Tuesday, March 28, 2023

ULASAN: DUNGEONS & DRAGONS "HONOR AMONG THIEVES"



Untuk yang bukan pemain aktif Dungeons & Dragons (DnD), seberapa banyak yang kamu tahu tentang permainan ini? Tanpa bermaksud mengindahkan 3 film yang pernah ada mengadaptasi permainan ini menjadi film saya yakin banyak teman-teman menjawab hanya mengetahui permaiananini karena sering disingung dan muncul dalam serial populer seperti The Big Bang Theory dan Stranger Things. Hal itu membuktikan betapa 3 film DnD sebelumnya bisa termasuk kategori gagal karena mayoritas tidak mengetahui keberadaan film-film tersebut. Sekarang hadir versi terbarunya dengan cerita baru, semangat baru dengan jajaran cast yang sudah kita kenal semua. Bisakah versi terbaru ini merebut hati penonton?



Setelah dipenjara karena tertangkap basah mencuri sebuah artefak magis, Edgin Darvis (Chris Pine) dan sahabatnya Holga Kilgore (Michelle Rodriguez) berhasl melarikan diri dari penjara. Tjuan pertamanya setelah kabur dari penjara adalah segara menemui putrinya Kira (Chloe Coleman) yang dititipkan kepada sahabat lamanya, Forge Fitzwilliam (Hugh Grant). Namun rencana sederhana itu mengubah situasi ketika Edgin mengetahui bahwa sahabat lamanya tersebut telah mengkhianati dirinya dan bahkan berkomplot dengan penyihir jahat bernama Sofina (Daisy Head) yang memiliki rencana jahat untuk menguasai negeri Neverwinter. Edgin pun membentuk tim untuk bisa melakukan sebuah perampokan besar dan juga sekaligus ingin merebut kembali hati putrinya yang telah hilang kepercayaan pada ayahnya.



Dari adegan pembuka yang sekaligus menceritakan latar belakang tokoh utama kita yaitu Edgin akan menjadi gambaran isi keselurahan film. Pelan-pelan dengan cara komikal penonton dibawa masuk ke dalam cerita dan mengenal tokoh-tokohnya. Disinilah kehebatan duo sutradara yang sekaligus menulis naskah film ini, Jonathan Goldstein dan John Francis Daley. Mereka berdua bisa membagi porsi masing-masing karakter saling mengisi. Tidak ada yang menonjol sendiri, bahkan termasuk Edgin yang merupakan tokoh utama film ini diberi porsi yang pas. Dan semua didukung dengan kemistri yang kuat juga antar pemain. Semua itu terasa bagaimana komedi dari dialog-dialog receh hampir keseluruhan berhasil memancing tawa di tengah-tengah keseruan petualangan.


Dari sisi visual juga salah satu keunggulan DnD: Honor Among Thieves yang tidak hanya berhasil menciptakan dunia alternatif yang disebut Forgotten Realms dalam film ini, namun bagaimana makhluk-makhluk fantasi dengan berbagai bentuk terlihat hidup. Kombinasi makhluk dengan make-up dan CGI terlihat padu. Tidak menggantung sepenuhnya pada CGI. Efek CGI diprioritaskan untuk adegan-adegan besar dan itu berhasil. 30 menit terakhir yang menjadi final actnya sungguh menjadi momen yang epik.


Jujur, saya salah satu yang termasuk meremehkan film ini sebelum menonton. Impressi awal melihat promo film ini dari poster hingga trailer seperti melihat parade cosplay dalam sebuah film. Tidak ada daya tarik tertentu yang membuat filmnya terlihat spesial. Namun saya harus menelan ludah, karena apa yang saya tonton benar-benar di luar ekspetasi. DnD: The Among Thieves tidak hanya memberikan sebuah cerita yang solid dan menghibur, namun juga memberikan hati dalam film ini. Untuk penggemar gamenya akana banyak refrensi permaiannya yang yang ditemukan, sementara yang tidak mengetahui apa-apa mengenai permainan ini, well selamat datang di dunia Dungeons and Dragons.


Overall: 8,5/10

Friday, March 17, 2023

ULASAN: SHAZAM! FURY OF THE GODS


Tiada film DC tanpa drama baik di film maupun di real life para actor/ aktrisnya. Shazam mungkin satu-satunya yang tanpa drama. Awal tahun 2023 publik di seluruh dunia terkejut ketika mendengar DCEU akan berakhir dan semua direset lagi dari nol (nama universe barunya menjadi DCU) di bawah arahan Peter Safran dan James Gunn yang didapuk menjadi co-CEO DC Studios (https://thedirect.com/article/dc-movies-2023-james-gunn-reboot). Shazam! Fury of the Gods akan jadi film terakhir dari era DCEU sebelumnya sebelum semuanya direset. Film sekuel Shazam diproduksi oleh New Line Cinema, DC Studios, Safran Company dan Seven Bucks Productions, dan didistribusikan oleh Warner Bros. Pictures. Film ini disutradarai oleh David F. Sandberg dan ditulis oleh Henry Gayden dan Chris Morgan, dan dibintangi oleh Zachary Levi, Asher Angel, Jack Dylan Grazer, Rachel Zegler, Adam Brody, Ross Butler, Meagan Good, Lucy Liu, Djimon Hounsou dan Helen Mirren.


