Thursday, August 27, 2015

ULASAN : PAPER TOWNS



Rasanya di tahun 2000 keatas tidak banyak film remaja dibalut dengan romance yang diadaptasi dari novel tanpa menyisipkan embel-embel fantasi didalamnya. Dimuai dari Harry Potter di novel kelimanya, Twilight Saga, The Hunger Games, Divergent, I Am Number 4 dan masih banyak lagi. Dan ditengah genre fantasy itu hadirlah John Green dengan novel-novelnya yang meramaikan genre romance remaja tanpa menyisipkan sci-fi atau fantasi didalamnya. Dimulai dari sukses besarnya The Fault In Our Stars secara finansial maupun review dari kritikus dan penonton, maka tidak butuh waktu lama, Paper Towns menjadi film kedua karya John Green yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Kursi sutradara sendiri diduduki oleh Jack Schreier yang sebelumnya mendapat pujian lewat filmnya “ Robot And Frank “



Paper Towns bercerita Quentin( Nat Wolff ) yang memendam perasaan sejak lama pada tetangganya Margo ( Cara Delevigne ). Pada suatu malam yang tidak terduga, Margo menyelinap ke kamar Quentin dan meminta bantuannya untuk membalas dendam pada mantan kekasihnya yang selingkuh. Setelah melalui malam yang tidak terlupakan itu, tiba-tiba esok harinya Margo menghilang, yang menurut keluarganya kabur dari rumah. Meninggalkan beberapa petunjuk untuk Quentin, akhirnya Quentin dan 2 sahabat setianya Ben ( Lacey Pamberton ) dan Radar ( Justice Jesse Smith ) mencoba memecahkan teka-teki dari petunjuk yang ditinggalkan Margo dan harus menemukannya sebelum malam pesta perpisahan SMU mereka.





Berbeda dengan The Fault Of Our Stars yang mungkin akan membuat sebagian pria akan depresi ketika melihat pasangannya menangis-nangis di bioskop dengan konten cerita yang dihadirkan, Paper Towns menyajikan plot cerita yang cukup menarik dan ceria yang menyisipkan komedi didalamnya ditengah puzzle memecahan teka-teki keberadaan Margo, terlebih film ini juga kental akan bromance 3 sahabat Quentin, Ben dan Radar yang chemistry antar mereka bertika mampu terjalin dengan baik yang membuat penonton pria akan ikut menikmati film ini. Margo yang diperankan oleh Cara Delevigne pun juga berhasil membuat pasangan sedikit meributkan apa yang terjadi pada endingya seperti halnya ketika kia menonton “ 500 Days Of Summers “ yang memecah 2 kubu penonton.






Jack Schreier cukup berhasil memvisualisasikan novel John Green yang satu ini, yang membuat penonton akan mengingat film setelah keluar dari bioskop. Paper Towns adalah tontonan yang akan membuat penonton kembali bernostalgia dengan masa SMU. Ditengah film-film remaja romance yang selalu hadir ditenga tragedi, Paper Towns hadir dengan memberi tontonan yang menyenangkan. Jika kamu menyukai The Perks of Being a Wallflower, Paper Towns adalah tontonan yang sayang untuk diewatkan, karena tone kedua film itu hampir sama.





Subscribe to this Blog via Email :