Thursday, October 27, 2016

ULASAN: DOCTOR STRANGE (2016)


Doctor Strange adalah kisah seorang ahli bedah saraf berbakat yang arogan, Dr. Stephen Strange (Benedict Cumberbatch), yang hidup glamor. Kehidupannya seketika terhenti saat sebuah kecelakaan mobil yang mengerikan menghancurkan tangannya. Gagal dengan pengobatan modern, membawanya pada pencarian yang diluar bidangnya untuk penyembuhan. Akhirnya dia menemukan jalan ke Kamar-Taj, sebuah lokasi pengobatan misterius di Nepal. Tapi, tempat ini juga merupakan tempat mengajar sebuah ilmu mistik kuno, dan Strange segera dipersenjatai dengan kekuatan magis yang baru diperoleh, memberikan hidupnya sebuah harapan makna baru yang aneh.

Sutradara Scott Derrickson kali ini bertugas menciptakan sebuah realitas yang spektakuler dengan kemungkinan tak terbatas tanpa kehilangan pesonanya. Sayapun sampai lupa bahwa sutradara ini pernah mangarahkan film horor The Exorcism Of Emily Rose, Deliver Us From Evil dan Sinister.



Scott Derrickson dan sinematografer Ben Davis berhasil menekuk CGI sesuai tujuan mereka sendiri, mengamuk dengan visual film dengan ledakan di layar, yang bersaing dengan Christoper Nolan dalam film Inception. Seluruh kota melengkung dan sesekali berbentuk kaleidoskop fantastis. Meskipun narasi film yang berjalan lurus ke depan dan tanpa basa-basi, pada dasarnya Johnny English, tapi dengan sihir, ambisi mereka sangat mengagumkan dan benar-benar mendebarkan.

Cumberbatch adalah pilihan yang tepat berperan sebagai Strange, karakter utama dalam film ini, untuk sebagian besar, dia seorang protagonis dan pusat karismatik dari film ini. Tetapi sebagian besar karakter pendukung, khususnya Karl Mordo (Chiwetel Ejiofor), sang mantan pacar Christine (Rachel McAdams). Mereka adalah aktor yang sangat baik, tapi film ini benar-benar tidak mengeksploitasi mereka dengan baik. Saya bahkan menyukai karakter pendukung yang dilakoni Benediktus Wong sebagai Wong, meskipun porsinya sangat sedikit. Sedangkan Tilda Swinton, adalah hal terbaik dalam film sebagai The Ancient One, meskipun banyak yang kecewa kenapa tidak menggunakan aktor Asia untuk keberagaman film ini.



Selain itu sang antagonis Kaecilius, terlihat tidak mengesankan. Tetapi Mads Mikkelsen menambahkan banyak pemahaman baru pada karakternya. Kaecilius merupakan versi menyesatkan dari Strange. Kedengarannya seperti karakter penjahat yang sama di film-film Marvel, para penjahat yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan atau menaklukkan atau bahkan menghancurkan dunia. Dalam Dokter Strange, semua orang berusaha untuk memecahkan masalah yang sama persis, tetapi mereka menafsirkan pemecahan masalah dalam cara yang berbeda. Tidak perlu dengan cara berkelahi dengan koreografer yang bagus.

Ya, meskipun kelemahan cerita terletak pada antagonis yang mudah dilupakan tapi saya rasa disitu letak kelebihan film ini. Doctor Strange berhasil lolos dari cetakan standar film komik Marvel. Kadang bosan juga Saya bukan sebagai antek Marvel, tapi saya suka film ini. Diulas olehtermeong.com

Subscribe to this Blog via Email :