Saturday, February 4, 2017

ULASAN: SPLIT






Nama M Night Shyamalan pernah menjadi jaminan sebuah film ketika sedang dipromosikan, hanya dengan menampilkan nama tersebut pada sebuah promo baik itu sebagai sutradara, penulis naskah atapun sebagai produser, para calon penonton sudah mengetahui akan mendapatkan jaminan tontonan horror thrilller yang biasanya diakhiri dengan twist brilian. Tapi itu dulu, beberapa tahun sebelum berbagai rilisan produksi film ia selanjutnya yang sayangnya mengalami penurunan kualitas berturut-turut. Jika itu terjadi terus-terusan tentu akan berakhir tidak kalah mengerikan dengan cerita horror yang kerap disajikan. Kita melihat film Devil pada 2010 yang cukup bagus namun keterlibatanya di sana hanya sebagai produser, adapun The Visit yang ia sitradarai pada 2015 sudah kembali mulai menunjukkan peningkatan walau meraup respon yang masih beragam. Baru melalui film Split yang menjadi passion-project sang sutradara selama bertahun-tahun inilah, akhirnya sukses membawanya kembli pada track record sebagai jagonya horror/thriller seperti yang dulu dikenal para cinephile. Nice to have you back, Mr. Shyamalan!




Film ini memiliki konsep karakter yang menarik. Adalah seorang pria dengan postur fit bernama Kevin (diperankan James McAvoy), memiliki kepribadian ganda, bukan hanya 2 ataupun 3, namun 23 kepribadian sekaligus hidup dalam dirinya! Dari sekian banyak kepribadian tersebut terdapat tiga yang paling mendominasi “online” secara bergantian pada diri Kevin (mari kita sebut saja ‘Online’ karena bagaimana penjelasan rumitnya lebih baik di saat menonton). Tiga kepribadian itu ialah Dennis, pria perfeksionis dan kaku; Patricia, pribadi seorang perumpuan – iya, perumpuan juga!; dan satu lagi Hedwig, kepribadian bocah lelaki berusia 9 tahun. Film dimulai dengan langsung meloncat pada penculikan tiga remaja perumpuan oleh Kevin (atau kepribadian lainnya yang kala itu sedang “online”). Penculikan pada opening sequence ini begitu singkat-padat, straight to the point, sehingga langsung menyedot perhatian penonton untuk bersiap terjun pada roller-coaster kisah yang siap menunggu untuk seru.




Mengenai tiga remaja perumpuan yang diculik, kita tau bahwa satu di antaranya adalah karakter utama kedua setelah Kevin itu sendiri, ia adalah Casey (diperankan Anya Taylor-Joy), merupakan seorang remaja anti-sosial yang tidak banyak berbicara. Ini adalah dua karakter yang sangat unik. Saya begitu bersemangat ketika mereka “dipasangkan” sebagai karakter utama dan menyaksikan interaksinya yang dikemas dalam berbagai adegan krusial dan menghipnotis.



Skala cerita berpengaruh besar pada penekanan karakter. Cerita dalam Split mengalir hanya di seputar beberapa karakter saja, set lokasinya juga tidak begitu beragam. Namun seperti yang mereka katakan, less is more, intensitas selama penuturan cerita menjadi terjaga. Kita akan diberikan beberapa momen tarik-nafas melalui adegan yang menjelaskan situasi, beberapa memang ada yang dirasa terlalu dijelaskan panjang lebar dan agak mengulur, plus ada juga beberapa lelucon yang ukup ngena dan untungnya porsinya tidak terlalu banyak, dan kekita kita kembali pada momen penyekapan, bersiaplah untuk kembali dengan pacing yang intens dan akting yang memikat!



Untuk sebuah character-driven movie seperti ini, Split tentu sangat bergantung pada para pemain utamanya, dan di sini baik James McAvoy maupun Anya Tayloy-Joy sungguh telah menghidupkan filmnya dengan sukses. Kalian akan mengetahui bahwa seorang aktor telah mengerjakan tugasnya dengan baik ketika kita tidak bisa melihat aktor itu sendri dengan cara yang sama lagi setelah menyaksikan salah satu performanya, James McAvoy dengan seluruh varian kepribadian yang dibebankan padanya tampil begitu mengerikan! Kontras dengan karakter Casey yang diperankan oleh Anya Tayloy-Joy, selalu menarik ketika kita dikejutkan oleh apa yang bisa dilakukan seorang yang tidak biasa terekspos dalam lingkungan sosial padai saat-saat genting, dan di sini Anya tidak hanya tampil cantik namun juga menghadirkan performa teguh yang seolah ‘menetralisir’ dominasi kebringasan karakter Kevin cs.



Split mungkin memiliki berbagai jumpscare bagi para penonton lengkap dengan twist segar yang membuat kita memikirkan kembali keseluruahn cerita, namun sesungguhnya kejutan terbesarnya adalah film ini sendiri menjadikan comeback bagi sang sutradara, terutama untuk para fans yang setia meyakini masih ada kekuatan magis seorang M Night Shyamalan di luar sana. Dan apabila sudah cukup senang bahwa film ini mendapat respon positif secara umum, tunggu sampai menontonnya hingga selesai dan kalian akan menyadari bahwa ternyata Shyamalan sudah merancang film ini sejak sekian lama dan sudah memiliki misi yang lebih menarik lagi ke depannya. Sulit untuk membicarakan ini lebih lanjut tanpa menyinggung spoiler, namun yang pasti ini meyakinkan kita bahwa bakat itu tidak pernah memudar, ia hanya perlu diberi ruang gerak dalam skala yang sepenuhnya diatur hanya oleh sang sutradara itu sendiri.


(By Arief Noor Iffandy)

Subscribe to this Blog via Email :