Thursday, November 21, 2019

ULASAN: FROZEN 2



Film animasi Frozen (2013) dapat dikatakan sebagai masterpiece animasi original Disney di era modern, Frozen merupakan animasi peraih pendapatan gross tertinggi sepanjang masa mencapai 1,2 milliar USD (sebelum akhirnya The Lion King versi 2019 menempati peringkat pertama). Untuk ceritanya Disney mengambil inspirasi cerita Frozen dari dongeng Hans Christian Andersen “the Snow Queen” yang terbit tahun 1845. Dengan karakter-karakter yang kuat serta soundtrack yang “catchy”, Disney berhasil membuat cerita Frozen disukai banyak orang sehingga menjadi hit dan paling banyak dibicarakan di kala itu. Enam tahun berselang, Disney merilis sekuelnya, Frozen 2 yang tentu saja disambut gembira. Dalam sekuelnya kali ini semua pihak yang terlibat dalam film pertamanya kembali seperti sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee, produser Peter Del Vecho, penulis lagu Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez, serta komposer Christophe Beck. Begitu pun para voice cast dalam film pertamanya Idina Menzel, Kristen Bell, Jonathan Groff, Josh Gad, Santino Fontana, Ciarán Hinds, dan Alan Tudyk yang kembali mengisi suara karakter mereka. Kali ini mereka didukung oleh voice cast baru Sterling K. Brown, Evan Rachel Wood, Alfred Molina, Martha Plimpton, Jason Ritter, Rachel Matthews, dan Jeremy Sisto. Frozen 2 ini dirilis oleh Walt Disney Pictures di US pada 22 November 2019 dan ditayangkan di bioskop indonesia pada 20 November 2019.



Kisah dalam Frozen 2 mengambil setting waktu 3 tahun berselang dari kejadian di film pertamanya, Elsa dan Anna hidup damai bersama segenap rakyat Arendelle. Kristoff, Sven, dan Olaf juga telah tinggal bersama mereka di Arendelle. Suatu malam Elsa mendengar suara misterius dari utara yang memanggilnya dan bertekad untuk menyelidikinya. Hal ini karena ia teringat cerita masa kecil dari ayah dan ibunya yang mengatakan bahwa ada hutan misterius tempat tinggal rakyat Northuldra tetapi akses ke hutan tersebut telah tertutup oleh kabut magis. Bersamaan dengan suara misterius tersebut roh keempat elemen ternyata juga ikut terbangun, mereka lalu mendatangi Pabbie (Ciarán Hinds) sang pemimpin Rock Troll untuk mencari jawaban. Pabbie mengatakan mereka harus pergi ke hutan tersebut dan mencari jawaban di sana yang terkait masa lalu mereka sekaligus untuk membawa keseimbangan kembali bagi keempat roh elemen (air, api, angin, dan tanah/ bumi). Anna yang tidak ingin membiarkan Elsa mencari jawaban itu sendiri karena mengkhawatirkannya menemani Elsa bersama-sama Kristoff, Sen, dan Olaf. Akankah mereka berhasil menemukan jawaban misteri masa lalu mereka dan apa sebenarnya yang menanti mereka di hutan misterius tersebut?



Frozen 2 adalah sekuel yang memuaskan dan memberikan konklusi yang bagus untuk hal-hal yang belum terjawab dalam film pertamanya. Dari segi cerita benar-benar dikembangkan secara lebih luas walau tetap berpusat pada hubungan adik – kakak antara Elsa dan Anna. Dalam Frozen 2 penonton akan mengetahui mengapa Elsa memiliki kekuatan magis sedangkan Anna tidak, latar belakang orang tua Elsa-Anna yang kali ini dieksplorasi lebih banyak, dan adanya misteri yang harus diungkap oleh Elsa-Anna terkait keberadaan hutan misterius. Ketiga aspek tersebut mampu diramu menjadi cerita yang menarik dan tidak membosankan. Narasi cerita termasuk mudah diikuti mengingat ini adalah film yang targetnya anak-anak walau tema yang dibawakan kali ini lebih kompleks. Sementara itu cerita juga diperkaya dengan adanya subplot Kristoff yang berjuang untuk melamar Anna yang memberi dinamika yang menarik dalam cerita keseluruhan. Nuansa komedi ringan juga tetap hadir sepanjang film berkat kehadiran Olaf (Josh Gad) yang membawa suasana segar dan tidak terlalu kelam dalam film ini. Misteri dalam Frozen 2 seperti yang sudah dihadirkan dalam trailernya merupakan bagian paling menarik dalam film yang tidak bisa saya beberkan karena akan merusak keseruan film ini.



