Thursday, December 5, 2019

ULASAN: EGGNOID 'CINTA DAN PORTAL WAKTU'




Melihat segmen remaja milenial yang menyukai serial cerita webtoon maka Visinema tidak membuang kesempatan untuk menghadirkan adaptasi dari cerita yang terkenal bagus dan banyak peminatnya. Walau film Terlalu Tampan yang diadaptasi dari webtoon pada awal tahun 2019 ini tidak mencapai target jumlah penonton yang diharapkan tetapi nampaknya hal tersebut tidak membuat Visinema patah semangat. Sebagai buktinya Visinema kembali menghadirkan adaptasi dari webtoon karya Archie The Redcat yang juga memiliki banyak penggemar yaitu Eggnoid kali ini berjudul Eggnoid: Cinta dan Portal Waktu. Eggnoid versi webtoon sendiri memiliki rating 9,75 dengan jumlah pembaca sekitar 4,2 juta dan disukai sebanyak 18,2 juta orang. Film ini disutradarai oleh Naya Anindita dengan skenarionya ditulis oleh Indriani Agustina, Yemima Krisantina, Nurita Anandia, dan Naya Anindita sendiri. Film ini dibintangi oleh Morgan Oey (Mahasiswi Baru, Generasi Micin) dan Sheila Dara Aisha (Bridezilla, Ratu Imu Hitam) sebagai pemeran utamanya dan didukung oleh Luna Maya, Kevin Julio, Anggika Bolsterli (Twivortiare), Reza Nangin, Martin Anugerah, Fatih Unru, Reuben Elishama, dan Marissa Anita. Film Eggnoid sendiri tayang di layar bioskop Indonesia pada 5 Desember 2019.



Kisah Eggnoid bercerita tentang seorang pemuda bernama Egy (Morgan Oey) yang merupakan eggnoid (semacam android canggih yang memiliki perasaan layaknya manusia dengan fitur-fitur canggih) yang dikirim dari masa depan untuk membantu master/ manusia-nya melewati keadaan depresi yang sedang dialaminya agar dapat menjadi ceria kembali. Dalam kasus Egy sang master adalah Ran (Sheila Dara), Ran sangat senang dengan kehadiran Egy yang mampu menghibur hatinya. Egy dan Ran lalu tinggal bersama di rumah bersama tantenya Diany (Luna Maya) setelah kedua orang tua Ran meninggal akibat kecelakaan. Sehari-hari Egy bekerja di kedai es krim gelato bersama rekannya Tania (Anggika Bolsterli) sedangkan Ran melanjutkan kuliah di jurusan game design. Dua tahun tinggal bersama membuat keduanya saling jatuh cinta. Ketika Egy merasakan cinta maka tato sayap di dadanya menyala. Ternyata setelah didatangi dua pengawas masa depan yang menyamar menjadi petugas laundry yaitu Zen (Reza Nangin) dan Zion (Martin Anugerah) terdapat larangan yang harus dipatuhi oleh Eggnoid jika Eggnoid tidak ingin dipulangkan kembali ke masa depan, salah satunya adalah tidak boleh jatuh cinta pada sang master. Selain itu Eggnoid juga tidak boleh melakukan tujuh dosa maut. Setiap pelanggaran yang dilakukan akan membuat lambang sayap menyala dan jika dilakukan dengan sadar maka akan menyebabkan lambang sayap menghilang satu-demi satu. Jika lambang sayap telah habis maka eggnoid akan dikirim paksa dan diporgram ulang ke masa depan. Dapatkah Egy dan Ran menahan perasaan cinta mereka agar mereka bisa tetap bersama ataukah Egy dapat mencari solusi untuk keadaan mereka yang sudah menjadi rumit ini?



