Wednesday, June 14, 2023

ULASAN: THE FLASH




'Lebih susah bikin film solo The Flash dari pada bikin film Justice League'. Setidaknya itulah opini liar yang muncul setelah bertahun-tahun sejak kemunculan pertama The Flash di line-up Snyder-verse lewat Batman vs Superman: Dawn of Justice (2016). 7 tahun berselang akhirnya film solo yang ditunggu-tunggu akhirnya tayang juga. Namun meskipun ini film solo pertama, tetapi isi film sendiri bukanlah film origin dari sang hero, namun melanjutkan apa yang sudah terjadi pada event Justice League pasca mengalahkan Steppenwolf.


Barry Allen (Ezra Miller) melanjutkan hari-harinya melanjutkan kehidupan kesehariannya sebagai sang pahlawan The Flash dan sekaligus petugas forensik di kota Central City. Barry Allen yang sekarang sudah jauh lebih dewasa yang dimentori oleh Bruce Wayne (Ben Affleck) karena mempunyai trauma yang sama kehilangan orang tua menghadapi dilema ketika secara tidak disengaja menemukan cara kembali ke masa lalu dengan kekuatannya. Dengan kemampuannya kembali ke masa lalu dia bisa menyelamatkan sang ibu selamat dari pembunuhan dan ayahnya tidak pernah masuk penjara. Hanya saja konsekuensi dari perubahan yang dilakukan oleh Barry Allen tersebut membuat terciptanya realita masa depan yang baru yang tidak pernah terbayangkan dan mengancam hancurnya semesta. Dan sekarang Barry Allen harus mencegah semua itu terjadi.


Seperti yang kita tahu film pertama The Flash sendiri mengambil atau mengadaptasi secara bebas salah satu event komik DC terbaik yaitu The Flashpoint Paradox. Buat yang sudah membaca komiknya akan melihat versi film sendiri lebih padat dari Flashpoint. Banyak perubahan yang dilakukan untuk penyesuaian untuk bisa bisa ditampilkan di versi layara lebarnya. Namun untungnya esensi atau vibe utama dari The Flashpoint Paradox tidak hilang yang membuat yang sudha membaca komiknya akan tetap menikmati versi film ini.


Layaknya Across the Spider-Verse yang menempatkan multiverse sebagai gambaran besarnya, namun memakai pendekatan cukup personal pada karakter heronya mengahadapi dilema kepribadian dalam hal ini koteksnya adalah keluarga. Dan lagi, pola yang hampir sama yang juga digunakan dalam Everything Everywhere All at Once juga kembali berhasil dalam film The Flash ini yang membuat kompleksitas plot cerita jadi terasa dekat pada penonton yang diwakili oleh Barry Allen yang diperankan dengan apik oleh Ezra Miller. Yap, Ezra Miller adalah kunci utama plus The Flash yang memerankan 2 Barry Allen dengan 2 kepribadian pula. Setelah menonton menjadi masuk akal kenapa sang sutradara Andy Muschietti mengatakan tidak ada yang bisa sbeaik Ezra Miller memerankan Barry Allen.


Ezra Miller tidak sendiri, ada Micahel Keaton juga yang kembali memerankan Batman/Bruce Wayne yang tidak sekali-dua kali memnacing penonton untuk bertepuk tangan, entah itu dari dialog atau adegan yang dia lakukan membuatnya jauh kelihatan lebih badass dibandingkan penampilannya sebagai Vulture di Spider-man. Belum lagi banyaknya kejutan-kejutan cameo yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yang menjadi fans service tersendiri.


Sementara dari visual sendiri menontonnya di layar IMAX adalah sesuatu pengalaman sinema tersendiri. Saya yang kebutulan menonton dari urutan 3 paling depan merasakan sensasi tersebut. kekhawatiran jika saya tidak akan terlalu menikmati menonton dari depan justru diganti denga pengalaman visual yang tidak mungkin saya dapatkan jika menontonnya dengan seat lebih belakang lagi. Layarnya yang full membuat seolah diajak berlari oleh The Flash pada setiap adegan The Flash menggunakan kekuatan Speed Force-nya. Ya memang ada beberapa adegan CGI yang masih cukup kasar, namun semua itu bisa tertutupi dnegan sequence-sequence action yang memukau, telebih di sequence action akhir.

Satu-satunya yang mungkin sedikit meganggu kita menikmati The Flash sudah terlalu banyaknya refrensi film sejenis ini. Belum lagi serial tv The Flash juga sudah memakai adaptasi Flashpoint terlebih dahulu. Lalu multiverse yang akhir-akhir ini sedang menjamur konsep cerita seperti ini. lalu juga time travel juga lagi-lagi bukan tema yang baru. Semuanya tergantung pada penontonnya setelah menonton The Flash sendiri. Bisa benar-benar puas atau sebaliknya. 


Secara keseluruhan The Flash berhasil mejawab ekspetasi penonton selama ini. Meskipun masih ada beberapa kekuarangan dan plothole yang belum terjawab setidaknya bisa membayar rasa penasaran kita akan film ini. Dengan ending yang sepertinya belum selesai untuk Ezra Miller, rasanya sangat disayangkan jika karakter The Flash berpindah ke aktor lain.


  Overall: 7,5/10  

Subscribe to this Blog via Email :