Tuesday, April 16, 2013

PEKAN MAYDAY BERSAMA DIBALIKFERKUENSI!


PEKAN MAYDAY BERSAMA DIBALIKFERKUENSI!  adalah ajakan untuk bersama melakukan pemutaran secara serentak film DiBalikFrekuensi  di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Aceh sampai Papua, selama pekan Mayday (H-3menjelang 1 Mei dan H+3 setelah 1 mei | 28-30 April, MAYDAY, 2-4 Mei 2013) yang dimaksudkan untuk mendukung dan menularkan virus solidaritas untuk setiap permasalahan perburuhan serta apapun yang dialami oleh kelas pekerja pada semua level  di Indonesia, apa dan siapapun buruh tersebut, tak terkecuali buruh media. 

DiBalikFrekuensi adalah film dokumenter yang berbicara tentang sedikit dari banyak kisah atau cerita besar mengenai apa yang terjadi di balik media di Indonesia dan di balik penggunaan frekuensi publik di negeri ini oleh para pemilik media. Banyak layer dalam cerita film DBF, di antaranya adalah tentang isu buruh media yang diusung melalui salah satu cerita tokohnya: Luviana – seorang jurnalis, seorang asisten produser di MetroTV yang di PHK-kan secara sepihak dan sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan keadilan dalam penyelesaian kasusnya. 

Aksi buruh dengan turun ke jalan dalam jumlah besar, aksi teatrikal yang dramatis, long march penuh gemuruh, orasi yang menggetarkan dan lain-lain, adalah hal yang selama ini galib dilakukan para buruh dan publik untuk memperingati hari sakral kelas pekerja tersebut. Menonton film, adalah alternatif lain yang kami tawarkan pada para buruh dan publik Indonesia untuk memperingati Mayday tahun 2013 ini!

Sejak pemutaran perdananya pada 24 januari 2013lalu, sampai saat ini DiBalikFrekuensi  telah diputar di 51 tempat melalui distribusi independen di beberapa kota di Indonesia (pemutaran keliling resmi: Jakarta – Bandung – Yogyakarta – Solo – Semarang- Malang – Sidoarjo -Surabaya -  Bali | Pemutaran keliling diluar schedule resmi : Lampung & Padang) dengan penonton yang ter-registrasi resmi sejumlah: 5064 orang (- dan puluhan mungkin ratusan lainnya tak ter-registrasi).

Ada sedikitnya 7 Alasan kenapa Anda tak boleh melewatkan DiBalikFrekuensi dan harus bergabung secara serentak menonton film ini dalam PEKAN MAYDAY BERSAMA DIBALIKFERKUENSI! :

  1. Karena Nonton TV tak akan sama lagi setelah nonton "DiBalikFrekuensi" (Joshua Oppeneimer – Sutradara The Act Of Killing | JAGAL. Di akun twitter : @JoshuaOppenheim)
  2. Karena kita akan diajak untuk melihat sambil belajar melawan serta mengetahui kalau melawan adalah perkara biasa dan memilih untuk tetap melawan pada sistem yang korup adalah perkara lain yang telah dilakkukan oleh banyak buruh dan manusia lainnyadi dunia. “Kita tinggal mengikuti saja.Perlawanan saya adalah perlawanan biasa”, itu yang selalu diungkapkan Luviana dan justru hal tersebut menjadikan perlawanannya sebagai kelas pekerjadi dunia industri media, jadi terasa istimewa. (Luviana – Buruh media)
  3. Kita akan tahu landscape media di Indonesia dan pengetahuan akan hal ini penting karena  bahkan seorang Jim Morrison pun mengakui : “Whoever controls the media, controls the mind!” ­– Anda harus tahu siapa yang sekarang mengontrol informasi dan media di Indonesia, juga termasuk di kepala Anda!
  4. Karena hanya dalam waktu kurang dari 2,5 jam, selain melihat kisah perjuangan seorang buruh media, kita juga akan mengetahui apa itu konglomerasi media. Dengarlah kesan Ignatius Haryanto, researcher senior sesaat setelah menyaksikan "DiBalikFrekuensi":  Saya menulis topik soal konglomerasi media sejak tahun 1997 tapi film DiBalikFrekuensi menggambarkan soal ini dalam 2,5 jam secara konkrit. Materi film DiBalikFrekuensi sangat kuat, gamblang dan menunjukkan betapa media yang sering teriak demokrasi di dalam dirinya mereka tidak demokratis”.  [Ignatius Haryanto  - Direktur LembagaStudi Pers dan Pembangunan]
  5. Karena "DiBalikFrekuensi" adalah film dokumenter layak simak! : Film ini menguji, bagaimana reformasi politik di Indonesia yang melahirkan kebebasan, berpengaruh pada industri media. Sebuah dokumentasi yang hidup, dinamis, kuat dan mengesankan. Membuat kita seperti sedang menyaksikan film petualangan detektif yang mendebarkan, mengaduk emosi(DETIK.COM :http://hot.detik.com/movie/read/2013/01/25/163853/2152345/229/di-balik-frekuensi-kuasa-media-dan-pengkhianatan-pengkhianatannya )
  6. Setelah menonton DiBalikFrekuensi, kamu akan  mendapat pemahaman baru sebagaimana  seorang street art artist di Jakarta mengakuinya: "DiBalikFrekuensi’ memberi pemahaman baru tentang media dan social activism. (Andi RHARHARHA – street artartist)
  7. Karena Luviana memang layak sebagai tokoh dalam peringatan hari buruh! : Dalam ‘Di Balik Frekuensi’ Luviana berhadapan dengn MetroTV mengingatkan saya pada rakyat berhadapan dengan rezim Suharto. Perjuangan keadilan dianggap pembangkangan. Luviana sangat pas sebagai tokoh di peringatan Hari Kartini atau Hari Pers Nasional bahkan Hari Buruh. (Ayu Utami – Penulis, Pendiri Aliansi Jurnalis Independen)

Masih punya alasan untuk melewatkan
PEKAN MAYDAY BERSAMA DIBALIKFERKUENSI! ??!
Pikir lagi!

Mari gabung segera dan menjadi bagian dari PEKAN MAYDAY BERSAMA DIBALIKFERKUENSI!




Subscribe to this Blog via Email :