Wednesday, June 22, 2022

ULASAN: THE BLACK PHONE




Tidak butuh waktu lama setelah resmi keluar dari proyek sequel Doctor Strange, sutradara Scott Derrickson sudah bisa beralih ke proyek film lainnya. Kali ini film yang dia sutradarai film bergenre speisalis atau yang sudah mengangkat namanya yaitu horror berjudul The Black Phone. Film yang diangkat dari cerpen berjudul sama karya Joe Hill (anak dari Stephen King) membawa Scott Derrickson kembali bekerja sama dengan Ethan Hawke, 10 tahun setelah kerjasama mereka yang sukses lewat Sinister.

Film ini bercerita tentang pasangan adik kakak Finney  (Mason Thames) dan Gwen (Madeleine McGraw) yang tinggal bersama orang tua tunggal, sang ayah mereka yang pemabuk. Kerasnya sang ayah dalam merawat pasangan adik-kakak membuat hubungan Finney dan Gwen semakin kuat. Mereka saling melindungi ketika di luar rumah atau bahkan Finney lebih sering dibantu oleh Gwen. Pada satu momen Gwen menyelamatkan Finney dari rundungan 3 anak-anak lainnya sampai membuatnya cidera secara fisik.



Di saat bersamaan, kota yang ditinggali oleh Finney dan Gwen sedang diteror oleh penculik anak. Sudah ada 5 anak-anak di lingkungan tersebut menghilang dan tidak diketahui lagi nasibnya. Puncaknya ketika Finney akhirnya menjadi korban penculik yang diberi julukan The Grabber (Ethan Hawke). Sendirian dikurung di rubanah, hanya ada sebuah telpon yang tidak aktif lagi yang dalam ruangan itu. Tanpa diduga Finney, dari telpon tidak aktif itu juga dia mendapat telpon dari korban-korban The Grabber sebelumnya yang sudah meninggal. Berpacu dengan waktu Finney harus bisa segera melarikan diri karena waktunya terbatas sebelum The Grabber benar-benar membunuhnya. Sementara ittu di sisi lain Gwen mencoba mencari sang kakak lewat mimpi, sebuah kekuatan yang ingin dikuburnya karena permintaan sang ayah.


Hal pertama yang cukup menarik perhatian mata kita sebagai penonton di film ini adalah berlatar tahun 70an. Elemen klasik yang cukup kental akan menemani sampai akhir film, mulai dari busana, arsitektur atau bahkan selipan pop culture pada tahun tersebut makin menguatkan elemen 70-an itu. Mungkin ada alasan utama kenapa film ini memilih setting tahun 70an. Kalau kamu suka nonton dokumenter kriminal di Netflix, kamu akan banyak menemui kasus-kasus series killer di periode itu dan salah satunya penculik anak-anak.


Sementara untuk plot cerita, The Black Phone tidak terburu-buru masuk ke sequence horrornya. Bahkan 30 menit pertama kita lebih diajak untuk mengenal karakternya. Dan itu berhasil, kita bisa melihat ikatan kuat Finney dan Gwen yang sangat baik dimainkan oleh Mason Themes dan Madeline McGraw. Chemistry mereka berdua adalah bumbu drama plot cerita kedepannya. Namun setelah 30 menit itu siap-siap saja, terutama setelah The Grabber muncul dan menculik Finney. Penonton tidak dibiarkan tenang sampai akhir film.


Sama halnya seperti film-film horror Scot Derrickson sebelumnya yang memberikan ketidaknyamanan sampai film-film benar berakhir, The Black Phone pun memberikan hal yang sama. Seakan belum cukup dengan terror The Grabber yang benar-benar diperankan dengan mengerikan oleh Ethan Hawke, ruangan yang kosongpun memberi kontribusi yang mencekam. Sequence horror adalah bagian terbaik dalam film ini. Jikapun merasa kekurangan itu ada pada karakter The Grabber sendiri. Kita tidak mengetahui motivasi atau kenapa korbannya harus anak-anak. Tidak banyak diketahui mengenai karakter  ini. Tetapi mungkin Scott Derrickson menginginkan penonton mengambil sudut pandang Finney yang tidak tahu apa-apa selain mencoba untuk selamat dar penculikan.


Secara keseluruhan jika dibandingkan dnegan film-film horror Scott Derrickson lainnya Sinister masihlah yang terbaik. Namun yang jadi pembeda dari The Black Phone ini adalah sentuhan dramanya yang sedikit tapi cukup kuat yang berhasil diaplikasikan oleh 2 aktor ciliknya. Meninggalkn proyek sequel Doctor Stranger untuk bisa mengerjakan film ini menjadi suatu keputusan yang tepat. Masih sangat ingin menonton film-film horror Sott Derrickson selanjutnya.

Overall: 8/10

(By Senandika Dalu)


Subscribe to this Blog via Email :