULASAN: PETER RABBIT










Diangkat dari buku anak-anak yang diterbitkan pertama kali tahun 1902 berjudul 'The Tale Peter Rabbit'. Sekarang 'Peter Rabbit' keluarga dan teman-temannya mendapatkan film live action pertamanya di layar lebar dengan balutan CGI. Dibintangi oleh nama-nama yang sudah cukup rkelinci dimeriahkan oleh Daisy Ridley, Margot Robby dan James Corden pengisi suara Peter Rabbit. Untuk sutradara ada nama Will Gluck yang sebelumnya angkat nama  lewat Easy A dan Friends With Benefits. Peter Rabbit adalah film keluaraganya kedua setelah remake film musika 'Annie'.



Seekor kelinci nakal, Peter Rabbit (James Corden) dan teman-temannya merayakan kemenangan setelah Mr. McGregor yang merupakan tetangga, musuh bebuyutan dan pemilik kebun yang makanannya sering sering curi mening dunia. Tetapi kesenangannya itu hanya bersifat sementara, Mr. McGregor telah mewariskan rumah, tanah dan kebunnya kepada keponakannya yang tinggal di kota bernama  Thomas McGregor (Domnhnall Gleeson). 


Thomas yang baru saja dipecat dari perkejaannya itu menjadi mimpi buruk bagi Peter dan teman-temannya. Sang keponakan jauh lebih buruk dibandingkan dengan sang paman. Akibatnya McGregor sangat membenci Peter Rabbit dan berusaha mengusir para kelinci. Namun karena McGregor menyukai seorang pelukis, Bea (Rose Byrne) yang merupakan seorang penyayang binatang. McGregor berpura-pura menjadi teman kelinci sambil diam-diam mencari cara menyingkirkannya. Peter yang tak kenal takut pun berulah untuk mengagalkan rencana McGregor. Lalu perperangan memenangkan perhatian Bea pun dimulai.


Peter Rabbit yang memang dimaksudkan untuk film keluarga, cerita yang ditawarkan Peter Rabbit akan sangat mudah dinikmati. Disaat anak-anak akan terhibur dengan film ini yang tanpa memperdulikan hal diluar itu, untuk kita penikmat film akan sedikit superise dengan melihat penampilan Domnhnall Gleeson dan Rose Bryne yang sebelumnya lebih sering kita lihat lewat film-film berkategori 13 tahun keatas. Bisa dibilang inilah film pertama mereka bertema keluarga.



Mempunyai cerita yang ringan yang bisa diterima dalam segala umur, Peter Rabbit masih menyisipkan pesan moral yang bisa menjadi bahasan dengan keluarga tentang memaafkan dan menerima. Dengan konsep cerita tipikal film keluarga yange sudah sering kamu temui, sangat direkomendasikan jangan menonton film ini sendiri.

Thursday, February 15, 2018

LAUNCHING NOVEL DAN SOUNDTRACK BLUEBELL





Novel Bluebell merupakan karya adaptasi dari skenario film dengan berjudul sama. Ratson Pictures (bekerja sama dengan Triple A Films)- rumah produksi Bluebell, melihat bahwa novel bisa menjadi karya awal memperkenalkan filmnya. Novel juga menjadikan pembacanya lebih memahami cerita maupun  konflik yang terjadi dalam film. Sebagai medium yang lebih personal, novel juga memberi keleluasaan bagi pembacanya agar lebih imajinatif. Sementara film sebagai media pandang dengar (audio visual), sudah pasti lebih memudahkan penonton merasakan sesnsasi hiburan yang lebih emosional.


Elvira Natali penulis novel Bluebell sudah membayangkan banyak hal menarik yang akan dieksplorasi  setelah membaca skenarionya. Perlu diketahui, sebelum menulis novel Bluebell, Elvira Natali sudah terlebih dahulu dikenal lewat tulisannya di novel Janji Hati yang juga sudah difilmkan.

Mengambil momen hari kasih sayang di tanggal 14 Februari 2018. Ratson Pictures dan Grasindo .merilis novel Bluebell yang diadakan di Mall Central Park, Jakarta. Novel ini akan menjadi salah satu jendela untuk mengintip cerita Bluebell, sebelum film layar lebarnya tayang secara luas.


