Friday, September 27, 2013

ULASAN : RUNNER-RUNNER


Di negara dengan hukum seperti di Indonesia ini, berjudi dengan bermain poker bukanlah sebuah permainan yang cukup populer, kecuali jika kalian adalah seorang yang memiliki peluang menginvasi  kasino di negara-negara tetangga, atau seorang anak muda  yang punya banyak waktu untuk menghabiskan waktu bermain poker online di depan komputer seharian (untuk kategori terakhir sepertinya akan mudah ditemukan di warnet-warnet RT setempat). Kini kembali hadir sebuah film yang mengangkat kisah perjudian dengan segala sistim ilegal yang berkelut di dalamnya. Sebuah premis yang cukup berpeluang menciptakan konflikk penuh dengan intrik yang rumit dan ruwet. Tentunya dengan sajian kisah seperti itu, dibutuhkan berbagai komponen lain untuk mendukung kesuksesan film. Disutradarai oleh Brad Furman, pria yang sebelumnya menyajikan drama kriminal The Lincoln Lawyer yang memiliki reputasi cukup baik, kini menghadirkan film dengan menggaet beberapa bintang kenamaan yang cukup memikat hati; sebut saja Justin Timberlake yang baru-baru ini melakukan come-back album terbarunya, Ben Affleck yang masih hangat dengan kontroversi pemilihannya sebagai Batman, hingga si eksotis Gemma Arterton. Mengemas film dengan genre yang sudah berpengalaman dengan cast yang cukup menjanjikan, apakah film yang diberi judul Runner Runner ini dapat melangkah sukses melalui tema perjudian yang tidak terlalu populer ini?

Richie Furst (Justin timberlake ) adalah seorang pelajar di universitas Princeton yang baru saja mengalami kecurangan dalam sebuah situs perjudian online dan menguras semua uang bahkan untuk biaya kuliahnya sekaligus. Tidak dapat menerima kesialan ini, ia pun mencari pertanggung jawaban dengan menemui pemilik situs tersebut yang berada jauh di Costa Rica, ialah Ivan Block (Ben Affleck) seorang bos besar yang justru melihat adanya potensi dalam Richie kemudian merekrutnya untuk bekerja sama. Dalam perkembangannya, hubungan merekapun mulai memanas ketika seorang agen FBI mencoba menggunakan Richie untuk menjatuhkan Ivan.
Seperti yang dikatakan karakter Richie dalam film, pada dasarnya setiap orang melakukan perjudian dalam hidupnya. Ketika menentukan sebuah pilihan kita juga bertaruh untuk menghadapi setiap konsekuensinya. Secara garis besar, film ini mengikuti paham yang dikemukakan karakter utamanya tersebut. Dunia perjudian yang tidak menentu, manipulatif, kelam, dan sarat akan kriminalitas digambarkan begitu rinci. Filmnya sendiri bergerak seperti angka yang akan muncul dari dadu yang bergulir di atas meja, tidak dapat ditebak dan bergerak acak. Semestinya, film ini dapat memicu tensi dengan begitu banyaknya bahaya yang menentang setiap keputusan yang dipilih oleh Richie, namun di sepanjang film justru  tidak menimbulkan kecemasan apapun pada penonton akan karakter utamanya. Film berjalan dengan datar. Cerita yang dibagun begitu berantakan. Didukung pula dengan editing yang membuat adegan melompat ke sana melompat ke sini, membingungkan, apalagi bagi penonton umum yang banyak yang tidak familiar dengan dunia perjudian.


Justin Timberlake, saya pikir, sudah berusaha menampilkan performa maksimal, hanya saja, terdapat banyak momen dengan penampilannya yang pontensional namun tidak ditangkap dengan baik oleh pengemasan film sehingga ia pun ikut terseret oleh datarnya film ini. kebalikannya Gemma Arterton, yang berperan sebagai semacam asistem pribadi Ivan Black, memiliki peran yang lebih dari sekedar pemanis, ia berpeluang menjadi scene stealer namun amat disayangkan penampilannya sungguh biasa saja. Lain lagi kasus dengan Ben Affleck yang malah seperti miscast. Untuk seorang karakter yang paling manipulatif, ia bermain terlalu banyak pada salah satu dari dua sisi karakter yang semestinya dapat membuat penonton bertahan dalam menilainya sebagai karakter yang abu-abu.
Film ini sulit untuk dijadikan pilihan sebagai sajian hiburan yang memuaskan, cara penceritaannya yang berusaha terlalu keras untuk menjadi rumit membuta kita tidak nyaman mengikuti alurnya. Terkecuali bagi kalian yang begitu fans kepada salah satu (atau semua) bintang utamanya, film masih bisa dijadikan pelepas dahaga melihat aktor-aktrisnya sibuk wara-wiri di negri Costa Rica  yang kumuh-eksotis.


Meskipun banyak hal berantakan ditemui sepanjang film, masih terdapat sedikit kemenangan yang diraih oleh film ini yaitu pada endingnya. Biasanya, sebuah ending yang cemerlang dapat menyelamatkan film secara keseluruhan. Meskipun hal itu tidak terjadi pada film ini, paling tidak bagaimana mereka mengeksekusi akhir cerita sudah dirasa cukup rapi dalam menyelesaikan setiap konflik, dan sejenak membuat penonton melupakan kepenatan dalam mencerna jalan ceritanya yang melelahkan.


Ditulis oleh Arief Noor Iffady

Subscribe to this Blog via Email :