Diberkahi dengan kekuatan para dewa, Billy Batson (Asher Angel) dan sesama saudara asuh yang lainnya, Frederick "Freddy" Freeman [Adam Brody (adult) - Jack Dylan Grazer (teen); Eugene Choi [Ross Butler (adult) - Ian Chen (teen)]; Darla Dudley [Meagan Good (adult) - Faithe Herman (teen)]; Mary Bromfield (Grace Fulton); Pedro Peña [D. J. Cotrona (adult) and Jovan Armand (teen); mencoba belajar bagaimana menjalani kehidupan remaja sekaligus memiliki alter-ego Pahlawan Super dewasa Shazam! Di samping itu Billy dan Mary pun menghadapi ketakutan bahwa keluarga asuh mereka tidak akan meneruskan merawat mereka karena pemerintah menghentikan uang sumbangan ke orang tua asuh mereka, Belum lagi Daughters of Atlas, trio dewa kuno pendendam yang terdiri atas Anthea (Rachel Zegler); Hespera (Helen Mirren); Kalypso (Lucy Liu), tiba di Bumi untuk mencari sihir yang dicuri dari mereka sejak lama, Billy—alias Shazam— (Asher Angel) dan keluarganya terpaksa terlibat ke dalam pertempuran menggunakan kekuatan super mereka untuk memperjuangkan hidup dan nasib dunia mereka sebelum jatuh dalam kehancuran. Peristiwa ini akan jadi ujian penting buat mereka apakah mereka layak menyandang status superhero.


Shazam! Fury of the Gods dimulai dengan awal yang menjanjikan dan menegangkan karena tanpa basa-basi kita langsung disuguhkan aksi Shazam family menyelamatkan warga dari tragedi jembatan gantung yang runtuh. David F. Sandberg memanfaatkan peringkat PG-13 dengan baik terlihat dari titik berat film ini pada ‘keluarga’. Perpaduan yang efektif antara unsur fantasi dan aksi dibawakan dengan cukup efektif kita seperti melihat gabungan Harry Potter, GoT dan film superhero jadi satu. Sekuens aksi ditampilkan secara mendebarkan dengan cukup jelas. Walau di beberapa adegan CGI terlihat masih kasar tapi tidak terlalu mengganggu. Adegan final atau konklusi yang seperti terlalu berlebihan dalam hal porsinya dalam melawan salah satu putri Atlas. Dari segi cerita - yang dikreditkan ke Henry Gayden dan Chris Morgan – mencoba menggabungkan antara dinamika keluarga dan komedi remaja dalam wadah film superhero yang untungnya bekerja dengan baik karena akting para castnya yang mumpuni walau ada beberapa adegan terasa klise dan hambar. Motivasi para tokoh antagonis tidak lebih dari alasan standar dan klise yang sebetulnya dapat dieksplor lebih mendalam mengapa mereka memiliki latar belakang yang substansial. Salah satu hal terbaik di film sekuel ini adalah bagaimana film ini masih menyenangkan di mana porsi komedinya memiliki kadar yang pas seperti film pertama, tetapi memiliki tambahan sentuhan kegelapan dan dark comedy, serta banyak referensi ke pop culture yang disematkan pada momen yang tepat.






Shazam! Fury Of The Gods akhirnya dapat mencurahkan waktu untuk eksplorasi sekaligus menyempurnakan interaksi Billy Batson (Asher Angel/Zachary Levi) dengan anggota keluarga angkatnya yang lain. Banyak fokus kali ini juga diberikan kepada Freddy Freeman (Jack Dylan Grazer/Adam Brody), kali ini dia memiliki lebih banyak screen time daripada Asher Angel sebagai Billy Batson. Dinamika di antara para Shazam Family lebih baik kali ini, karena mereka sekarang diceritakan berbagi tanggung jawab sebagai pahlawan super selain hubungan mereka satu sama lain, peran Asher Angel sebagai pemimpin juga disorot kali ini. Helen Mirren dan Lucy Liu kurang dimanfaatkan maksimal karena stereotipe mereka sebagai karakter anatagonis. Mirren sebagai aktris senior tetap mampu menonjol disbanding dua karakter Putri Atlas yang lain. Zachary Levi masih tampil memukau berperan sebagai Shazam pada usia 42 tahun. Jack Dylan Grazer cukup mencuri perhatian sebagai Freddy terlebih dengan energi remaja yang ceria dan beberapa adegan komedinya dengan Djimon Hounsou termasuk momen-momen paling menghibur dalam film.



