Sunday, September 7, 2014

ULASAN : The Purge: Anarchy (2014)

Meskipun ini merupakan imajinasi yang terlalu mengerikan sebagai buah akibat degradasi moral dan kemanusiaan yang mungkin bisa saja benar-benar terjadi di dunia nyata, sebagai suatu premis, ini sesungguhnya sangat menarik diangkat ke dalam film. Banyak potensi yang bisa digali dari lingkup seperti itu. Bagi yang sudah menonton The Purge, film pertama yang rilis pada 2013 lalu, mungkin secara umum akan merasa kecewa dengan eksekusi film yang terlalu sempit dan menyia-nyiakan kesempatan yang dimilikinya. Sekarang, sutradara James DeMonaco kembali diberi kesempatan untuk menggarap film keduanya The Purge: Anarchy, dan ternyata, terlihat ia sudah belajar dari kesalahan. Film ini agaknya sukses melakukan eksplorasi dari segala potensi yang dimilikinya dan menyajikan itu kepada penonton sebagai temuan yang mengerikan, namun dalam suatu cara, sangat menarik perhatian. Dengan melibatkan karakter utama yang lebih banyak, film tidak lagi menampilkan apa yang terjadi di sepanjang malam sakral tersebut hanya dari dalam rumah suatu keluarga saja, namun mengajak kita turun ke jalanan pusat kota, menyaksikan lebih banyak kegilaan, lebih banyak anarki dan sisi buas manusia yang dibebaskan dari kungkungan aturan dan hukum.
Dari segi kontinuitas cerita, film ini bisa dikategorikan berdiri sendiri, tidak bertautan secara langsung dengan film pendahulunya. Saya sendiri tdak yakin apakah time line di sini berada pada tahun yang sama, sebelum, atau sesudah malam Purge pada film pertama... Para karakter utama yang menjadi sorotan kali ini adalah sepasang kekasih yang baru saja putus hubungan, seorang single mother bersama anak gadisnya, dan seorang pria tangguh yang sengaja memanfaatkan malam Purge sebagai kesempatan untuk membalas dendam atas kematian anaknya oleh seorang pengemudi mabuk yang dibebaskan secara hukum. Dengan jajaran para karakter ini, pada sesi awal film memberi kita point of view yang lebih beragam mengenai bagaimana persiapan beberapa kalangan masyarakat ini dalam menyambut acara tahunan tersebut. Tidak seperti film pertamanya yang sudah memiliki lingkup yang sempit namun tetap terbata-bata dalam bertutur, Anarchy sudah lebih sanggup mengemas diri. Mulai dari membagi rata waktu dan kesempatan bagi masing-masing karakter untuk menunjukkan dirinya pada penonton, lebih rapi dan intens dalam mengemas "petualangan" mereka untuk bertahan hidup di sepanjang malam, plus dengan bubuhan beberapa kejutan yang pada hakikatnya menunjukkan kita bahwa dalam dunia dengan kemerosotan moral seperti itu pun masih terdapat faith in humanity

The Purge: Anarchy sudah tayang midnight pada 6 September dan akan tayang secara luas mulai 10 September 2014.
(Ipan)

Subscribe to this Blog via Email :