War/ Spy Action-Comedy yang diusung Freelance mungkin sudah seusang konsep maskulinitas Amerika itu sendiri. John Cena adalah faktor utama yang membuat film ini terlihat menarik untuk ditonton. Kepiawaiannya dalam membawakan adegan komedi dan aksi sudah tidak diragukan (Peacemaker TV Series, Fast & Furious Franchise). Freelance adalah film terbaru yang disutradarai oleh Pierre Morel (Taken), ditulis oleh Jacob Lentz dalam debutnya sebagai penulis. Dibintangi oleh John Cena, Alison Brie, Juan Pablo Raba, dan Christian Slater. Freelance sudah tayang di bioskop terdekat anda mulai 25 Oktober.
Akibat tragedi dan cedera dalam operasi militer terakhirnya membuat Mason Pettits (John Cena) seorang Pasukan Khusus Green Baret, harus pensiun dan menjadi pengacara. Ia kini hidup tenang Bersama istri (Alice Eve) dan anaknya Casey (Molly McCann). Bertahun-tahun setelah pensiun dan hidup dalam kebosanan sebagai warga sipil, ia ditawari pekerjaan oleh teman lamanya Sebastian (Christian Slater) yang kini membuka Perusahaan Kontraktor Keamanan / Private Security Agency. Ia ditawari menjadi bodyguard bagi jurnalis Claire Wellington (Alison Brie) saat dia mewawancarai Juan Venegas (Juan Pablo Raba), presiden Paldonia. Presiden Venegas inilah yang diduga menjadi dalang tragedy yang menewaskan rekan seperjuangannya. Setelah lama tidak mengalami situasi hidup dan mati, Mason terpaksa membangkitkan Kembali insting kemampuan militernya agar mereka bertiga dapat keluar hidup-hidup dari situasi kudeta ini.
Film Freelance punya premis potensial namun sayangnya hal ini tidak dieksplorasi secara menyeluruh sehingga agak nanggung untuk segi kedalaman cerita, semuanya serba stereotype dan tidak ada hal inovatif yang ditawarkan. Kisah politik di kota fiktif Paldonia yang secara satirical menyinggung tentang pengaruh besar entitas korporasi global di Amerika Selatan, eksploitasi sumber daya alam di negara-negara tersebut, dan konflik dan kudeta khas di negara perbatasan sebetulnya naskah Lentz bisa saja menjadi sesuatu yang jauh lebih kelam dan lebih satir (“The Contractor” karya Chris Pine dan “Our Brand is Crisis” yang dibintangi Sandra Bullock dapat menjadi referensi). Namun Freelance hanya menyuguhkan semuanya di permukaan tanpa kedalaman atau pesona. Dialog dan lelucon yang ditambah dengan aksi dan ledakan, masih dapat diterima dan cukup menghibur, mengingatkan kita akan True Lies dan Mr. & Mrs. Smith.
Untuk segi akting dan karakter selain John Cena, Pablo Bara sang Pencinta Latin cukup menonjol sebagai Presiden Venegas yang eksentrik namun ternyata jenius dan punya selera humor tinggi lewat dialognya yang cerdas. Alison Brie, sang jurnalis terkesan hanya sebagai pelengkap dan ditonjolkan hanya untuk elemen seksual dalam film, Chemistrynya dengan Cena juga kurang kuat entah karena penulisan karakternya atau naskah cerita. Secara cerita alurnya straightforward dan mudah ditebak tapi berkat akting ketiga pemainnya (Cena, Brie, Bara) film ini jadi memiliki ‘nyawa’. Latar lokasi film yang eksotis di Kolombia, yang ditangkap dengan indah oleh sinematografer Thierry Arbogast, juga menjadi keunikan film ini sehingga membuat film menjadi dinamis dan tidak membosankan.
Sorotan penting dari film ini adalah evolusi John Cena sebagai pahlawan aksi. Kepiawaiannya membawakan peran-peran utama yang tidak satu dimensional membuktikan fleksibilitasnya sebagai seorang aktor. Freelance walau premisnya usang dan generik masih layak menjadi tontonan untuk pengisi waktu luang khususnya bagi para penggemar komedi aksi, kalian tidak akan kecewa dengan akting Cena di film ini karena dijamin kita akan puas terhibur. Satu hal yang pasti kita butuh John Cena untuk lebih banyak lagi bermain dalam film-film sejenis.
Overall: 7/10