Monday, August 28, 2017

ULASAN: BABY DRIVER




Banyak alasan Edgar Wright keluar dari Ant-Man (2015), salah satunya adalah rasa cintanya terhadap karakter Ant-Man, setelah trilogi“Cornetto” berakhir, Wright mengakui dia telah membuat naskah yang berbeda dari film superhero kebanyakan, menggabungkan unsur humor dan kekeluargaan (yang akhirnya konsep ini tetap ada di film Ant-Man) dengan cerita sedikit nyeleneh ala Wright.Kekecewaan (terutama fans Edgar Wright) ini akhirnya terbalaskan, sutradara Shaun of the Dead ini kembali berada di jalur (film) cepat dengan permainannya yang paling menegangkan dan paling mengasyikan.Musik romantis dan musik folk -rock beat yang disamarkan sebagai film aksi – kriminal –thrillerdibarengi dengan adegan nuansa kebut-kebutan mobil, Wright memberi kejutan yang menarik melalui Baby Driver. Film ini menggabungkan aksibudaya pop ala Hot Fuzz dengan kejar-kejaran klasik yang jauh lebih menarik daripada “Fast and Furious” terbaru. Mengendarai mobil tanpa ba-bi-bu yang lebih menunjukkan kemampuan sang pengemudi dibandingkan kecanggihan mobil tersebut.Para fans Edgar Wright akan merasakan Wright-ism yang kental sekali dalam film ini.



Pusat dari film ini tentu saja adalah Baby.Yes, his name is “B-A-B-Y, Baby” (Ansel Elgort). Setidaknya itulah nama yang dia berikan ketika ditanya. Entah itu nama samaran atau nama asli.Dia sangat pendiam bagi seorang pengemudi bayaran untuk sindikat perampokan yang dikelola oleh Doc (Kevin Spacey). Sistemnya adalah, Baby akan mengendarai mobil mengangkut 3 perampok yang direkrut oleh Doc menuju suatu tempat menghindari dari polisi dan berganti mobil menuju lokasi Doc berada. Sederhana bukan?Sebuah kriminalitas biasa saja (klise) tetapi dibalut dengan cerita dan karakter-karakter yang menarik.Pada dasarnya Baby hanya mengemudi mobil, walaupun terlibat dengan tindakan kriminal, tetapi Baby tidaklah sejahat para kriminal pada umumnya, dia terpaksa melakukan ini untuk membayar hutangnya kepada Doc. Menariknya ada satu hal yang harus Baby lakukan agar dia fokus mengendarai mobil dengan cermat dan lolos dari kejaran,dia harus mendengarkan musik. Baby memiliki iPod yang berbedasesuai dengan mood-nya dan apapun musik yang Baby dengar itulah yang penonton dengar.Terkadang dunia sepertinya merespons lagu pilihannya, terkadang lagu pilihannya berdampak mempengaruhi dunia di sekitarnya. Bagaimanapun juga, musik sama pentingnya dengan kesuksesan "Baby Driver" seperti pada film musikal lainnya,bahkan mungkin lebih. Kenapa, karena tanpa vokal dan tarian berkoreo dari sang aktor, musik di dalam Baby Driver jauh lebih hidup dalam kehidupan Baby dan orang-orang disekitarnya.



Di saat libur, Baby bertemu dengan Debra / Debora (Lily James) dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Debra menyanyikan lagu berlirikan “B-a-b-y” dengan judul yang samadari penyanyi soul (dan klasik) Carla Thomas. Baby dan Debra sama-sama menyukai musik, dan memiliki pengetahuan yang luas tentang musik, hal inilah yang membuat mereka terkoneksi satu sama lain dengan dengan ikatan cinta anak muda. Yang membuat Baby lebih jatuh cinta kepada Debra adalah mimpi Debra yang menginginkan kebebasan, mengendarai mobil mewah dan pergi jauh sambil mendengarkan musik favoritnya.Sebuah impian yang juga Baby dambakan.



Edgar Wright tidak akan membiarkan film ini terjebak dalam film romansa picisan membosankan ala “La La Land”, pasti ada kekacauan dan ke-nyelenehandari peristiwa dan karakter yang muncul. Bats (Jamie Foxx) salah satunya, Bats adalah kriminal gila yang disewa Doc untuk beberapa perampokan. Dia meragukan akan kepiawaian Baby di belakang kemudi mobil. Walaupun akhirnya harus diyakini, Baby memiliki kemampuan cakap dalam mengemudi mobil.Kekacauan terjadi ketika Baby, Bats, Buddy (Jon Hamm) dan kekasihnya Darling (Eiza González) datang ke restoran Debra bekerja. Baby was-was dengan perilaku tiga rekan kriminalnya (yang disewa Doc) mengetahui status Baby dan Debra, karena Baby merencanakan untuk terlepas dari tindakan kriminal ini dan pergi jauh bersama Debra. Apa yang harus Baby lakukan agar dia mampu mewujudkan impian bersama Debra? Lalu bagaimana Doc menanggapi keinginan Baby ini?



