Thursday, October 3, 2013

ULASAN : PRISONERS



Sebuah film dikatakan luar biasa jika ia tampil sebagai sajian yang lebih dari sekedar tontonan belaka tetapi juga dapat menyisakan bekas yang mendalam pada audiens setelah menontonnya. Film harus mampu mempermaikan suasana hati dan memicu perasaan serta pikiran ini kepada mood yang diciptakan. Prisoners, adalah salah satu yang termasuk diantaranya. Film karya sutradara Denis Villeneuve (Incendies) ini menceritakan perjuangan para orang tua dari dua keluarga yang ditimpa musibah penculikan anak. Ketika kinerja aparat yang berwajib tidak cukup memberi keyakinan dan harapan, pihak keluarga korban pun melakukan usahanya sendiri dalam melakukan pencarian, dan sudah barang tentu, naluri sebaagai orang tuapun mendorong mereka bertindak dengan emosi yang membludak alias menghakimi sendiri. Tindakan ini membuat jalinan cerita film terpecah menjadi dua perspektif dalam menyelesaikan kasus, dan itu menjadikannya semakin menarik, seiring dengan atmosfir kelam film yang bersettingkan di kota kecil yang dingin dan diguyur hujan berkepanjangan.



Hugh Jackman, adalah nyawa dari film ini. Melalui karakter sebagai seorang ayah yang kehilangan anak yang dicintai, ia menjadi corong yang sangat efektif menekankan beban psikologi film secara keseluruhan pada penonton. Saya akan bergembira jika berkat perannya ini ia kembali mendapat nominasi Best Leading Actor untuk kedua kalinya di ajang Academy Award mendatang. Hugh Jackman tidak sendirian, ya, film ini memang dibangun oleh para pemainnya. Seperti Jake Gyllenhaal, Terrence Howard, Viola Davis, semuanya saling membangun mood kehilangan dan tak berdaya sehingga film semakin kencang menyedot rasa prihatin dari penonton.



Durasi film ini cukup panjang yakni hingga dua setengah jam. Dengan alur cerita yang dirasa lambat, seharusnya mudah membuat penonton merasa bosan. Oleh karena itu, di sinilah saat di mana para pemain dan sutradara berperan besar dalam menyelamatkan film. Jika dari para pemain sudah memberikan performa yang menyatu antara satu sama lain, kini kredit juga mesti diajukan pada sutradara yang pandai "memaksa" penotnon untuk tetap duduk lebih lama merasakan duka diatara karakter film, ikut berjuang mempertahankan harapan dan kekuatan dikala terus berusaha menemukan setiap titik terang dalam pencarian.



Sebagai sebuah kisah yang juga menyangkut investigasi, film begitu pelit memberikan petunjuk akan keberadaan si anak hilang. Adapun setiap petunjuk yang bermunculan justru membuat penotnon semakin buyar dalam menilai pelaku kejahatan sehingga membuat kasus menjadi semakin runyam, membingungkan. Menyeret penonton hingga pada kengerian paling gelap yaitu sebuah keputus asaan. Mengoreki sisi buas dari karakter manusia. Kembali kita patut mengambil pelajaran, agar senantiasa bijak dalam mengambil keputusan bahkan di saaat yang tersisa hanyalah jalan yang terburuk.



Film ini seperti gabungan kerumitan teka-teki dalam Zodiac yang diwarnai kelam oleh kasus child abuse dalam Mystic River, kemudian diberi emosi naluri dan kekuatan orang tua dari Changeling. Sama seperti beberapaa judul tersebut, Prisoner ini adalah film drama thriller kriminal pengaduk-aduk emosi yang juga wajib ditonton!

( By Arief Noor Iffandy )

Subscribe to this Blog via Email :