Selain launching novel, disaat yang bersamaan Bluebell juga melakukan launching soundtrack untuk filmnya. Total akan ada 6 lagu soundtrack dalam film dan salah satunya berjudul 'Bunga Abadi' yang dinyanyikan sendiri oleh cast utama film Bluebell. Dengan lagu berlirik ceria, sepertinya 'Bunga Abadi' akan sangat mudah diterima oleh pendengarnya. Dibintangi Qausar Harta Yudana, Regina Rengganis dan Ncess Nabati, film Bluebell dijadwalkan rilis tahun 2018 ini. 

ULASAN: BLACK PANTHER




10 tahun sudah Marvel Cinematic Universe (MCU) mewarnai tontonan kita. Hanya absen tahun 2009, lalu setiap tahunnya film-film dari MCU selalu akan menjadi masuk dalam daftar tontonan kita. Sebuah universe yang makin besar ini akan ditambah lagi dengan film solo hero mereka. Kali ini 'Black Panther' yang mendampat kesempatan untuk unjuk gigi membuat penonton akan makin terasa terikat dengan MCU.



Film solo Black Panther ini dibintangi oleh Chadwick Boseman, Michael b. Jordan, Lupita Nyong'o, Danai Gurira, Martin Freeman dan Forest Whitaker. Sementara kursi sutradara diduduki oleh Ryan Coogler yang menarik perhatian studio-studio karena berhasil lewat 2 film pertamanya yang berjudul Fruitvale Station (2013) dan Creed (2015). Black Panther adalah film ketiga Ryan Coogler sebagai sutradara. Sebuah lompatan karier yang cukup menganggumkan bagi Ryan Coogler yang masih tergolong baru. Dan lewat Black Panther, Ryan Coogler kembali bekerja sama dengan Michael B. Jordan untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.



Seperti yang kita tahu, Black Panther sebelumnya sudah muncul dan diperkenalkan dalam Captain America 3: Civil War. Plot cerita akan dimulai setelah event Civil War. Tewasnya sang Ayah yang juga merupakan raja dari Wakanda membuat T'Challa secara otomatis diangkat menjadi raja selanjutnya. Sebagai Raja baru dari Wakanda, T’Challa (Chadwick Boseman) masih bergumul mengenai perasaannya atas meninggalnya sang ayah, T’Chaka (John Kani). Namun ia kemudian memutuskan untuk meneruskan perjuangan sang ayah. Ditengah-tengah usaha T'Challa menjadi raja yang baik, T'challa menemukan rahasia masa lalu sang Ayah yang membuatnya ragu bisa menjadi raja yang baik. Disaat bersamaan Wakanda berada dalam ancaman dua musuh berbahaya yang dapat mengancam keselamatan negara, Black Panther berusaha membuktikan diri sebagai raja sejati Wakanda.



Megah, itulah kesan yang didapatkan ketika pertama kali kita diajak ke dalam negeri Wakanda. Bangsa luar yang diceritakan tidak tahu apa-apa mengenai Wakanda sama halnya dengan penonton film ini. Sangat mengingatkan ketika kita pertama kali melihat visualisasi Asgard pertama kali lewat film Thor pertama. Dan lewat sebuah adegan pembuka kita akan mengetahui alasan kenapa Wakanda menutup diri dari dunia luar yang tidak terjelaskan di Captain America: Civil War.



Oke, beralih ke plot cerita. Sedkikit berbeda dengan tone-tone film MCU lainnya, Black Panther mempunyai alur cerita yang sedikit lambat. Tetapi kata 'lambat' disini bukan berkonotasi negatif dalam hal membosankan, tetapi lebih untuk pengkuatan cerita dan karakter-karakter yang ada dalam film ini. Jadi ketika keluar bioskop kamu akan mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film yang sama. Hal yang jangan jarang terjadi bukan ?.



