Tuesday, December 1, 2020

ULASAN: COLLECTORS





Film bertemakan pemburu harta karun benda-benda pusaka bersejarah umumnya kita temukan di film-film Hollywood, beberapa judul seperti Indiana Jones, Tomb Raider, dan National Treasure pasti cukup familiar bagi kita. Sekarang giliran negara Korea Selatan yang mencoba menjajal tema ini untuk difilmkan lewat film berjudul Collectors. Ciri khas film tema ini adalah unsur sejarah lokal yang sangat kuat dengan negara asal pembuat filmnya dibalut bumbu misteri dan aksi sepanjang film.



Collectors disutradarai oleh Park Jung-bae, yang merupakan film debut pertamanya setelah sebelumnya iamenjadi asisten sutradara Hwang Dong-hyuk dalam film Silenced (2011) and Miss Granny (2014). Sejumlah cast yang membintangi film ini di antaranya Lee Je-Hoon (Architecture 101-2012 dan The Phantom Detective-2016) sebagai protagonis, Jo Woo-Jin (Steel Rain-2017 dan Money-2019), Shin Hye-Sun (innocence), Lim Won-Hee (Along with The Gods). Film ini didistribusikan oleh CJ Entertainment dan dibawa kebioskop Indonesia lewat CBI Pictures. Film ini dirilis di Korsel pada 4 November 2020 dan sudah dirilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 27 November 2020. Hingga saat ini film ini sudah meraih 1,3 juta penonton di Box Office Korsel.





Kang Dong-goo (Lee Je-Hoon) adalah penjelajah sekaligus pencuri harta pusaka makam yang jenius dan memiliki kemampuan unik dan cukup ternama di kalangan para kolektor benda pusaka. Bersama Dr. Jones (Jo Woo-Jin) yang merupakan ahli mural makam kuno dan penyekop/ penggali legendaris Sabdari (Lim Won-Hee) mereka bahu membahu memburu benda pusaka kuno. Suatu hari Yoon Se-hee (Shin Hye-sun) yang adalah kurator yang ahli dalam barang antik menawarkannya tugas dengan imbalan fantastis namun berbahaya dengan mengatakan bahwa ada harta pusaka yang tersembunyi di makam kerajaan Seolleung yang berada pusat kota Seoul. Akankah Kang Dong-goo dan timny aberhasil mendapatkan harta karun tersebut ? Mengingat ada banyak pihak lain yang juga ingin memperebutkan harta pusaka tersebut seperti Gwang-cheol (Lee Sung-wook) seorang penadah yang tidak segan-segan menggunakan cara kotor untuk mencapai tujuannya. 



Sepanjang durasi 114 menit, film ini berusaha membawa kita menelusuri sejarah di balik beberapa peninggalan bersejarah Korea Selatan yang dimulai dari patung Buddha di Hwangyeong Temple, Lukisan mural di makam kuno Kerajaan Goguryeo, hingga puncaknya makam kerajaan Seolleung di pusat kota Seoul tepatnya daerah Gangnam. Sayangnya penuturan sejarah di balik ikon-ikon budaya ini kurang menarik yang menurut saya malah terkesan hambar dan tidak “nyangkut” di pikiran. Hal ini sebetulnya penting karena bertujuan membawa antusiasme penonton hingga akhir film. Tidak ada fitur menarik yang dibahas dari peninggalan-peninggalan tersebut selain sebagai objek semata. Hal ini sangat berbeda dengan perlakuan benda-benda pusaka dalam Indiana Jones maupun Tomb Raider yang mampu menyebutkan fitur spesifik dan menarik sehingga kita ingat dengan benda-benda pusaka yang dikejar tokoh protagonis dalam film. Namun untuk detil lokasi dan benda-benda pusaka tim produksinya memang menampilkan sedetil dan sebaik mungkin sehingga penonton dapat percaya.Untuk benda-benda peninggalan sejarah ini semuanya adalah fiktif namun merupakan hasil kreasi dan riset Park Jung-bae dan timnya.



Hal berikutnya yang juga menjadi perhatian saya adalah segi aksi, karena model tipe film ini adalah “team heist” yang mirip seperti Ocean Eleven maka sebelum melakukan misi pencurian benda pusaka selalu diawali dengan penjelasan rencana untuk melakukan misi tetapi sayang penjelasan yang cukup teknikal dan cepat ketika Dong-goo, Dr. Jones, dan Sab dari melakukan briefing pekerjaan mereka agak sulit untuk dipahami sehingga akhirnya tampil sebagai pertunjukan aksi keren dan teliti saja. Plot film ini sebetulnya tidak terlalu rumit, twist yang ditampilkan yang melibatkan karakter Yoon Se-hee menjelang akhir cukup meninggalkan sedikit kejutan namun tidak akan mengganggu juga jika dihilangkan.



Kemampuan akting dan chemistry para karakter dalam film ini cukup solid, unsur komedi turut memberikan kesegaran tersendiri sehingga film ini menjadi lebih hidup dan tidak terlalu membosankan. Dinamika Lee Je-Hoon, Jo Woo-Jin, dan Lim Won-Hee yang walau baru muncul belakang andalan menjalani misi menarik untuk disimak.Namun kekurangan background masing-masing karakter membuat kita kurang relate dengan karakter bahkan karakter protagonisnya Kang Dong-goo hanya diberi bonus flashback masa kecilnya yang tragis yang sayangnya tidak cukup kuat memberi kita gambaran mengapa ia menjalani profesinya sekarang. Tidak ada eksplorasi dan kurangnya intro masing-masing karakter “Collectors” kenapa mereka bisa mahir dalam menjalani profesinya menjadi hal yang menurut saya cukup disayangkan.



Sang-gil (Song Young-chang) dan Gwang-cheol(Lee Sung-wook), keduanya merupakan karakter antagonis yang menarik dan tidak 1 dimensi. Mereka tampil meyakinkan dan cukup memorable terlebih untuk Song Young-chang yang tampilmengintimidasi dan keji. Sementara untukYoon Se-hee yang diperankan Shin Hye-sunjuga memberi warna unik untuk film ini namun chemistry romance karakternya denganLee Je-Hoon terlihat agak dipaksakan.



Collectors kurang begitu mengena ketika ditonton bagi saya karena hal-hal tadi yang sudah saya bahas di atas. Genre yang tergolong baru untuk sinema Korsel, yang sebetulnya perpaduan antara heist, action, dan caper story (ceritafiksi yang biasanya berfokus pada aksi-aksi kejahatan seperti pencurian, kejahatan, perampokan) dan dibuat oleh sutradara yang baru memulai debutnya juga menjadi faktor mengapa film ini memiliki hasil akhir demikian. Butuh perbaikan dan peningkatan khususnya dari segi script supaya film serupa di masa mendatang bisa menjadi menarik. Film ini membuktikan bahwa butuh formulasi yang tepat antara naskah cerita dan unsur teknikal untuk menjadikan sebuah film menarik, seru, dan berkesan bagi penonton. Film yang sukses di negara asalnya belum tentu menjadi jaminan akan digemari di negara lain karena film seperti ini sangat kental dengan budaya dan sejarah lokal sehingga tergantung bagaimana sang sutradara dapat menjadikan bahan tersebut menarik hati dan membuat penasaran penonton untuk menggalinya lebih dalam seusai menonton.


Overall: 7/10


(By Camy Surjadi)















Subscribe to this Blog via Email :