Film Dopamin menghadirkan Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon sebagai pasangan muda Malik dan Alya dalam drama romantis penuh ketegangan. Disutradarai Teddy Soeria Atmadja dan diproduseri Chand Parwez Servia, film ini merupakan kolaborasi Starvision dan Karuna Pictures yang menggabungkan kisah cinta, krisis ekonomi, dan unsur survival di tengah dunia yang semakin kacau. Kisahnya menggambarkan bagaimana pasangan yang baru menikah ini harus berjuang menghadapi tekanan utang, kehilangan pekerjaan, dan konflik rumah tangga yang membuat hubungan mereka di ambang kehancuran.
Titik balik kehidupan Malik dan Alya dimulai saat seorang tamu asing datang ke rumah mereka setelah membantu Malik di jalan. Namun keesokan paginya, tamu itu ditemukan meninggal dunia, meninggalkan koper berisi uang dalam jumlah besar. Keberuntungan mendadak ini justru menyeret keduanya dalam pusaran bahaya dan ujian moral, membuat film Dopamin menjadi perpaduan antara drama emosional dan ketegangan survival yang menggigit.
Produser Chand Parwez Servia menyebut Dopamin sebagai karya yang berbeda dan penuh adrenalin, sekaligus persembahan spesial untuk 30 tahun Starvision. Setelah sukses dengan The Architecture of Love (TAOL), kolaborasinya dengan Teddy kali ini mengeksplorasi tema cinta dan ketahanan manusia di tengah tekanan hidup. Film ini mengajak penonton merasakan perjalanan batin Malik dan Alya, dan mempertanyakan: benarkah cinta bisa menjadi “obat bahagia” di dunia yang makin tidak waras?
Teddy Soeria Atmadja mengungkapkan bahwa Dopamin merupakan hasil eksplorasi panjang selama lima tahun. Awalnya film ini dirancang bernuansa thriller gelap, namun berkembang menjadi perpaduan lintas-genre yang tetap menegangkan tetapi emosional. Ia menegaskan bahwa inti Dopamin adalah kisah tentang perjuangan, cinta, dan kemanusiaan—sebuah cerita yang membuat penonton bisa berempati terhadap karakter-karakternya.
Bagi Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon, peran mereka di Dopamin merefleksikan realitas banyak pasangan muda: naik turunnya hubungan, tekanan ekonomi, dan pentingnya komunikasi. Film ini menjadi cermin tentang bagaimana pasangan harus saling mendukung dan menemukan jalan keluar bersama. Dopamin juga mendapat sambutan hangat saat menjadi film penutup Jakarta Film Week 2025, meraih standing ovation dan pujian sebagai karya yang fresh, intens, dan menyenangkan.

