Menyaksikan film ini, penonton akan merasakan kerinduan Edgar Wright ke era film aksi yang minim CGI, minim aksi sok pahlawan. Sebuah era dimana pria jantan adalah pria yang berada dibelakang kemudi mobil Mustang yang selalu memakaisunglasess (Baby memiliki banyak cadangan kacamata ini) sambil mendengarkan lagu folk, rock and blues yang ajib punya. Yup lagunya, soundtracks yang keren era abad 21 (lagu yang dirilis sekitar 70an – awal 2000), dengarkan saja koleksi lagu Baby mulai dari “Bellbottoms” dari The Jon Spencer Blues Explision, “Let’s Go Away for A While” dari Beach Boys, “Debra” dari BECK, “When Something Is Wrong With My Baby” dari Sam & Dave, “Know How” dari Young MC bahkan“Tequila” dari The Button Down Brass. Tapi lagu killernya jelas adalah lagu band rock terfavorit sepanjang masa, Queenyang berjudul “Brighton Rock” (lagu ini disukai juga oleh Buddy) sebagai lagu adegan aksi klimaks di penutup film ini. Edgar Wright sendiri mengakui judul film ini berdasarkan salah satu lagu favoritnya dari Simon & Garfunkel dengan judul yang sama “Baby Driver”.Walaupun begitu insiparsi Wright menulis film ini bukan berasal dari lagu tersebut melainkan dari video klip “Blue Song” dari band Mint Royale (yang juga disutradarai oleh Edgar Wright).



Kecerdasan film ini jelas di bagian penyatuan lagu, adegan dan teknik pengambilan gambar yang pas dan menjiwai dari karakternya.Seperti yang telah disebutkan, tanpa ada vokal dan tarian berkoreo dari aktornya, film ini mampu disebut film musikal karena bagaimana memadumadankan semua hal tersebut menjadi satu kesatuan. Departemen editing, berada dibawah naungan Paul Machliss dan Jonathan Amos yang sudah sering bekerja sama dengan Edgar Wright memang harus diberikan 4 jempol. Tembakan-tembakan kamera juga mempengaruhi jalannya cerita, walaupun tidak memberikan keindahan alam dalam dunia Baby Driver, tetapi bagaimana semua kamera juga ikut larut dalam lagu-lagu Baby ini yang harus diapresiasi. Edgar Wright adalah salah satu sutradara Inggris yang memperlakukan soundtrack dan editing sama seperti dialog, akting dan set lokasi.



Wright mengerti bahwa salah satu nyawa dari filmnya adalah karakter.Semuanya mampu diperankan dengan amat sangat menarik.Tidak ada scene stealer berlebihan, porsi dari semua para pemain memainkan karakternya sangat pas.Baby pada umumnya adalah pemuda kurus, pucat dan tidak terlalu menarik perhatian.Tetapi dia punya segudang kemampuan yang nyeleneh, seperti halnya kemampuan mengemudi mobil, Baby mampu membuat lagu remix dari percakapan orang-orang disekitarnya. Penonton akan melihat kemampuan dia dalam membuat lagu remix “Was He Slow?” yang sempat dibicarakan oleh Doc. Musik remix inilah yang membuat jajaran soundtrack ajib ini makin menarik. Selain Baby ada Doc, bos kriminal yang merupakan otak dari semua perampokan di film ini. Dia cerdas, tapi kalau menyangkut nama Baby, Doc akan langsung melindunginya, seperti seorang ayah yang menyayanginya. Hal inilah yang membuat Doc berada dalam konflik, apakah dia akan melepaskan Baby atau dia malah menjerumuskannya? Bats, dia sangat gila, semua yang melawannya akan mati, dia menginginkan kekuasaan, dia gila kekuasaan. Sedangkan Buddy dan Darling adalah sepasang kekasih kriminal gila yang melakukan apapun demi cinta dan uang. Terutama Buddy, yang melakukan apa pun demi Darling.



Yes, they are crazy, even Debra is crazy too!Tau bahwa Baby merupakan salah satu kriminal, tetapi Debra masih mau menolong Baby demi cinta.Itulah hal gila yang dilakukan Debra, bukan demi kebebasan.

Sedangkan Baby melakukan hal gila demi cinta dan juga kebebasan dirinya dari tindakan kriminalitas. Doc sebagai karakter yang jenius di film ini akhirnya mengalah pada cinta. Bats melakukan semua tindakan kriminal karena gila akan uang dan kekuatan. Darling dan Buddy melakukan tindakan kriminal karena rasa cintanya satu sama lain dan karena uang untuk menghidupi satu sama lain.



Edgar Wright pun rela melepas jubah sutradara Ant-Man (padahal dia sudah menulis semua naskahnya dan sudah mengambil beberapa adegan untuk menyutradarai film ini) karena dia menginginkan kebebasan untuk mengendalikan filmnya, dia percaya akan kekuatan dirinya, dia sangat mencintai semua film dan hasil karyanya.

So how about you?If you’re going to do something crazy, what for to?

(By Ibnu Akbar)

Subscribe to this Blog via Email :