Nuansa film remaja sangat kental menghiasi cerita film ini sehingga bisa dikatakan film ini sangat segmented dan tidak semua kalangan dapat menikmatinya. Dengan durasi selama 102 menit sudah cukup pas untuk narasi yang dibawakan, tidak terlalu lambat namun juga tidak terlalu cepat. Filmnya sangat memberi ruang untuk pengembangan dan eksplorasi karakter sehingga membuat penonton mudah terhubung dengan dua karakter utamanya Ran dan Egy serta larut dalam konflik utama yang dihadapi mereka. Kekuatan film ini ada pada akting Morgan dan Sheila yang mampu menampilkan chemistry yang kuat sebagai sepasang kekasih yang memiliki kisah cinta terlarang akibat aturan yang dibuat untuk Eggnoid. Ceritanya mampu membawa emosi penonton ikut naik-turun (baper) dalam situasi yang dialami baik Egy maupun Ran. Hal yang jamak ditemui dalam kisah asmara seperti rasa cemburu yang dialami Egy ketika Ran dekat dengan Aji (Kevin Julio), hubungan yang renggang, kebuntuan yang dihadapi serta perasaan yang tersiksa akibat tidak dapat bersama direprsentasikan dengan sangat baik dalam cerita film ini. Sebagai penonton yang tidak mengikuti kisah webtoon-nya, narasinya cukup mudah dipahami walau ada beberapa kekurangan yang perlu digarisbawahi seperti kuliah Ran dalam game design ditampilkan sekedarnya saja dan tidak terlalu dieskplorasi padahal hal ini punya peranan penting di akhir film, sepanjang film kita diekspos terus menerus dengan hidup Ran dan Egy yang penuh cinta tapi seakan tidak memberi porsi untuk kehidupan nyata yang harus dijalani mereka berdua. Lalu hubungan Ran dengan Aji yang ditempatkan sebagai faktor konflik yang merintangi hubungan Ran dan Egy yang awalnya membuat cerita menarik tidak diarahkan dengan cukup baik dalam narasi cerita.



Sheila Dara dan Morgan berhasil menampilkan performa maksimal mereka dalam Eggnoid. Sheila Dara membuktikan kualitas aktingnya dalam menghidupi setiap karakter yang ia perankan begitu pun dalam Eggnoid ini, dia mampu menampilkan karakter yang awalnya rapuh dan depresi namun mampu bangkit menjadi karakter gadis yang manja, ceria, sweet, dan lovable. Ia mampu mengimbangi akting Morgan dan menampilkan chemistry yang sangat baik sebagai kekasih yang menyayangi Egy. Sementara Morgan berhasil keluar dari zona nyamannya dan menampikan sisi komikal dirinya sebagai sosok eggnoid yang lugu, unyu, baik hati, dan penuh rasa cinta dan perhatian pada Ran. Keduanya mampu menampilkan pergantian emosi di tiap adegan romantis maupun dramatis dengan baik. Akting Reza Nangin dan Martin Anugerah dari Cameo Project sangat menghibur dan memberi dinamika menarik untuk film. Luna Maya dan Anggika Bolsterli walau tidak tampil terlalu banyak namun kehadiran mereka cukup mencuri perhatian. Sinematografi yang ditampilkan Visinema selalu memanjakan mata dan enak dilihat dalam semua filmnya demikian juga dalam film ini yang didominasi waran-warna pastel yang cerah. Lagu Soundtrack Nidji berjudul Cinta dan Portal Waktu memberi rasa tenang dan membuat perasaan damai begitu pula dengan lagu-lagu romantis lainnya yang menghiasi film ini.



Naya Anindita cukup berhasil mengadaptasi Eggnoid ke dalam film dengan sentuhan drama romantis yang kuat. Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini mengenai isu depresi dibawakan dengan penggambaran bahwa ketika menghadapi depresi seseorang butuh teman untuk bisa membantu melewati hal tersebut karena kehadiran sosok teman akan mampu membantu menguatkan dan memberi semangat untuk bangkit. Seseorang dalam keadaan depresi merasa hal baik dan indah dalam hidupnya sudah direnggut dan tidak ada lagi. Film ini juga berpesan bahwa walau masalah berat menimpa itu bukanlah akhir segalanya karena akan selalu ada bantuan dan jalan keluar.


Overall: 7/10

(By Camy Surjadi)

Subscribe to this Blog via Email :