Wednesday, August 12, 2015

ULASAN : FANTASTIC FOUR



Entah dosa apa yang dilakukan oleh Fox, belum juga filmnya release, tetapi kritik yang yang tiada henti seakan menghujani sejak filmnya dalam masa produksi reboot dari Fantastic Four ini, terlebih makin mendekati filmnya siap tayang. Dimulai dari “ first screening “ film ini sudah menuai review negatif dari para kritikus. Seakan belum cukup, sutradaranya sendiri Josh Trank menyalahkan pihak studio akan hasil buruk itu. Satu hal positif yang tersisa dari film ini adalah 4 pemain utamanya Milles Teller, Kate Mara, Michael B. Jordan dan Jamie Bell masih membela film ini dan sangat layak untuk ditonton.





Plot cerita Fantastic Four versi terbaru ini diawali oleh Reed Richards yang selalu dibantu sahabatnya Ben Grimm melakukan sebuah penelitian dan percobaan menciptakan mesin teleportasi. Sebuah penelitian yang tidak pernah diabaikan oleh oran lain. Sampai pada akhirnya penelitian itu menarik minat seorang Professor Franklin Storm yang juga sedang melakukan penelitian yang sama, Direktur dari “ Baxter Foundation “, sebuah institusi yang didanai oleh pemerintah. Reed Richards pun direkrut untuk bisa melanjutkan penelitiannya, bergabung bersama Susan Storm ( Kate Mara ) anak adopsi dari Franklin Storm, Johnny Storm ( Michael B. Jordan ) dan Victor Von Doom ( Tobby Kebbel ). Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka berhasil menciptakan mesin tersebut ke sebuah tempat yang disebut “ Planet Zero “ yang diprediksi bisa menjadi tempat tinggal umat manusia selanjutnya di masa depan.




Tapi sayang keberhasilan kerja Reed. Susan, Johnny dan Victor tidak sesuai dengan harapan mereka ketika pemerintah akan melakukan percobaan pengiriman manusia pertama ke “ Planet Zero “ adalah orang-orang pilihan dari kubu pemerintah. Didasari keingintahuan yang sangat besar, Reed, Victor dan Johnny dan juga mengajak Ben Grimm untuk ikut serta akan melakukan perjalanan teleportasi untuk pertama kalinya secara diam-diam, yang pada akhirnya keputusan itu berdampak buruk ketika sebuah kecelakaan yang menimpa mereka ber-empat yang juga mengenai Susan Storm, merubah kondisi mereka untuk selama-lamanya.





Perubahan, itulah yang kita lihat versi terbaru 4 jagoan kita ini. Dimulai dari meremajakan semua karakter, hal yang tidak pernah kita temui di komik ataupun film-film sebelumnya. Yang sangat kontras adalah perubahan Johnny Storm yang diperankan oleh Michael B. Jordan mengundang sinis untuk sebagian besar fanboy. Tapi tidak adil mencap film ini merusak dengan segala perubahannnya tanpa menontonnya terlebih dahulu. Hanya, pastikan kamu tidak terlalu memikirkan semua review negatif film ini yang sudah kamu baca menjelang filmnya release, maka kemungkinan besar kamu bisa menikmati versi reboot Fantastic Four ini.




Tidak ada yang salah dengan plot cerita yang naskahnya ditulis oleh trio Jeremy Slater, Simon Kinberg dan Josh Trank sendiri. Malah bisa terbilang cukup menarik selain meremajakan karakternya juga memunculkan tokoh Franklin Storm. Film yang sudah di cap sebagai film superhero terburuk yang pernah ada melebihi Ghost Rider 2 menjadi sebuah pendapat yang terlalu berlebihan. Ya memang minus dari film ini juga sangat kentara, seperti porsi dari Susan dan Johnny Storm yang kurang maksimal, chemistry antara Miles Teller dan Kate Mara sebagai love interest. Justru hubungan Reed dan Ben sebagai bromance jauh lebih terasa dari pada hubungan Reed dan Susan. 1 jam pertama tone film ini sangat menarik dinikmati, tetapi setelah itu seperti terjadi perbedaan kontras, menjadi sangat terburu-buru yang berimbas ketika kemunculan Dr. Doom yang seharusnya bisa menjadi luar biasa, malah hanya berlalu begitu saja. Lagi-lagi karakter Dr. Doom tidak mampu dimaksimalkan seperti dua film pendahulunya.





Film ini memang banyak kekurangan karena dampak dari masalah internal belakang layar yang akhir-akhir ini sering kita baca. Tetapi dengan apa hasil seadanya ini dan pengenalan karakter yang sudah dibangun akan sangat sayang jika bertahan dalam satu film saja. Versi reboot ini masih layak diberi kesempatan dan membayar kesalalahan lewat sebuah sequel.

Subscribe to this Blog via Email :