Thursday, August 15, 2019

ULASAN: ANGRY BIRDS 2



Angry Birds merupakan game terlaris produksi Rovio Entertainment di tahun 2009 yang telah menjelma menjadi berbagai variasi game, animasi pendek, berbagai produk konsumen dan hiburan hingga akhirnya memproduksi film animasi yang diadaptasi dari game mereka yang terkenal, Angry Birds Movie. Setelah sukses dengan film pertamanya tersebut pada tahun 2016, selang 3 tahun kemudian Angry Birds kembali dengan sekuelnya tanpa embel-embel sub judul dengan mendapat tambahan angka 2. Angry Birds Movie pertama merupakan film animasi yang sukses secara Box Office dengan total pendapatan 352 juta USD secara global dan menjadi film terlaris di urutan ketiga yang berbasis dari video game setelah Warcraft dan Detective Pikachu. Film Angry Birds 2 diproduksi bersama oleh Columbia Pictures, Rovio Animation, dan Sony Pictures Animation, film ini dirilis di UK pada 2 Agustus 2019 dan menyusul di US pada 13 Agustus 2019. Film ini disutradarai oleh Thurop Van Orman dengan screenplay yang dibuat Peter Ackerman, Eyel Podell, dan Jonathon E. Stewart. John Cohen tetap duduk di kursi produser. Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride, Maya Rudolph, Bill Hader, dan Peter Dinklage kembali mengisi suara mereka dengan beberapa cast baru seperti Leslie Jones, Rachel Bloom, Awkwafina, Sterling K. Brown, Eugenio Derbez, Pete Davidson, Zach Woods, Dove Cameron, Lil Rel Howery, Nicki Minaj, Beck Bennett dan Brooklynn Prince.



Jika di film pertamanya menceritakan kisah Red (Jason Sudeikis) bersama dua sahabatnya Chuck (Josh Gad), dan Bomb (Danny McBride) dalam menggagalkan rencana para kelompok babi yang dipimpin Leonard (Bill Hader) dalam upaya mencuri telur-telur milik para burung. Maka produser John Cohen ingin memakai cerita di film keduanya untuk lebih mengekspansi universe dalam film Angry Birds. Dalam Angry birds 2 alkisah Red telah menjadi ikon pahlawan yang disegani di Bird Island dan perang dengan kelompok babi berubah menjadi prank war dan saling ejek. Namun situasi tersebut berubah serius saat muncul ancaman dari pulau misterius ketiga yang menghujani Bird Island dan Pig Island dengan bola es raksasa. Di saat demikian, Leonard mendatangi Red untuk menawarkan gencatan senjata dan ajakan bekerja sama untuk mengatasi masalah yang lebih besar, yaitu ancaman dari Eagle Island, pulau misterius ketiga yang ingin meluluhlantakkan dan menginvasi kedua pulau tempat tinggal mereka. Red pun bingung dan semula berpikir ini hanya akal-akalan para babi untuk menjalankan rencana terselubung mereka. Namun karena tidak ada opsi pilihan lain akhirnya Red mau bersekutu dengan Leonard. Mereka pun mulai membentuk tim ‘super’ yang beranggotakan tentu saja Chuck dan Bomb, Mighty Eagle (Peter Dinklage), adik perempuan Chuck, Silver (Rachel Bloom); personil baru yang juga pintar dan ahli teknologi, Courtney (Awkwafina); asisten Leonard yang lucu namun cekatan, serta Garry; sang ilmuwan yang memfasilitasi semua teknologi canggih para babi di Piggy Island. Dalam upaya infiltrasi ke Eagle Island, tim ini menemukan bahwa sosok misterius di Eagle Island adalah burung elang Zeta (Leslie Jones), yang memiliki masa lalu misterius dengan Mighty Eagle, dibantu chief scientistnya Glenn (Eugenio Derbez) yang sedang merancang senjata canggih terbaru untuk mewujudkan rencananya menghancurkan Pig Island dan Bird Island. Akankah kedua personil tim burung dan babi yang selalu berselisih ini mampu mengesampingkan perbedaan di antara mereka dan bekerja sama menghentikan rencana jahat Zeta sebelum terlambat?



Premis film ini diceritakan dengan menarik dan tidak membosankan sama sekali. Plot ceritanya cukup rapi dibalut unsur komedi yang cukup kental. Film ini memberi ruang yang cukup efektif untuk pengembangan karakter dengan tidak mengabaikan ceritanya selama durasi 1 jam 37 menit. Bagian awal film ini menampilkan apa yang terjadi dengan tiga sekawan Red, Chuck, dan Bomb selepas film pertama dan konflik dalam diri Red sekaligus penyegar ingatan akan penduduk Bird Island. Babak berikutnya menampilkan bagaimana akhirnya para burung bisa membentuk aliansi dengan grup babi dan mengesampingkan perbedaan dan ditutup dengan misi infiltrasi ke Eagle Island yang penuh keseruan dan adegan kocak. Satu hal yang menonjol dalam film Angry Birds adalah faktor komedinya yang mampu ditranslasikan dengan baik secara visual dan mampu menembus batas usia ataupun latar belakang penonton. Adegan komedinya selalu mendarat pada adegan yang tepat dan kadang tak terduga dijamin menjadikan penonton tak berhenti tertawa. Banyak unsur budaya populer yang diplesetkan ke dalam dunia Angry Birds yang bakal membuat penonton menyadari bahwa unsur komedi film ini benar-benar dipikirkan dengan detil, contohnya plesetan Crazy Rich Avians (dari Film laris Crazy Rich Asians) yang memang fenomena sensasional di dunia perfilman dan banyak humor receh lainnya yang harus disaksikan sendiri. Penggunaan tembang lawas seperti All by Myself (Eric Carmen), Space Oddity (David Bowie), I Don’t Want to Wait (Paula Cole), Eye of A Tiger (Survivor), dan Hello (Lionel Richie) makin menambah semarak film ini yang sudah pasti membuat penonton dewasa kembali bernostalgia. Bahkan jingle Baby Shark juga ikut muncul dalam Salah satu adegan film. Adegan romantis antara Red dan Silver juga tidak lupa diselipkan dalan film sehingga turut menambah semarak cerita yang ada. Kekuatan film ini terletak pada karakter-karakternya yang kuat dan eksekusi alur cerita yang sangat baik. Tiap karakter mendapat momennya sendiri untuk tampil namun mereka tetap bersinar baik ketika sendiri maupun ketika berinteraksi dengan karakter lain. Dibandingkan film pertamanya, di film sekuelnya ini terdapat lebih banyak momen seru dan mengocok perut serta aksi yang lebih bombastis karena menggabungkan kekuatan para burung dan babi.



