Sunday, June 16, 2019

ULASAN: X-MEN 'DARK PHOENIX'



20 tahun sudah perjalanan universe X-men di layar lebar yang dibangun oleh 20th Century Fox. Bisa dibilang X-men adalah pelopor yang membangkitkan kembali film bertema superhero di awal milenium yang sampai saat ini masih membanjiri layar-layar bioskop setiap tahunnya. Jatuh bangunnya universe X-men sudah mempunyai banyak cerita. Dan sekarang universe X-men yang dibangun oleh 20th Century Fox sudah mencapai babak akhir lewat Dark Phoenix (tanpa memasukan New Mutant yang rilis tahun 2020) sebelum akhirnya akan dipegang kendali oleh Disney yang 99% akan direboot yang menyesuaikan dengan universe Marvel Cinematic Universe. Lalu bagaimanakah hasil babak terakhir X-men ini ?


Film terakhir ini awalnya akan disutradarai dua film sebelumnya oleh Bryan Singer, sutradara yang tahu betul seluk beluk X-men karena sudah menyutradarai 4 dari 13 film universe X-men. Tetapi sayangnya dikarenakan sebuah kasus, kursi sutradara dijabat oleh Simon Kinberg yang juga sudah kenyang pengalaman dalam universe X-men sebagai penulis naskah, dua film terbaik X-men (X2, Days of Future Past) ditulis olehnya. Dark Phoenix adalah film pertama Simon Kinberg sebagai sutradara yang juga sekaligus menjabat sebagai penulis naskah dan produser film ini. Tugas yang cukup berat tentunya untuk film pertama sebagai sutradara yang langsung memimpin sebuah film dengan budget besar.


Melanjuti dari ending X-Men Apocalypse (2016), mutant sudah bisa diterima dan hidup berdampingan dengan manusia biasa. Bahkan Charles Xavier (James McAvoy) sudah mempunyai posisi tersendiri di mata presiden yang bisa menghubungi presiden secara langsung hanya dengan satu tombol pada telepon. Masalah muncul ketika pada misi terakhir X-men dalam sebuah misi penyelamatan yang mengakibatkan Jean Grey (Sophie Turner) mengalami sebuah kecelakaan yang harusnya membuatnya kehilangan nyawa tetapi tanpa diduga Jean selamat dan mendapat sebuah yang kekuatan yang sangat besar dari kecelakaan tersebut. Kekuatan besar yang  tidak bisa dikontrol Jean yang bisa berakibat membahayakan orang lain. Disaat bersamaan Jean mengetahui masa lalunya yang tidak pernah diketahuinya yang disembunyikan oleh Charles Xavier. Hal yang membuat Jean makin tidak stabil lalu membuat salah satu anggota X-men menjadi korban.


Disaat bersamaan sekelompok makhluk yang berasal dari luar bumi mengincar kekuatan kekuatan yang dimiliki Jean Grey. Kekuatan besar yang bisa membantu mereka untuk menjalankan misi utama yang dipimpin oleh Vux (Jessica Chastain). Lalu pemerintah merasa perlu mengambil tindakan atas kejadian yang hasilkan oleh tidak stabilnya Jeaan yang mengancam banyak orang dan mengancam hubungan baik dengan para mutant yang sudah terjalin.Seakan belum cukup, Beast atau Hank McCoy (Nicholas Hoult) untuk pertama kalinya bekerjasama dengan Magneto (Michael Fassbender) menyatukan kekuatan untuk membunuh Jean yang didasari sara dendam. Sebuah hal yang ditentang oleh Charles Xavier dan untuk kesekian kalinya akan berselisih dengan mantan sahabatnya itu. Well, lalu bagaimana dengan akhir kisah yang sebenarnya sudah cukup menarik dari premisnya ini ?


Keteteran dan terburu-buru itu yang sangat dirasakan setelah menonton X-Men: Dark Phoenix. Kesalahan yang terjadi pada X-men: The Last Stand yang juga mengangkat cerita yang sama kembali terulang, yaitu banyaknya karakter tetapi tidak mendapatkan porsi yang pas. Hal itu berakibat karakter-karakter penting dalam film ini terasa kosong. Sebagai contoh Magneto yang hampir selalu menjadi pengendali cerita dengan Charles Xavier dalam setiap film X-men, untuk Dark Phoenix kehadirannya seperti dipaksakan diadakan yang motivasinya untuk ikut andil karena motif balas dendam tidak terasa kuat jika dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Belum cukup dengan karakter-karakter yang datar, jika kamu mengikuti kisah X-men, ada beberapa kontinuitas yang tidak berkesinambungan tanpa ada petunjuk penjelasan dari plot cerita dengan film-film X-men yang sebelumnya. Seperti yang kita tahu, X-men generasi First Class adalah prequel dari trilogi film pertamanya. Contoh, kematian salah satu karakter dalam Dark Phoenix yang di timeline tahun ada di tahun 1992, tetapi di tahun 2000 di film X-men pertama diceritakan hidup. Entah ini ada pengaruh dari Days of Future Past yang mempengaruhi timeline cerita, tetapi lagi-lagi tidak penjelasan sama sekali pada Dark Phoenix.


Untungnya ditengah-tengah flatnya cerita dan karakter, Dark Phoenix masih mampu menghibur kita. CGI atau spesial efeknya yang sangat detail dan memanjakan mata. Setiap duel atau atau sequence pertarungan dalam Dark Phoenix bisa dibilang menyajikan adegan-adegan terbaik dalam film ini. Puncaknya ada pada duel terakhir di dalam kereta yang membuat kamu ingin menonton ulang film ini hanya untuk melihat adegan itu.


Dengan materi dan komposisi yang ada, Dark Phoenix terlihat sudah sangat menjanjikan, setidaknya bisa sedikit lebih baik dibandingkan Apocalypse. Tetapi sayangnya semua hal itu tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal. Naiknya tugasnya Simon Kinberg sebagai sutradara yang sekaligus penulis naskah dan produser seaakan membebankan semua faktor penting pada pundaknya membuat hasilnya jauh dari yang diharapkan. Film dengan plot cerita yang besar yang mungkin memang tidak bisa diselesaikan dengan satu film saja.

Overall: 5/10

(By Zul Guci)

Subscribe to this Blog via Email :