Bagi sebagian orang faktor familiaritas dan popularitas cast yang bermain dalam film cukup berperan besar dalam menentukan apakah seseorang akan menonton film tersebut atau tidak. Tidak banyak aktor Hollywood yang tetap produktif hingga di usia lanjut, beberapa ada yang memilih pensiun dari kegiatan akting atau mereka beralih mengurus bisnis keluarga. Sir Ian Murray McKellen (Ian Mckellen) dan Dame Helen Lydia Mirren (Helen Mirren) adalah dua aktor veteran asal Inggris yang telah meraih berbagai penghargaan bergengsi baik di dunia teater dan perfilman tetapi mereka tetap produktif dan konsisten membintangi film-film berkualitas. Nah apa jadinya jika dua nama besar ini dipasangkan dalam sebuah film bergenre crime thriller? Dari trailernya terlihat film ini cukup menjanjikan dan menampilkan kesan misterius terutama dari segi cerita. Bulan November ini film berjudul The Good Liar yang menghadirkan duet akting mereka akan hadir di bioskop Indonesia, di US sendiri film ini telah dirilis pada 15 November. Film ini disutradarai oleh Bill Condon (Twilight, Dreamgirls, Beauty and The Beast) yang juga bertindak sebagai produser. Untuk screenplay film ini ditulis oleh Jeffrey Hatcher (The Duchess, Mr. Holmes)
Seorang con artist bernama Roy Courtnay (Ian McKellen) telah menjalani pekerjaannya bersama rekannya Vincent (Jim Carter) menipu orang-orang untuk menginvestasikan uang mereka ke dalam platform investasi rekaan yang sebenarnya adalah jebakan untuk mengambil uang mereka lewat serangkaian sandiwara dan penggunaan identitas palsu. Tujuannya agar para korbannya percaya mereka akan mendapat keuntungan berlipat ganda jika mereka melakukan investasi bersama Roy dan Vincent. Suatu waktu di tahun 2009, Roy bertemu dengan Betty McLeish (Helen Mirren) lewat aplikasi kencan online. Betty adalah mantan dosen sejarah di Universitas Oxford yang telah ditinggal mati suaminya selama setahun dan mewarisi harta senilai 2 juta poundsterling, melihat hal tersebut Roy menganggap Betty adalah mangsa empuk sekaligus peluang dia untuk pensiun dan hidup mewah. Langkah awal Roy mencari cara agar dapat tinggal serumah dengan Betty dan ia berpura-pura menderita cedera lutut sehingga Betty merasa kasihan padanya. Ide agar Roy tinggal serumah dengan Betty awalnya ditentang oleh Steven (Russel Tovey), cucu Betty, karena ia menganggap neneknya terlalu cepat percaya. Namun setelah berdialog dan diyakinkan oleh neneknya, Steven mulai menerima Roy dengan tetap mengawasi gerak-geriknya. Roy merasa ia akan berhasil menggasak uang warisan Betty dan mulai merencanakan plot bersama Vincent. Akankah rencana Roy kali ini berhasil dengan mulus atau ada sesuatu hal terkait dengan Betty yang tidak ia sadari? Apakah Betty betul-betul seorang janda dengan kehidupan normal yang polos dan dengan mudah dapat ditipu oleh investasi bodong rekaan Roy dan Vincent?
Dengan durasi film sepanjang 109 menit, ketika menonton anda harus cukup sabar karena di pertengahan film barulah inti cerita film ini dimulai. Bagian awal film ini lebih berfokus pada pengenalan karakter Roy dan Betty serta proses kedekatan antara kedua karakter ini. Seiring cerita bergulir, penonton juga diajak untuk ikut berpikir dan membuat teori/ hipotesa tentang siapa sebenarnya Betty dan ada rahasia besar apa yang disimpan olehnya. Jika anda sering menonton film genre seperti ini maka anda pasti menyadari bahwa petunjuk-petunjuk keanehan sudah terpapar tinggal tunggu pengungkapannya saja akan seperti apa. Misteri yang terkandung dalam cerita film ini merupakan nilai lebih dari film ini karena tetap tersimpan rapi hingga akhir cerita, sang penulis menggunakan timing pengungkapan misteri dengan sangat efektif dan sukses mengundang rasa penasaran penonton sehingga ketika misteri besar cerita film ini terkuak masih memberi kejutan yang tidak disangka-sangka bagi penonton. Alur cerita baru menjadi menarik dan tensinya semakin meninggi ketika masa lalu Roy terkuak yang ternyata baru kejutan di awal saja. Berangkat dari sana, penonton kembali diajak berpikir sembari membuat hipotesa baru yang nantinya akan diuji pada adegan final film ini. Walau minim aksi, namun sepak terjang dan kesadisan Roy dalam menyingkirkan orang yang tidak sepaham dengannya cukup membuat kaget dan meringis.
Kehandalan akting Ian McKellen dan Helen Mirren dalam film ini tidak perlu diragukan lagi, mereka masing-masing mampu menampilkan karakter yang meyakinkan dan membuat penonton terhubung. Ian McKellen termasuk aktor yang mampu menjelma menjadi karakter apa saja mulai dari mutan yang memiliki komplikasi moral hingga penyihir bijaksana, di film ini dia mampu berperan sebagai pria lansia berpenampilan baik di luar namun memiliki kekejian dan penuh tipu daya. Sementara Helen Mirren tampil prima sebagai seorang wanita lansia yang baik hati dan naif namun ternyata menyimpan rahasia yang tidak disangka. Keduanya merupakan aktor watak yang memiliki jam terbang tinggi sehingga peran yang ditampikan mereka dalam film ini pastinya cukup mengecoh penonton. Sebagai penonton kita akan sulit menilai baik McKellen maupun Mirren ketika mereka sedang jujur, berpura-pura, atau di antara keduanya. Russel dengan karakternya sebagai Steven memberikan dinamika menarik dalam cerita film yang ternyata karakternya pun menyimpan rahasia.
Cerita dalam The Good Liar diadaptasi dari Novel berjudul sama karya Nicholas Searle, yang mengeksplorasi mengenai dampak peristiwa ataupun trauma di masa lalu terhadap kehidupan seseorang. Bill Condon menggunakan pendekatan yang betul-betul mendayagunakan kemampuan akting kedua aktor utama film ini dari segi usia dan pengalaman mereka sehingga menjadi tontonan yang tetap memiliki daya tarik. Walau filmnya sendiri memiliki misteri yang sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dipecahkan namun adanya unsur sejarah yang dimasukkan ke dalam masa lalu kedua karakter memberi kedalaman terhadap cerita film itu sendiri. Film ini merupakan bukti nyata bahwa penampilan aktor senior tetap mampu memberikan nuansa cerita yang menarik dan berbeda asalkan didukung oleh jalan cerita yang solid. Usia tidak menjadi halangan bagi para aktor yang memang menjadikan akting sebagai jalan dan tujuan hidupnya.
Overall: 7/10
(By Camy Surjadi)