Jika sampai mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film tentunya pemain-pemain yang terlibat menampilkan peforma terbaiknya dalam memerankan karakter mereka masing-masing. Selain Chadwick Boseman yang seakan karakter King Wakanda tercipta untuk dia, ada Letitia Wright yang memerankan Shuri, adik dari T'Challa yang sangat menarik perhatian (Sangat menarik bagaimana jika karakter paling jenius di Wakanda ini bertemu dengan Tony Stark), lalu ada Okoye (Danai Gurira) dan Nakia (Lupita Nyong'o) yang tidak sekedar karakter pemanis. Bahkan Martin Freeman sekalipun sebagai Agen Everett K. Ross juga mempunyai peran penting dalam Black Panther. Dan penyempurna film ini ada pada villain utama Erik 'Killmonger' Stevens (Michael B. Jordan) yang bisa menjadi penyeimbang Black Panther

Seakan menjadi kutukan, dalam kesempurnaan akan sebuah cela. Hal itu sayangnya juga bisa ditemui pada Black Panther. Plot cerita yang solid dan kesempurnaan di setiap sisi tidak dibarengi dengan spesial efek yang mumpuni. Sangat terlihat jelas beberapa adegan yang menggunakan CGI masih terasa kasar. Dan bisa dibilang paling kasar dari semua film-film MCU yang sudah saya tonton sejauh ini.

Black Panther berhasil meneruskan tongkat estafet MCU yang memberikan kepuasan bagi penonton ketika keluar bioskop. Beberapa hal minus yang ditemukan segera akan terlupakan. Semakin membuat kita penasaran sebanyak apa peran Black Panther di  Infinity War nanti. Dan tentunya kita belum merasa cukup dengan Black Panther hanya mempunyai satu film solo. Pastikan jangan keluar sampai akhir film. Karena akan ada adegan yang cukup penting di akhir film yang akan menjadi jembatan ke Infinity War yang akan rilis akhir April 2018 nanti.

Friday, February 2, 2018

ULASAN: DEN OF THIEVES





Setelah tahun lalu Gerard Butler berperan jadi ilmuwan di Geostorm, tahun ini ia kembali ke ranah action seperti biasanya. Berperan menjadi Nick O’Brien dengan julukan ‘Big Nick’, pemimpin unit elit LA County Sheriff’s Department yang bertugas meringkus berbagai kasus perampokan bank, Gerard menunjukkan kebolehannya melalui ototnya yang besar, bewoknya yang lebat, dan gerakannya yang gesit. Tuntutan pekerjaan sebagai pihak kepolisian membuat Nick sangat sibuk, sehingga keluarganya tidak harmonis dan ia harus kehilangan istrinya dalam waktu dekat. Apalagi, kabar buruk itu menimpanya saat sedang di tengah strategi menangkap sekelompok perampok profesional yang berniat merampok Federal Reserve Bank, yang sering disebut bank dari semua bank, di pusat kota LA.



Kasus perampokan tersebut telah menjadi kasus utama bagi Nick dan anak buahnya selama berminggu-minggu. Untuk melancarkan rencana penangkapan, Nick memanfaatkan supir dari kelompok perampok itu, Donnie, yang juga bekerja sebagai bartender. Donnie menjadi informan bagi Nick sekaligus orang yang harus melewati keamanan super ketat di bank yang akan dirampok. Donnie seolah bersikap netral dalam pertarungan antara polisi dan perampok ini.



Dari segi cerita, sebenarnya sederhana karena yang ditonjolkan adalah strategi dan aksi perampokan beserta penangkapan para perampok itu. Awalnya mungkin kita akan dibuat bosan dengan bagian perkenalan jagoan dan penjahatnya, bahkan adegan-adegan Nick Cs “menculik” Donnie pun terbilang lama, seperti film yang kurang action dan terlalu banyak perundingan. Mulai masuk ke kehidupan pribadi Nick membuat saya semangat lagi setelah cukup lelah menanti di mana keseruannya. Lalu kita akan diajak berkeliling Federal Reserve Bank untuk mengenal sistem keamanannya yang super canggih, mungkin kita akan merasa takjub dan berpikir keras bagaimana cara masuk ke dalamnya. selain memberikan gambaran yang apik tentang strategi yang akan dipakai para perampok bank, film tidak serta merta memanjakan penonton begitu saja, imajinasi saya malah jadi liar membayangkan eksekusi gilanya hanya dari omongan singkat. Dengan alur yang cenderung lambat ini ternyata menyimpan twist besar yang tidak terduga-duga, inilah keunggulan cerita dari film ini. Namun, tetap saja, durasi 2 jam 20 menit masih terlalu lama bagi saya, karena hanya ada satu kasus besar yang menjadi perhatian utama. Jika babak pembukanya tidak sepanjang itu dan kita tidak terlalu lama berkenalan dengan para tokohnya, saya bisa lebih menikmati film ini sampai habis.





