Thursday, October 26, 2023

REVIEW: FIVE NIGHT'S AT FREDDY

Blumhouse kembali mengadaptasi sebuah IP yang sudah populer menjadi sebuah film. Kali ini IP yang diadaptasi adalah game horror Five Night's At Freedy. Game yang pertama kali rilis tahun 2014 dan sudah punya beberapa seri ini sudah memulai pengmabangan adaptasi filmnya sejak tahun 2015 dan karena beberapa alasan akhirnya produksi film tersebut bisa terealisasi tahun ini. Disutradarai dari nama baru di kursi penyutradaraan Emma Tammi, film turut dibintangi oleh Josh Hutcherson, Elizabeth Lail dan Matthew Lillard.

Dibayang-bayangi trauma masa lalunya, Mike Schmidt (Josh Hutcherson) seorang penjaga keamanan harus dipecat dari pekerjaannya setelah melalkukan kesahalan fatal. Tidak punya banyak pilihan dsertai keterdesakan untukbisa mempertahankan hak asuh adiknya perepuannya, Mike akhirnya menerima pkerjaan  di Freddy Fazbear's Pizza. Saat menjalani shift malam pertamanya, ia menyadari bahwa pekerjaan ini ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan sebelumnya. Mike mulai mendapatkan teror seram dari para animatronic yang diawasi oleh Mike. Tidak hanya itu, teror tersebut membawa Mike pada trauma masa lalunya dan juga mengancam nyawa adik bungsunya.


Dengan genre supernatural-horror film ini seperti kebingungan menentukan arah genrenya sendiri. Setelah act pertama bukan elemen horror yang kental diberikan, justru film lebih mengarah menjadi drama-thriller. Tidak hanya sampai disitu, kebingungan juga terjadi pada yang menjadi sumber horror dari film ini yaitu boneka-boneka animatoric. Alih-alih konsisten di set-up untuk sesuatu menyeramkan, yang ada justru mengubahnya menjadi sesuatu yang friendly. Memang pada akhirnya seiring berjalannya narasi cerita, boneka-boneka animatoric kembali pada akarnya, namun rasa was-was dari penonton sudah jauh hilang karena bagian penting dari rahasia-rahasia para boneka animatoric sudah terlebih dahulu dibuka kepada penonton.


Dengan materi yang mejanjikan, Blumhouse Production gagal memaksimalkan potensi tersebut. Pengembangan naskah yang katanya sudah dimulai sejak 2015 tentu saja tidak sesuai dengan hasil yang diberikan. Naskah tidak hanya generik, namun juga kasar. Seolah draft belum selesai tapi tetap dikejar untuk produksi. Bahkan untuk yang tidak mengikuti game sekalipun tidak mendapati sesuatu yang sepasial. Dengan konteks sama-sama dari boneka, Chucky franchise sudah hadir yang jauh lebih baik dari film ini.

Overall: 4/10

Subscribe to this Blog via Email :