Thursday, March 23, 2017

ULASAN: LIFE



Kita selalu berandai-andai apakah planet Bumi ini merupakan satu-satunya tempat dimana segala makhluk hidup berada, dan terus melakukan ekplorasi penelitian ke angkasa luar untuk mengejar tanda-tanda kehidupan di luar Bumi, namun bagaimana jika akhirnya manusia menemukan apa yang selama ini dicari bahwa kehidupan alien itu benar-benar ada? Sama halnya dengan angkasa luar yang tidak terbatas, segala kemungkinan dari yang ditemukan di luar sana juga tidak tehingga. Dalam film ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia menemukan kehidupan lain dari angkasa luar, tanpa menyadari bahwasanya penemuan tersebut bisa jadi sangat berbahaya dan dapat mengancam kelangsungan hidup di Bumi itu sendiri.




Mengambil setting utama di Stasiung Internasional Angkasa Luar, film dimulai ketika para astronaut dalam stasiun menerima modul yang baru saja datang dari planet Mars yang membawa beberapa sampel materi dari planet merah tersebut. Kemudian diketahui kalau ternyata mereka telah menemukan sel kehidupan dari materi tersebut dan seketika ini menjadi penemuan bersejarah bagi manusia, sekaligus menjadi awal mula ancaman yang sangat berbahaya bagi kehidupan di Bumi.




Film ini menyoroti hanya sedikit karakter para astronaut yang bekerja di Stasiun Angkasa Luar namun diisi jajaran cast yang menarik seperti mulai dari Ryan Reynolds, Rebecca Ferguson hingga Jake Gyllenhaal. Kita diberikan kesempatan beberapa adegan untuk saling mengenal para karakter tersebut hingga sebelum film mulai memutar keadaan secara bertahap menjadi misi bertahan hidup yang lebih intens. Seluruh cast sudah memberikan performa yang baik, atau hanya dari yang seperlunya, well, pada dasarnya ini ternyata merupakan survival film yang lebih banyak menuntut kengerian dan aksi bertahan hidup, sehingga pembangunan karakter merupakan akan nilai tambahan saja.




Saya mendapati waktu yang seru dan terhibur di sepanjang menonton film ini. Ada momennya ketika dibuat tersenyum ringan, dibuat takjub dengan sajian teknis seperti sinematografi yang dinamis, set lokasi stasiun angkasa luar yang indah hingga scoring yang beberapa di antaranya terdengar agak mirip dengan musik dalam Man of Steel karya Hans Zimmer. Dan kemudian terutama yang paling menonjol dari film garapan sutradara Daniel Espinosa ini, adalah tensinya yang terus menanjak menegangkan sampai akhir. Inilah nilai plus terbesarnya.




Life adalah film original yang sayangnya mengalami kekurang dalam nilai-nilai originalnya sendiri. Film ini tidak merupakan sekuel/prekuel ataupun adaptasi dari sumber lain, namun secara keseluruhan film ini tidak pula menyajikan sesuatu yang baru. Banyak formula seperti yang sudah sering kita temukan pada film-film survival sejenis digunakan juga di sini. Film ini masih kalah jika disandingkan dengan Gravity ataupun Interstellar, pun masih dibayang-bayangi oleh Alien karena memiliki karakteristik yang masih kurang kuat. Namun terlepas dari kurangnya originalitas ini, Life masih sangat layak untuk mendapatkan kesempatannya. Ini bisa menjadi pemanasan sebelum kita menyaksikan apa yang akan diasjikan sang maestro space-horror Ridley Scott melalui Alien: Covenant yang tidak lama lagi juga akan dirilis dalam tahun ini. Kita lihat mana nanti yang akan menjadi lebih baik.

(By Arief Noor Iffandy)

Subscribe to this Blog via Email :