Untuk penggemar heist action, film ini seharusnya masuk watch-list karena setiap langkah perampokannya bikin deg-degan dan aksinya lumayan seru. Intensitas ketegangannya semakin meningkat seiring penyuntingan gambar yang semakin rapi saat eksekusi perampokan berlangsung. Sayangnya, departemen musiknya tidak berperan baik karena seringkali musik terhenti secara tiba-tiba dengan timing yang kurang cocok, pilihan musiknya pun terkadang kurang tepat, sebaiknya perlu ada perhitungan yang pas antara gambar dan musik saat transisi adegan. Untungnya, aksi baku tembak di akhir berhasil menutup film dengan cukup baik.


(By: Balda Fauziyyah)

Thursday, February 1, 2018

ULASAN: DOWNSIZING





Sutradara dan penulis peraih 2 kali peraih adaptasi naskah terbaik di ajang oscars Alexander Payne kembali hadir dengan film terbarunya berjudul 'Downsizing'. Film bergenre drama-fiksi ilmiah berbalut komedi ini dibintangi oleh Matt Damon, Christoph Waltz, Hong Chau, Kristen Wiig dan Jason Sudekis. Dengan jejak rekam Alexander Payne sejak Sideaways (2004), The Descendants (2011) dan Nebraska (2013) yang selalu berbuah respon positif, Downsizing menjadi salah satu film yang sangat ditunggu-tunggu. Terlebih 'Downsizing' rilis disaat film-film berbau award (tayang Desember 2017 di Amerika) tayang semakin meninggikan ekspetasi kita sebagai penonton dan terbesit pendapat jika tahun 2018 nama Alexander Payne akan kembali ikut meramaikan ajang Academy Award yang akan diselenggarakan pada 8 Maret 2018. Lalu apakah ekspetasi penonton berbuah dengan manis ?.



Sebuah penemuan yang akan mengubah takdir manusia baru saja ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Norwegia bernama Dr. Jørgen Asbjørnsen. Sang ilmuwan berhasil menemukan bagaimana menyusutkan tubuh manusia sekecil liliput. Pemenemuan ini tentu saja bisa menjadi solusi daya kosumsi manusia yang sudah diambang kritis.



Sementara itu di tempat lain sepasang suami-istri Paul (Matt Damon) dan Audrey Safranek (Kristen Wiig) yang mempunyai banyak tekanan dalam hidupnya, menganggap pengecilan tubuh adalah dunia yang menyenangkan. Keputusan besar yang harus diambil sepasang suami-istri untuk menyusutkan tubuh ini meganggu keharmonisan rumah tangga mereka dan setelah beberapa waktu, Paul menemukan banyak hal yang tak ia duga. Perkenalannya dengan tetangganya yang nyentrik Dusan Mirkovic (Christoph Waltz), lalu dengan Ngoc Lan Tran (Hong Chau)seorang aktivis wanita dari Vietnam yang melarikan diri dari penjara sampai petualangannya ke Norwegia yang merubah sudut pandang Paul dalam melihat kehidupan.



Jika kamu teliti saat melihat trailer 'Downsizing' sebelum menonton filmnya, kita bisa melihat dari trailer yang tidak menampilkan sebuah adegan konflik yang seperti kita lihat di trailer-trailer film lainnya. Dan itu ternyata memang sebuah pertanda, apakah ini bisa dikategorikan spoiler atau tidak, yang pasti yang kamu lihat di trailer hanyalah adegan 30 menit pertama filmnya. Kamu akan tidak akan bisa menebak alur ceritanya dibawa kemana. Lalu apakah durasinya yang 2 jam lebih akan membuang waktumu percuma ? Percayalah durasinya yang mencapai 135 menit jadi tidak terasa karena sangat bermain baiknya aktor-aktor dalam film ini tanpa kita memperdulikan lagi arah ceritanya dibawa kemana. Hong Chau yang berperan sebagai Ngoc Lan Tran adalah yang terbaik dalam film ini. Ketika posisi penonton sama depresinya dengan Paul Safranek ketika menonton menjadi lebih berwarna ketika setiap karakter Ngoc Lan Tran muncul. Tanpa mengesampingkan  peran karakter Christoph Waltz dan Matt Damon, Hong Chau ada pada posisi teratas.