Faktor penting yang menentukan keberhasilan film animasi adalah pemilihan voice cast yang tepat dan mumpuni dalam menghidupkan karakter-karakternya. Angry Birds 2 punya jajaran voice cast yang hebat dan berkualitas karena masing-masing memang berpengalaman dalam dunia komedi. Jason Sudeikis kembali memerankan Red yang pemberani namun memiliki masalah dalam interaksi sosial dan kepercayaan dirinya. Jason Sudeikis mampu menampilkan karakter yang mengalami perubahan emosional seiring berjalannya cerita film. Josh Gad (Chuck) tetap tampil sebagai karakter yang cekatan, hiperaktif dan penuh energi. Danny McBride (Bomb) tampil sebagai pelengkap trio grup burung yang berhati besar namun terkadang terlalu lugu. Peter Dinklage (Mighty Eagle) yang terkenal lewat Game of Thrones juga turut mencuri perhatian dengan karakternya yang kuat namun terkadang bodoh. Karakternya dalam film berperan cukup penting karena rahasia masa lalunya yang terkait dengan cerita film ini. Interaksi Bill Hader (Leonard) sebagai karakter pemimpin para babi yang narsis dan manipulatif dan selalu berselisih dengan Jason Sudeikis (Red) berhasil ditampilkan dengan dinamis. Sementara itu Rachel Bloom (Silver) yang Kita kenal lewat Crazy Ex- Girlfriend berhasil tampil sebagai karakter baru yang fresh, pintar, ceria, dan energik serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. Awkwafina sebagai Courtney dengan gaya komedinya yang khas tampil sebagai asisten Leonard yang dapat diandalkan sementara Sterling K. Brown sebagai Garry tampil kocak ala Q dari film 007 yang jenius, lengkap dengan logat British, namun terkadang kualitas pekerjaannya menimbulkan masalah baru. Dari sisi karakter antagonis, Leslie Jones tampil memukau sebagai Zeta yang dipenuhi dendam masa lalu dan cukup mengintimidasi bagi para tim burung dan babi.



Konsep cerita yang ditampilkan Cohen berkisar soal frenemies menjadi faktor kuat yang melingkupi keseluruhan film (Frenemies adalah istilah untuk aliansi dua pribadi yang bertolak belakang dalam berbagai hal) dalam kasus ini aliansi dari para burung dan babi. Ide musuh baru yang lebih kuat dan intimidatif dan unsur twist yang klise namun tetap menghibur turut menyumbang keberhasilan cerita film ini. Cerita film ini yang dibuat bergaya film mission impossible tapi banyak dipenuhi kekonyolan dan kecerobohan dari Tim Frenemies juga menjadi Salah Satu nilai tambah tersendiri. Van Orman dalam debutnya sebagai sutradara animasi Layar lebar sanggup memaksimalkan visualisasi komedi dan aksi menjadi tontonan yang sangat menarik. Cohen juga secara kreatif menciptakan Side story soal Trio Hatchlings yg tidak kalah memikat dan menambah kekayaan cerita. Trio Hatchlings beranggotakan Zoe (warna pink) – Brooklyn Prince, Vivi (warna hijau) – Genesis Tennon, dan Sam-Sam (warna beige) – Alma Varsano. Para Hatchlings Di dunia Angry Birds ini disuarakan oleh talent baru yang memulai debut mereka di film animasi ini turut mencuri perhatian penonton lewat voice acting dan tingkah mereka yang kocak.



Sebagai film animasi untuk keluarga, film ini mampu menyampaikan pesan moral yang mengena lewat konflik yang dialami karakter Red terhadap teman-temannya seperti isu kepercayaan diri, pentingnya mendengarkan pendapat orang lain serta apa esensi dari berelasi dan kerjasama yang baik. Lewat kejadian-kejadian di film penonton belajar akibat .Melalui karakter Mighty Eagle penonton diajarkan bahwa mengakui kesalahan di masa lalu merupakan pintu menuju rekonsiliasi dalam suatu hubungan, yang berlaku dalam hubungan romantis ataupun non romantis. Film animasi yang baik adalah film yang selain mampu menghibur juga mampu membuat kita merefleksikan kejadian dalam film dengan kehidupan kita sehari-hari. Semua unsur tersebut terkandung lengkap dalam Angry Birds 2. Animasi seperti inilah yang baik ditonton terutama untuk anak-anak karena mediumnya yang bersifat ringan, ceria, dan mudah diterima. Selain itu lewat film animasi, tugas orang tua dalam membekali nilai-nilai dalam kehidupan menjadi lebih ringan karena anak-anak akan menjadikan karakter dalam film yang mereka tonton sebagai role model. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan bimbingan orang tua dalam menonton dan memilih film animasi yang tepat.


Overall: 8,5/10 

(By Camy Surjadi)

Subscribe to this Blog via Email :