Semua aktor dan akris yang terlibat sebagai voice cast menampilkan emosi dan ansambel karakter yang sangat baik sepanjang film. Idina Menzel dan Kristen Bell sukses menghidupkan karakter Elsa dan Anna sebagai kakak beradik yang memiliki ikatan yang kuat, yang selalu hadir untuk menguatkan satu-sama lain ketika salah satunya berada dalam masalah. Elsa yang terkadang keras kepala namun punya kepedulian yang besar terhadap orang-orang di sekelilingnya yang ia sayangi dan Anna yang karismatik dan senantiasa mendukung Elsa serta menjadi moral compass bagi Elsa adalah hal yang ditekankan dengan jelas dalam film. Tingkah Olaf sebagai karakter yang lovable dan mencuri perhatian karena tingkahnya yang komikal namun polos, Kristoff yang pemberani namun grogi ketika berhadapan dengan Anna dan Sven sang rusa kutub sebagai sidekick Kristoff yang dapat diandalkan, ketiganya mampu mengimbangi tone serius dan mendukung cerita film ini. Kehadiran karakter-karakter baru yang diperankan oleh Sterling K. Brown, Jason Ritter, dan lainnya juga turut menambah semarak film ini. Sementara itu dari segi visual dan animasi, jeda selama enam tahun memberi dampak perubahan yang sangat kentara. Suasana musim gugur yang meliputi kerajaan Arendelle, animasi hutan misterius dengan warna-warni neon dan pastel yang cantik, hingga detil pada wajah Elsa, Anna, dan Kristoff bahkan pada rambut Elsa yang nampak mengagumkan. Tidak hanya itu saja, adegan-adegan aksi yang dilakukan Elsa kali ini terlihat lebih seru dan kaya warna dibandingkan film pertamanya dan benar-benar mengeksplorasi kemampuannya dalam memanipulasi air dan es. Untuk busana/ gaun yang digunakan Anna dan terutama Elsa terlihat mengagumkan dan sangat indah terutama ketika Elsa bertransformasi setelah mengetahui kebenaran soal jati dirinya yang sebenarnya.



Salah satu faktor kesuksesan Frozen adalah lagunya yang menginvasi pikiran penonton, lagu sensasional Let it Go menancap di benak penonton bagaikan rasa manis pada gula. Soundtrack untuk sekuelnya ini sepertinya tidak dapat mencapai keberhasilan yang sama seperti di film pertama tetapi Kristen Anderson-Lopez, Robert Lopez dan scoring oleh Christopher Beck mampu mengintegrasikan setiap lagu dan musik dengan sangat baik ke dalam narasi cerita. Into The Unknown yang kembali dinyanyikan Idina Menzel akan membawa nuansa kehangatan tersendiri ketika menyaksikan film ini. Lagu When I Am Older yang dinyanyikan Josh Gad/ Olaf juga menarik dan memberi kita refleksi mengenai sikap kita menghadapi perubahan dan kedewasaan. Yang juga patut disimak adalah lagu Lost in The Woods karya The Weezer yang dinyanyikan Kristoff dan Sven dengan mengambil setting lagu genre Ballad di mana Kristoff tidak banyak bernyanyi di film pertama.



Chris Buck dan Jennifer Lee berhasil mengemban tugas mereka dalam melanjutkan cerita animasi musikal yang fenomenal ini. Jika di film pertama, Anna dan Elsa menyelesaikan masalah mereka masing-masing secara terpisah maka di film ini mereka selalu bersama dan harus bekerja sama untuk menghadapi konflik dan misteri yang menyeruak. Benang merah yang menjadi fokus film pertama dan kedua tidak pernah hilang dan selalu tersurat dalam film yaitu mengenai hubungan persaudaraan yang dalam dan kuat antara Elsa dan Anna. Isu soal menghadapi masa lalu dan melakukan hal yang benar adalah dua hal yang menjadi tema utama yang dieksplorasi dengan baik dalam cerita. Melalui film kedua ini, Chris dan Jennifer ingin menekankan bahwa dalam hidup setiap orang akan menghadapi waktu di mana masing-masing kita akan menempuh jalan hidup yang membuat kita tidak bisa selalu bersama orang yang kita kasihi setiap waktu namun tidak berarti kita melupakan hubungan dan kasih sayang kita, itu semua adalah bagian dari proses menuju kedewasaan.


Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)

Subscribe to this Blog via Email :