Friday, May 24, 2019

ULASAN: JOHN WICK "CHAPTER 3: PARABELLUM"



Melanjutkan kisah di film sebelumnya, John Wick kini harus menjadi buronan dengan bayaran terbuka senilai 14 juta dollar untuk nyawanya setelah High Table menetapkan status “Excommunicado” atas dirinya. Sebagai pengingat di film sebelumnya status tersebut diperolehnya akibat membunuh Santino D'Antonio di Hotel Continental, yang menurut aturan merupakan area netral dan tidak boleh ada pertumpahan darah yang terjadi di tempat tersebut. Winston, sang manajer Hotel Continental menunda memberitahu pengumuman “Excommunicado” selama 1 jam untuk memberi John keuntungan lebih awal. Dengan kemungkinan selamat yang hampir mustahil dan akses terhadap bantuan di Hotel Continental yang kini sudah dilucuti akankah John Wick mampu membalikkan situasi dan lolos lagi dari maut dari para pembunuh bayaran yang sedang memburunya? Ekspektasi untuk film ketiga ini amat besar mengingat popularitas film ini yang cukup tinggi. Fans menantikan bakal segila dan sekeren apa aksi John Wick di film ketiganya kali ini. Film bergenre Neo Noir Action Thriller garapan Sutradara Chad Stahelski ini terbilang sukses dan stabil dari cerita dan aksi yang ditampilkan, Chad tampaknya sangat paham keinginan penonton dan sanggup menyajikannya dengan detail dan kualitas yang memuaskan di setiap filmnya.



Wajah-wajah lama di film sebelumnya tampil kembali menghiasi film ketiga ini, Keanu Reeves tetap melanjutkan perannya sebagai John Wick, Ian McShane dan Laurence Fishburne juga kembali sebagai Winston, sang manajer Hotel Continental dan Bowery King. Tidak lupa Charon (Lance Reddick) sang Concierge di hotel Continental. Di Film ketiga ini juga muncul beberapa karakter baru yang dibintangi aktor/ artis kawakan, di antaranya ada Sofia (Halle Berry) yang merupakan partner lama dari John, The Director (Anjelica Huston) yang berstatus sebagai “protector” John, dan ada “Sang Adjudicator” (Asia Kate Dillon) yang misterius. Tidak ketinggalan aktor laga veteran Mark Dacascos tampil sebagai penjahat utama di sini. Yang mungkin spesial bagi para penonton khususnya Indonesia adalah kemunculan Yayan Ruhiyan dan Cecep Arif Rahman yang walaupun perannya minor namun sudah kita lihat banyak bersliweran di film aksi berkat film The Raid. Dari sisi karakter, yang paling mencuri perhatian kali ini adalah Halle Berry lewat aksi comebacknya sebagai assassin (pembunuh bayaran) dengan 2 anjing german shepherd yang luar biasa keren. Anjelica Huston sebagai The Director tampil kharismatik sebagai seorang pemilik teater pertunjukan balet yang menjadi penolong John di film ini. Di film ketiga ini Ian McShane dan Charon memiliki screen time cukup banyak karena Hotel Continental berperan krusial pada bagian akhir film ini. Dari segi eksplorasi karakter, Keanu sebagai John masih tampak kaku dan satu-satunya yang membuat kita terhubung dengannya adalah status bahaya dan terdesaknya dia kali ini namun dari segi aksi tidak bisa dipungkiri di situlah kepiawaian dia. Asia Kate Dillon tampil layaknya sosok hakim yang tegas namun cukup membuat kita penasaran, dia menyelidiki orang-orang yang memberi bantuan yang dilabel ilegal terhadap John Wick dan memberi ganjaran yang setimpal. Sementara dari sisi karakter antagonis, Mark Dacascos terasa kurang sebagai villain utama, jika saja karakternya diberi eksplorasi background lewat flashback mungkin akan lebih berkesan. Ada baiknya menonton film kedua untuk mengingat beberapa karakter di sini dan apa yang mereka lakukan agar tidak bingung ketika menonton.



John Wick sejatinya adalah film aksi yang mengusung konsep gun-fu, suatu teknik memadukan aksi tembak menembak dengan bela diri kungfu, dari segi cerita tidak ada sesuatu yang istimewa karena masih seputar aksi balas dendam seorang mantan pembunuh bayaran yang terpaksa kembali ke dunia lamanya. Premis yang sudah umum kita temui di film bertema sejenis. Tapi John Wick muncul sebagai film aksi yang outstanding dengan latar belakang dunia pembunuh bayaran yang detail dan penuh warna dan intrik. John Wick disukai karena tiga hal, pertama karakter John Wick sebagai sosok antihero mantan pembunuh bayaran yang badass, kedua dunia assassin yang dibangun dalam film John Wick sangat detail dan memiliki konsep mitologi yang misterius dan keren, ketiga aksi tembak-tembakan yang brutal dan keren. Nampak bahwa di film ketiga ini ekploitasi terhadap unsur aksi dilakukan secara habis-habisan.



