Monday, December 26, 2022

ULASAN: I WANNA DANCE WITH SOMEBODY



Jika ditanya kepada saya, biopik dari tokoh ranah apakah yang akan membuat orang paling tertarik menonton filmnya di bioskop? Saya akan menjawab tokoh dari ranah musik. Hal ini tentu saja sudah bisa ditebak dari pendengar dan musik bisa disetarakan dengan film itu sendiri. Di tahun 2022 ini dan secara spesifik penonton Indonesia disuguhi sebuah biopik yang epik dari Elvis. Dan akhir tahun ini kita disuguhi biopik dari penyanyi legendaris lainnya Whitney Houston yang diberi judul salah satu hit dari lagunya I Wanna Dance with Somebody (IWDWS).
 

Seperti halya film biopik pada umumnya, plot cerita dari IWDWS pun menceritakan perjalanan karier seorang Whitney Houston dari awal hingga ujung kariernya dengan bermacam-macam konflik yang tidak hanya masalah dalam kiprah musiknya, namun juga ksiruh masalah pribadinya dengan orang-orang terdekatnya. Selama 146 menit penonton akan dibawa jauh ke dalam glamor dan rentannya seorang Whitney Houston. 


Untuk film berdurasi 146 menit, film biopik ini mempunyai alur yang cukup cepat untuk memberi latar belakang Whitney Houston dari seorang penyanyi latar hingga menjadi penyanyi utama. Seolah tidak banyak yang bisa diceritakan masa-masa awal karier Whitney Houston dan ingin langsung menuju bagian utama film ini. Namun sayangnya ketika sudah mencapai bagian utama alur film menjadi lambat dan menjadi kebingungan dalam memvisualisasikan konflik dari Whitney Houston itu sendiri. Perpindahan dari konflik ke konflik lainnya seperti melihat potongan demi potongan puzzle yang tidak memberikan emosi yang dalam. Dari kaca mata saya yang memang tidak terlalu tahu-menahu mengenai seorang Whitney Houston perlahan juga mulai kehilangan ketertarikan pada tokoh tersebut karena gagal dalam mengeksekusi hal tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan Elvis yang sama-sama dari sudut pandang saya yang juga tidak mengetahui tokoh tersebut namun bisa memberi kedalaman plot cerita tapi juga bisa memberi kedalaman karakter sang tokoh yang membuat kita ingin mengenal lebih jauh.


Naomi Ackie yang memerankan Whitnye Houston sendiri sebenarnya sudah cukup bagus, namun sayangnya hanya bagus memerankan Whitney Houston sebagai performa. Ketika sudah menuju bagian konflik yang ada di ranah pribadi, Naomi Ackie tidak bisa memberikan kedalaman emosi pada karakternya. Satu-satunya yang saya suka dari akting Naomi Ackie di film ini selain dari performanya sebagai Whitney Houston adalah bagian hubungannya dengan produser Clive Davis yang diperankan oleh Stanley Tucci. Kemistri mereka berdua yang tidak hanya sebagai produser dan penyanyinya namun juga sebagai teman terasa pas.


Seperti yang sudah disinggung di atas, Naomi Ackie sangat bagus menampilkan Whitney Houston sebagai performa. Hal itu bisa kita lihat pada setiap scene karakternya menyanyikan lagu-lagunya. Mungkin memang terbantu dengan modd lagu tersebut, tetapi melihat Naomi Ackie selalu tampil bernergi pada setiap sequence ini. Layaknya saat kita menonton Bohemian Rhapsody atau Elvis, menonton sequence-sequence mereka menyakian lagu seperti nonton sebuah konser. Pengalaman menonton yang hanya kita dapatkan ketika menontonnya di bioskop.Sayangnya bagian terbaik dari film ini tidak bisa menutup celah atau minus yang cukup besar dari film ini.

Overall: 5/10

Subscribe to this Blog via Email :