Meski menggunakan judul yang sama dengan film La Tahzan (2013) yang dibintangi Joe Taslim, versi terbaru ini sama sekali tidak memiliki hubungan cerita dengan pendahulunya. Judulnya sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jangan Bersedih”, namun ironisnya justru kurang relevan dengan isi film yang lebih menyerupai drama pelakor berbalut unsur mistis.
Kisahnya berpusat pada Alina (Marshanda) dan Reza (Deva Mahenra), pasangan harmonis dengan dua anak kecil. Kehidupan mereka berubah sejak kedatangan babysitter baru, Asih (Ariel Tatum), yang menyimpan maksud tersembunyi. Perlahan, intrik dan misteri mulai mengusik rumah tangga mereka. Sayangnya, alih-alih mengembangkan potensi drama dan pesan islami sesuai judulnya, film ini lebih sering terasa seperti sinetron yang dipindahkan ke layar lebar.
Meski begitu, ada beberapa sisi hiburan yang menyelamatkan, seperti celetukan jenaka dari para pemeran pendukung (Asri Welas, Benedict Siregar, Patricia Gouw) serta momen-momen tegang yang lumayan menghidupkan suasana, apalagi jika ditonton bersama-sama. Marshanda memberikan akting dramatis yang kuat, namun filmnya sendiri terasa ragu-ragu menentukan arah, terombang-ambing antara klenik dan drama rumah tangga. Penyelesaian akhirnya pun terkesan tempelan kutipan Islami untuk menambal alur yang goyah.
Hikmah yang ingin disampaikan sebenarnya bisa tersampaikan tanpa elemen mistis yang mendominasi. Apalagi dengan sutradara sekelas Hanung Bramantyo yang piawai meramu drama, rasanya sayang melihat potensi film ini kurang dimaksimalkan. La Tahzan akhirnya menjadi tontonan yang punya momen menghibur, tetapi tidak cukup meninggalkan kesan mendalam.
Rating: 6/10