Dari sejak awal film dimulai hingga selesai film ini tidak membuang waktu untuk membuat penonton santai, kita langsung dibombardir dengan banyak aksi yang memacu adrenalin, hal tersebut sudah terihat dari sejak film dimulai. Film ini banyak memiliki momen-momen aksi keren yang terjadi di beberapa lokasi yang sudah ditampilkan di trailernya. Adegan kejar-kejaran dengan motor di mana John Wick melawan para assassin yang mengejarnya dengan katana, adegan John Wick bahu-membahu dengan Sofia dalam menumpas para assassin di Maroko, aksi yang dilakukan Sofia bersama para anjingnya adalah suatu yang tidak boleh dilewatkan dalam film ini. Untuk adegan klimaks film ini yang terjadi di Hotel Continental di mana John Wick bertempur habis-habisan melawan para assassin dieksekusi dengan sangat baik dan tetap menjaga ritme aksi yang sudah terbangun dari awal. Khusus untuk penonton Indonesia dijamin akan terhibur dan bangga dengan penampilan Yayan Ruhiyan, Cecep Arif Rahman, dan Keanu Reeves bisa tampil satu layar dan akan ada kejutan manis di adegan tersebut. Di film ini pun kadang diselipkan komedi satir, hal ini mungkin untuk memberi penonton jeda sejenak dari aksi brutal yang akan berlanjut yang cukup berhasil dan tidak merusak keseruan film ini. Teknik koreografi bela diri di film ini adalah suatu hal yang pantas mendapat pujian luar biasa karena terlihat indah dan meyakinkan apalagi karena teknik kamera close up yang digunakan membuat setiap sesi perkelahian terasa real begitu juga dengan adegan tembak menembak yang tergolong cukup sadis dan brutal berhasil ditampilkan dengan maksimal. Teknik pencahayaan juga digarap optimal sehingga walaupun dalam adegan yang lingkungan sekitarnya gelap, semua pergerakan para aktornya tetap dapat disaksikan dengan jelas. Pengalaman sang sutradara, Chad Stahelsky yang dulunya merupakan Stunt Coordinator nampaknya sangat membantunya dalam mewujudkan aspek aksi di film ini sebagai suatu hal yang sangat outstanding.



Dunia assassin yang menjadi latar universe John Wick berada nampak digarap dengan sangat detail, ini terlihat dari aturan-aturan yang dipaparkan sepanjang film pertama, mata uang yang digunakan, dan unsur-unsur religius lainnya. Hal ini nampaknya digarap dengan hati-hati karena tidak semuanya dibuka agar tetap menyisakan rasa penasaran untuk para penonton. Proses pengungkapan satu-persatu hal dan orang yang terkait dengan High Table merupakan langkah yang cerdas dan tepat, satu sisi ada efek kejutan sementara di sisi lain penonton semakin dibuat ingin tahu lebih banyak. Ini seperti kata pepatah lama dalam dunia perfilman suatu rahasia akan menarik jika tidak dibuka seluruhnya karena jika diungkap semuanya di mana nanti letak keseruannya. Terbukti formula ini berhasil hingga membuahkan film ketiga. Film ini hanya berfokus menceritakan aksi John Wick dan tidak membuat subplot yang tidak perlu sehingga momentum film ini terjaga dengan baik dari awal hingga akhir.



Film ini memiliki pesan kuat soal sebab dan akibat dari tindakan yang diambil serta menyampaikan pesan moral soal apa warisan yang akan kita tinggalkan setelah tiada juga mejadi sesuatu yang menggema dan menjadi dilema moral bagi sang tokoh utama sekaligus pengingat bagi kita apakah kita tetap berpegang pada integritas kita, kesetiaan atau kepada kebenaran. John Wick benar-benar menetapkan standar tinggi yang sukar dilampaui film aksi lainnya karena film ini memang sangat keren. Belum tersiar kabar bahwa akan ada film sekuelnya lagi setelah sekuel ketiga, nampaknya masih menunggu performa di Box Office. Universe John Wick sendiri nampaknya akan makin meluas karena serial TV nya berjudul The Continental sedang dalam proses produksi dan akan disiarkan di Channel Starz, juga ada rencana Film Spin off berjudul Ballerina dan bahkan ada rumor bahwa bisa saja film crossover John Wick dan Atomic Blonde diwujudkan mengingat sutradaranya sama-sama terlibat dalam film pertama. Melihat berbagai hal tersebut nampaknya petualangan John Wick masih jauh dari kata berakhir.


Overall: 8/10 

(By Camy Surjadi)



Subscribe to this Blog via Email :