Tuesday, October 31, 2017

ULASAN: FLATLINERS






Hollywood sepertinya sedang menyukai cerita-cerita mengenai Near-Death-Experience, beberapa saat lalu ada The OA (TV Series, 2016) dan The Discovery (2017) dengan eksperimen mengenai kematian. Juga masih dalam tren me-remake dan me-reboot film-film lama yang sempat hits, Sony Pictures mencoba me-remake sci-fi psychological horror tahun 1990 berjudul sama, Flatliners.



Menggunakan premis yang sama, hanya mengganti karakter utamanya saja, Flatliners digerakkan oleh lima mahasiswa yang tertarik untuk mencoba memanipulasi proses kematian dan memperoleh data empirisnyanya. Bermula dari Courtney (Ellen Page) dengan idenya untuk merekam data ilmiah kinerja otak manusia beberapa saat setelah meninggal, teman-teman ko-as nya akhirnya ikut ambil bagian dalam eksperimen ini.



Telah tayang sebelumnya di US, Flatliners tidak seburuk yang banyak dibicarakan orang. Setidaknya ia punya momen-momen menyenangkan saat proses membuat mati dan mengembalikan kembali hidup para dokter muda ini. Bagian-bagian itu merupakan bagian terbaik dari Flatliners, dimana para karakternya bisa saling menyatu, meski motif yang dihadirkan adalah hal klise, mencoba menyicipi manisnya kesuksesan. Penulis terlalu terlena pada betapa menyenangkannya proses ini, sampai-sampai mereka jauh dari sebuah niat awal mereka. Penulis tidak mempertahankan tujuan awal mereka, untuk sebuah eksperimen, setidaknya mereka bisa sedikit berpura-pura menganalisa atau membahas. Untuk apa hanya merekam data tanpa pembahasan?



Setelah menghabiskan setengah film untuk bereksperimen dengan kematian, Flatliners lalu pindah haluan ke horror yang justru membuat film ini terjeblos masuk menjadi film buruk. Penulis Flatliners terlalu malas mengeksplor cara-cara untuk menakuti dan mengejutkan penonton, hanya bermodal cara-cara pengambilan gambar yang sudah sering kita lihat di film-film horror lainnya.



Keifer Sutherland yang juga merupakan cast film original (1990), ikut dalam jajaran cast di film remake-nya (2017), meski hanya sebagai cameo. Kehadirannya hanya dimengerti oleh mereka yang pernah menonton film originalnya. Sebenarnya menjadikan Keifer sebatas cameo, tanpa tendensi untuk menginterupsi eksperimen generasi terbaru dari Flatliners ini adalah pilihan terbaik. Membiarkan eksperimen ini tetap underground tanpa ada yang tahu bahwa kejadian ini pernah terjadi sekarang atau sebelumnya. Bisa jadi, Flatliners (2017) adalah sekuel dari Flatliners (1990). Sayangnya kemalasan penulis untuk mengembangkan cerita justru membuat kualitas dan chemistry para castnya terbuang sia-sia, tak ayal lagi jika film ini akan mudah dilupakan.


(By Annisa Anugra)

Subscribe to this Blog via Email :