'Downsizing' masih menampilkan ciri khas drama dengan sedikit dibalut komedi satir ini mungkin tidak bisa menyamai tiga film sebelumnya, tetapi dengan karakter-karakter kuat yang ada dalam 'Downsizing' mampu membuat kita melupakan alur cerita yang seperti tidak mempunyai ujung. Saran saya untuk kamu yang ingin menonton film ini, jangan terlalu berpikir keras untuk memahami isi cerita.

HOAX (RUMAH DAN MUSIM HUJAN), SATU KELUARGA DAN TIGA CERITA





Enam tahun waktu yang dibutuhkan film 'Hoax' (Judul awalnya 'Rumah Dan Musim Hujan) untuk bisa dirilis secara komersil di bioskop-bioskop lokal setelah sebelumnya sudah malang-melintang di festival-festival film. Sampai saat tulisan ini diturunkan, gilafilm.id belum mendapatkan info yang jelas kenapa film yang di sutradarai oleh Ifa Isfansyah (Sang Penari, Pendekar Tongkat Emas) ini rilis setelat itu. Diisi oleh Tora Sudiro, Vino G. Bastian, Tara Basro, Aualia Sarah, Jajang C. Noer dan Landung Simatupang.

Dibuka dengan adegan dengan buka puasa bersama sebuah keluarga, Hoax (Rumah dan Musim Hujan) bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki rahasia dalam kehidupannya masing-masing. Kita akan berkenalan dengan Ragil (Vino Bastian), Adek (Tara Basro), Raga (Tora Sudiro), Sukma (Aulia Sarah) pacar Raga dan Bapak (Lando Simatupang). Setelah selesai berkumpul di rumah sang bapak, maka plot cerita mulai bergulir terbagi menjadi tiga yang dialami tiga saudara ini baru terkuak. Ragil yang berusaha menutupi rahasia besar dirinya dari keluarganya, Adek mengalami kejadian mistis yang mencekam, sedangkan Raga bermasalah dengan kisah cintanya.

Ketidaktahuan adalah sebuah anugerah, itulah pendapat pertama saya mengenai film ini. Minimnya informasi yang saya ketahui mengenai film ini (bahkan tidak membaca sinopsis filmnya sebelum menonton) membuat saya jauh lebih fokus ketika menontonnya. Terlebih jika kamu terbiasa dengan plot cerita film-film lokal  yang dengan konsep linear (termasuk saya sendiri), siap-siap untuk lebih sering mengerutkan kening selama film berlangsung. Dengan alur cerita yang lambat, perlahan kamu akan makin terbawa dalam plot cerita film yang sampai pada sebuah ending mengejutkan dari ketiga cerita bersaudara ini.

Keunikan lain dari 'Hoax (Rumah Dan Musim Hujan) cerita dari tiga saudara yang mempunyai konflik masing-masing direfleksikan dalam tiga genre film berbeda pula. Raga mewakili drama-romantis, Ragil mewakili drama-keluarga dan Adek mewakili drama-horor yang mempunyai sebuah ujung yang sama yang sampai pada akhirnya membuat kita mengerti kenapa film ini berubah judul menjadi 'Hoax'.

Film terbaru tapi lama Ifa Isfansyah ini yang memang ditujukan untuk festival menawarkan sebuah plot cerita yang unik yang tidak akan temukan dalam film lokal kebanyakan. Film yang memancing kamu untuk berdiskusi dengan teman setelah menontonnya. Dan ketika sebuah film meninggalkan pertanyaan yang membuat kamu berdikusi, maka film itu sudah memenuhi salah satu syarat sebagai 'film bagus'.