Shazam! Fury of The Gods tampil sebagai sekuel yang fun dan family-friendly. Jangan berharap aksi yang bombastis seperti Justice League atau Black Adam karena tone nya memang tidak cocok dibuat seperti itu. Sebagai penonton kita disuguhi cerita yang ringan dan tetap punya kehangatan. Pesan yang dibawakan juga masih dapat disampaikan dengan baik terutama soal peran keluarga asuh dan rasa takut kehilangan juga pentingnya support dari anggota keluarga dalam hal ini Shazam Family. Sandberg sepertinya paham bagaimana menyuguhkan film superhero yang tetap seru, fun, dan penuh humor untuk bisa dinikmati semua kalangan. Yang pasti hilangkan ekspektasi ini film superhero serius, cukup tonton dan nikmati saja. Jangan lewatkan cameo penting di akhir film ini (yang sudah dibocorkan WB lewat trailer di TV Spot dan juga di list actor IMDB untuk film ini) dan 2 post credit scenes yang sayang untuk dilewatkan. Sayangnya setelah ini semua film2 DCEU (DC Extended Universe) akan direboot dengan kehadiran film Flash menjadi DCU (DC Universe) yang baru. Rumornya Zachary Levi tetap akan dipertahankan sebagai pemeran Shazam di DCU oleh James Gunn. Mari kita nantikan sepak terjangnya nanti




Overall Score : 7/10

(By Camy Surjadi)

Thursday, March 2, 2023

ULASAN: CREED 3




Sebuah langkah besar dilakukan pada film ketiga Creed 3. Untuk pertama kalinya Slyvester Stallone yang mmerankan Rocky tidak akan muncul. Tidak hanya itu, di film ketiga ini juga Michael B. Jordan tidak hanya membintangi namun juga menyutradarai yang sekaligus menjadi debutnya sebagai sutradara dalam kariernya di industri film. Untuk menambah daya bobot film, lawan main pun membutuhkan sosok kuat yang tidak hanya dari fisik, tetapi juga akting yang mumpuni. Maka dibawalah Jonathan Majors yang akhir ini namanya selalu muncul dalam project-project film besar. Dengan modal yang sudah disebukan di atas apakah film ini bisa melamapui dua film sebelumnya?


Pasca apa yang telah terjadi di Creed II, Adonis "Donnie" Creed  (Michael B. Jordan) memutuskan mengantung sarung tinjunya dan hidup bersama keluarga kecilnya sekaligus melanjutkan karier di dunia tinju sebagai promotor. Namun, kenyamanan pensiun Adonis hanya bertahan sementara ketika masa lalunya muncul kembali melalui Damian "Dame" Anderson (Jonathan Majors), teman masa remajanya yang sempat lama mendekam dipenjara. Dame yang bercita-cita menjadi petinju profesional berusaha membuktikan bahwa dirinya layak untuk naik ring lagi. Pertemaman mereka antara berduapun berubah menjadi rivalitas tatkala Dame mengungkapkan dendam pribadinya pada Adonis. Kali ini pilihan Adonis hanya turun gunung dan kembali bertinju untuk menghadapi Dame.


Seperti film-film Creed sebelumnya sangat mudah bagi kita mengenali jika film ketiga ini pun masih memakai formula yang sudah pernah kita lihat di film Rocky sebelumnya. Namun seperti dua film sebelumnya juga film ketiga ini masih bisa memberikan penyegaran dalam plot ceritanya. Hanya saja , formula di film ketiga ini terlalu banyak racikan yang dasukan dalam satu film. Racikan yang dimaksud terlalu banyak subplot dari dinamika drama Creed pasca pensiun. Selain rivaltasnya dengan Dame, penonton juga disuguhi bagaimana hubungan Adonis yang belum terbuka sepenuhnya dengan istrinya, lalu hubungannya dengan putrinya yang sangat mengidoai dirinya, serta hubungan dengan sang ibu yang sedang sakit keras. Hal itu berfek membeuat menu utama film ini tentang rivalitas Creed dan Dame sedikit mengurangi kekuatannya. 


Jika untuk plot terasa tidak kuat, namun tidak pada teknisnya. Pada materi promonya sangat sering Michael B. Jordan mengatakan jika adegan pertarungan Creed 3 sangat terpengaruh pada anime-anime yang dia tonton. Perlu diketahui Michael B. Jordan sangat menggemari anime. Dan ternyata konsep anime yang ada dalam film bukan hanya sekadar materi promo belaka. Banyak elemen-elemen anime yang sudah bisa kita lihat sejak adegan pertarungan pembuka dengan puncaknya duel antara Creed vs Dame. dalam debutnya sebagai sutradara, Michael B. Jordan sangat bisa memaksimalnya kelebihan teknis ini yang didukung dengan visual kamera IMAX yang memang memanjakan mata.


Creed 3 masih sebuah film  drama olahraga yang menarik untuk ditonton. Terlebih menontonnya dalam format IMAX sangat direkomendasikan. Hanya saja untuk plot cerita, Creed 2 masih jadi yang terkuat dari 3 film Creed yang sudah ada. 

Overall: 7/10