Wednesday, November 29, 2017

ULASAN: MURDER ON THE ORIENT EXPRESS




Murder in Orient Express adalah film drama misteri yang merupakan adaptasi novel klasik berjudul sama karya Agatha Christie. Film disutradarai oleh Kenneth Branagh dengan penulis naskan Michael Green dan selain dibintang-utamai oleh sang sutradara sendiri, film juga dibanjiri sederet pemain kenamaan Hollywood seperti Johnny Depp, Penelope Cruz, William Dafoe, Judi Dench, hingga Michelle Pfeiffer. Ini bukan kali pertamanya novel kenamaan ini diadaptasikan karena sebelumnya juga udah ada beberapa film termasuk versi tahun 1974 yang mendapat sambutan positif dari para kritikus. Tahun ini, dengan produksi yang lebih besar dan studio besar Hollywood pula, kisah detektif yang sudah memiliki fanbase cukup kuat ini kembali diangkat dengan harapan dapat membuka peluang franchise baru. Proyek baru yang cukup ambisius. Terakhir kita menemukan yang seperti ini adalah reboot The Mummy beberapa bulan lalu dalam Dark Universe yang ternyata hasilnya terbilang mengecewakan terlebih sebagai permulaan mega-project. Bagaimana dengan Murder in Orient Express? Rupanya, ini bukan film yang cukup solid, baik itu sebagai permulaan sekaligus sebagai pengenalam untuk penonton umum, tapi film ini tidak sampai kebablasan dengan ambisi yang berlebihan,



Saya termasuk penonton yang tidak begitu familiar dengan materi filmnya (seri novel yang diadaptasikan). Karakter utama Hercule Poirot (diperankan Kenneth Branagh) tidak diberikan perkenalan yang cukup ataupun kisah background yang banyak. Kita hanya diberitahukan bahwa ia adalah detektif terhebat di dunia, lengkap dengan pemapilan kumisnya yang lucu dan perawakan obsesif-kompulsif. Karakter yang menarik tapi masih terkesan asing bagi penonton yang tidak mengenal banyak soal jdetektif ini. Menempati setting waktu pada tahun 30an dan bermulai di kota Jerusalem, kemudian Turki, Poirot nampaknya selalu ditiban destinasi perjalanan yang tidak terduga. Kali ini ia harus berangkat menuju London untuk menangani sebuah kasus, dengan menempuh perjalanan panjang menggunakan kereta Orient Ekspress. Di tengah perjalanan panjang inilah, sebuah pembunuhan terjadi dalam kereta, iapun dihadapi kasus tidak terduga yang terpaksa harus dipecahkan.



Alur film ini secara keseluruhan cukup menarik dan menghibur untuk disimak, Dengan beberapa selingan lelucon ringan yang kebanyakan muncul dari pembawaan karakter hercule Poirot oleh Kenneth Branagh dengan eksentrik. Penggambaran bagaimana isu rasialisme pada zamannya, juga menjadi tambahan yang memperkaya detil pada cerita yang terasa padat.Bagian teknis seperti set dekorasi hingga kostum jaman 30an juga sudah sangat baik, tampak memanjakan mata sekali. Kenneth Branagh dengan 'wajah lucu' nya, tampil selalu menarik, walo dikelilingi banyak aktor dan aktris kenamaan lain, ia tetap yang menjadi pusat perhatian di sepanjang film, bukan yang lain, well i guess that's what a lead actor supposed to do in their own film, right? Sederet karakter lain yang menjadi tersangka yang harus diselidiki juga cukup menambah kenikmatan menonton karena begitu banyak talent besar yang mengisi posisi peran-peran kecil ini. Namun apabila para pemeran pendukung ini diganti oleh pemeran lain pun, saya rasa tidak akan terlalu berpengaruh banyak.



Pada pertengahan cerita film mulai terasa datar -- malah cenderung membuat jenuh, Film memberikan durasi yang banyak untuk pembahasan berbagai petunjuk secara rinci dalam pengungkapan pelaku pembunuhan. Kita disuguhkan segudang motivasi, alibi, dan petunjuk barang bukti, semua dijabarkan dengan padat walau sudah diluangkan waktu yang lama untuk segmen ini. Namun untungnya segera saja semua kerumitan teka-teki tersebut dirangkum dengan indah dan menyentuh pada saat kisah mendekati akhir. Film ini, terutama endingnya, meninggalkan pesan yang membuat ternenyuh dan berpikir cukup lama setelah penayangannya berakhir, bahwa terdapat kebaikan dan kburukan di setiap insan manusia. Sebuah ending yang though-provoking, biasanya dapat memberi impresi yang paling kuat tentang bagaimana pada akhirnya penonton menilai film tersebut. Bagi yang tidak membaca/mengenal novelnya, ini akan menjadi sebuah nilai plus yang besar, sebuah konklusi yang tidak terduga - dalam artian yang baik.

Subscribe to this Blog via Email :